Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Geisha - Cinta dan Benci
***
Bab 2 | Antara Benci dan Suka
Ketika benci dan suka tidak bisa di bedakan karena mereka berdua adalah kata yang tidak bisa dipisahkan
***
Dua bulan kemudian....
Akhirnya Rei di perbolehkan pulang setelah menjalani macam tes kesehatan medis di rumah sakit, dan sepanjang perjalanan pulang menggunakan mobil ia tampak menikmati perjalanan ini. Seolah semua serba sama tidak ada yang berubah sama sekali.
"Ini semua masih sama ya,"
"Yah. Tidak jauh berbeda,"
Semua tampak menikmati perjalanan pulang mereka. Sang Ayah sedang menyetir dan sedangkan sang Ibu sedang tertidur kayaknya beliau sangat lelah sekali hingga tertidur begitu pulas. Akhirnya mereka sampai di kediaman rumah mereka, rumah kenangan yang telah Rei tinggalkan selama beberapa bulan belakangan ini.
Rei melihat rumah ini tampaknya masih sama dengan yang dulu hanya saja sekarang lebih padatnya dari biasanya mungkin itu yang menjadi perubahan nya, hingga pada saat Rei membuka pintu rumah itu ia melihat sekeliling ruangannya dan semuanya masih sama. Ia mata nya teralihkan pada sebuah aquarium kecil yang telah berdebu.
"Tunggu, bukannya ini tempat untuk ikan mas itu. Terus Ikannya mana?" bingung Rei.
"Iya nak, Ikan itu telah lama mati pada saat kecelakaan itu terjadi. Kami harus bolak-balik rumah sakit untuk mengurus kamu hingga lupa memberi makan, dan akhirnya ikan itu mati," jelas Ibu Novia.
"Kuburannya dimana?"
"Di halaman belakang."
Mendengar halaman belakang Rei langsung berlari menuju tempat itu padahal dirinya masih belum pulih tapi mau mana lagi karena rasa kaget dan khawatir bercampur seolah-olah tidak percaya dengan perkataan sang Ibu. Rei masih mencari di sekitar halaman itu, rupanya banyak yang berubah apalagi dulu seingat nya ada beberapa tumbuhan tapi sekarang malah jadi sebuah tumpukan sampah.
Sampai akhirnya Rei menemukan sebuah gundukan tanah kecil yang ia klaim sebagai kuburan sang ikan mas jadi ia langsung berdoa layaknya mendoakan manusia.
Tiba-tiba.
"Andhira," panggilnya.
"Iya Yah."
"Maafin kami berdua, gara-gara kecelakaan tempo dulu membuat kamu seperti ini. Seandainya kalo bisa memilih lebih baik Ayah yang hilang ingatan bukan kamu, jalan kamu masih panjang dan sekali lagi ayah minta maaf," sesal Ayah Raden.
Mendengar penuturan itu Rei tertegun. Sebenarnya ia tidak menyalakan siapapun mungkin ini takdirnya dan ia juga akan segera baik-baik saja. "Ayah jangan merasa bersalah, lagi pula aku udah sehat-sehat saja jadi tenang. Aku akan mulai ini dari awal,"
"Baiklah, nak."
"Dan satu lagi Yah." Rei menggaruk kepalanya.
"Apa nak?"
"Jangan panggil dengan nama Andhira, terdengar agak gimana gitu. Panggil aja Rei biar lebih enak," pinta Rei.
"Baiklah nak."
***
Sekarang Rei berada di kamarnya. Nuansa kamar dengan cat warna Aqua yang mempresentasikan layaknya air dan langit yang menyatu. Kamarnya tampak berbeda apalagi dengan beberapa buku dan juga terdapat poster tentang biru nya laut. Rei melihat semuanya dan dalam pikirannya ia benar-benar tidak percaya ia bahwa dirinya ia begitu mencintai air apalagi renang.
Apalagi satu foto yang terdapat kata Quartet of the king Swim yang terpampang jelas disana. Namun sama sekali ia tidak ingat dengan apapun itu bahkan sepertinya ia mulai membenci air karena baginya air yang membuat ia kehilangan semuanya, kata kedua orang tuanya kecelakaan itu akibat jalan yang licin habis hujan deras.
"Gue benci air!"
"Gue benci air, gue benci renang, gue benci semuanya!!!"
Rei berteriak. Lalu ia segera keluar kamar dan meninggalkan rumah, untung saja kedua orang tua tengah keluar rumah katanya ia mau ke supermarket jadi ia memanfaatkan kesempatan untuk menghirup udara segar dan melupakan sejenak tentang air dan benci.
Langkah kakinya ternyata menuju sebuah pasar malam yang akan segera buka, di sana Rei singgah ke sana untuk mencari hiburan. Dan saat melihat ke sebuah stand yang berisi sebuah tempat yang terdapat macam-macam buku, baik Novel, komik, majalah dan koran. Dan disana ia menemukan sebuah halaman cover majalah yang berisi foto 3 orang cowok yang tidak asing.
Setelah di ingat-ingat mereka adalah orang-orang yang datang ke rumah sakit dan langsung memeluknya.
"Mereka?"
Majalah itu memuat sebuah berita yang dimana mereka akan siap mengikuti kegiatan kejuaraan renang estafet tingkat internasional. Jadi mereka harus berlatih sambil mencari satu orang yang akan di daulat menjadi anggota mereka terakhir.
"Andhira," panggil seseorang.
"Eh." Rei menengok kebelakang dan terlihat seseorang berambut klimis karena basah dengan menggunakan jaket olahraga sambil menenteng tas nya.
"Lo bener Andhira kan?" tanyanya dengan yakin.
"Yah bener. Tapi gue lebih enak di panggil Rei dari pada Andhira," jawabnya ragu.
"Oh oke. Rei, gue denger berita katanya lo sudah keluar dari rumah sakit dan ternyata kita tidak sengaja bertemu disini. Gue seneng lihat keadaan lo,"
"Hehehe. Makasih, tapi anu, kok lo tahu nama gue. Sedangkan gue gak tahu nama lo,"
Sosok itu malah tertawa ternyata tidak kenal maka tidak sayang. Kalau mau akrab harus perkenalan dulu, akhirnya sosok itu mengulurkan tangannya segera mengucapkan namanya.
"F."
"Hah!"
Suara mobil yang lewat membuat suara tidak terdengar jelas. Hanya huruf terakhir yang ia dengar dan mungkin nama itu entah berawal atau berakhiran huruf F.
"Kalo gitu gue tanya sama lo? Sekarang lo mau SMAN dimana soalnya pembelajaran udah mulai dari 3 bulan yang lalu,"
Rei mendadak bingung ia akan sekolah dimana, pasalnya pikiran ini di muat memori kelas 6 SD kalau secara pikiran ia mungkin harus masuk SMP tapi karena mengalami kecelakaan otomatis beberapa ingatan SMP hilang dan membuat dirinya harus melanjutkan belajar sebelum ia mengalami kecelakaan.
Jadi ia harus masuk SMAN. Dan jadi pertanyaan? Ia sekarang SMAN dimana? Sosok itu tidak merasa salah bahwa ia sudah membuat orang yang ada di hadapannya kebingungan. Situasinya mendadak beda dan pada saat hendak meminta maaf.
"Anu, gue permisi dulu." Rei pamit meninggalkan mereka.
Ia bergegas pulang ke rumah dan mulai mengadu kepada kedua orang tua nya tentang masalah sekolah. Akan tetapi mereka telah memasukkan Rei ke sekolah bermana SMAN Adiwangsa, sekolah yang terkenal dengan ekstrakulikuler bidang olahraga yang telah meraih beberapa prestasi bahkan ada yang sampai tingkat nasional.
Maka dari itu ia mulai belajar beberapa buku yang ada di rumahnya, katanya dulu ia anak paling rajin jadi wajar saja kalau di dalam kamarnya banyak sekali buku. Namun di sela-sela belajar ia sesekali mengutak-atik laptop dan mencari tahu tentang sekolah Adiwangsa itu.
Hingga ia menemukan sebuah blog yang menarik perhatiannya, bukan hanya artikelnya yang menarik namun ada sebuah video yang menampilkan keindahan itu sendiri seolah bebas melakukan apapun tanpa beban sama sekali.
***
Tbc.
Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up. Untuk cerita ini akan hadir setiap hari Jumat dan Minggu, dan jangan lupa baca teman-teman Lis juga yang lainnya yang tergabung dalam SPORT PROJECTS SERIES.
Mau tahu kisah selanjutnya seperti apa?
Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣Lis_author
KAMU SEDANG MEMBACA
SGS [6] Sport | Andhira Rei ✓
Novela JuvenilCover by : @itsme.naime "Mengukir prestasi dan ingatan di atas air secara bersamaan" *** Andhira Rei Saputra, anak cowok SMAN Adiwangsa yang kehilangan ingatannya pada saat hari kelulusan di SMP bukan hanya ingatan bahkan bakat berenang nya pun ikut...