Love Rivals

192 19 6
                                        

Note : Alternative Universe, college!AU, cinta segi-banyak(?), many ships included (Taufan x Yaya, Fang x Yaya, Kaizo x Yaya, Halilintar x Ying, Taufan x Ying, Gempa x Ying, Fang x Shielda)

.

.

.

"Apa ada pertanyaan?"

Shielda menyelesaikan catatannya dengan terburu-buru sebelum mendongak. Matanya tertuju lurus pada Kaizo yang tengah mengamati para mahasiswa satu-persatu, menunggu ada yang mengajukan tangan.

"Kalau tidak ada, kelas kita akhiri di sini."

"Baik, Pak!"

Para mahasiswa segera memasukkan bukunya ke dalam tas. Kaizo mengancing map-nya, menenteng tas kecil di bahu. Shielda bergegas merapikan barang-barangnya kemudian pergi menyusul.

"Maaf, pak."

Kaizo menoleh dan mengernyitkan dahi pada Shielda. "Ya, kenapa?"

"Um, ada yang ingin saya tanyakan," Shielda bergumam gugup.

"Kenapa tidak di kelas? Jam sudah habis, saya tidak melayani pertanyaan."

"Ini soal organisasi," Shielda berujar cepat, berusaha menahan langkah dosen tampannya itu.

Kaizo menghela napas. "Itu juga bisa dibahas saat kegiatan organisasi. Saya tidak bisa membuang-buang waktu di luar jadwal."

"Ah, baiklah. Maaf sudah mengganggu waktu anda," gumam Shielda, menunduk malu.

"Ya. Sampai bertemu lagi nanti."

Shielda mengangguk. Ia tidak mengangkat wajah hingga Kaizo berlalu pergi meninggalkannya.

"Ah ... dia keren sekali."

Shielda mendesah. Ia hanya bisa mengagumi punggung Kaizo yang melangkah menjauh sebelum berbelok di koridor dan menghilang di antara kerumunan mahasiswa.

"Kenapa kau melamun di tengah jalan?"

"Oh, Sai." Shielda sedikit tersentak, lalu menggeleng. "Tidak. Aku baru saja keluar kelas."

"Kau sudah makan?" tanya Sai.

"Belum." Shielda memeriksa jam tangannya. "Aku mau beli makanan, lalu langsung pulang."

"Kau tidak ada kelas lagi setelah ini?"

"Tidak. Tapi aku sudah janji akan membantu Taufan dan saudaranya bersih-bersih unit."

"Oh, mereka jadi pindah?" Sai mengernyit.

"Ya, mereka sudah pindah sejak kemarin," kata Shielda. "Sudah, ya. Aku pergi dulu."

"Dasar."

Shieda berlalu begitu saja. Ia merutuk dirinya sendiri. Untung saja ia tidak ketahuan oleh Sai sedang mengagumi Kaizo dari kejauhan. Shielda terus berjalan dan memikirkan reaksi Sai sampai tak menyadari seseorang berjalan di depannya. Ia berhasil mengerem langkah tepat waktu sebelum menabrak.

"Oh, Fang."

"Shielda." Fang membelalak terkejut, lalu tersenyum lebar dengan mata antusias. "Bagaimana? Apa dia menyukai pemberianku?"

Shielda menghela napas. "Bisakah kau ajak aku ke suatu tempat dulu baru bicara?"

"Kenapa? Kita tidak bisa bicara di sini saja?"

"Kalau kau mau yang lain mendengar, ya tidak apa-apa."

"Tentu saja aku tidak mau." Fang mendengkus, mengeratkan tasnya. "Ayo."

Love AnglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang