Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : CJR - Lebih Baik
***
Bab 25 | Mana Lebih Baik
Tidak ada lebih baik kalau yang merasakan akan tersiksa seharusnya kita dukung dan berikan semangat
***
K
eesokan harinya Rei memutuskan untuk bertemu seseorang di suatu tempat dan benar dia memilih bolos untuk hari ini jadi dia tidak benar-benar masuk sekolah karena takut akan menjadi bahan omongan orang-orang apalagi setelah ia mendapatkan kembali ingatan nya yang dulu dan melupakan ingatan nya yang kemarin.
Rei mengamati salah satu rumah di sana dan dia sedang menunggu seseorang sambil menengok ke arah arloji nya yang di mana seseorang itu akan datang dalam beberapa menit lagi. Dan bener sosok itu datang bersamaan dengan turunnya ia menggunakan sepeda. Sosok itu menghela napas karena saking capeknya latihan-latihan dan latihan, pada saat hendak ia masuk tiba-tiba Rei mulai bergerak arahnya.
"Sikapmu masih sama ya," kata Rei
Tatapan terkejut mulai apa yang ditunjukkan namun melihat sikap dan nada yang baru diucapkan oleh seseorang yang ada di hadapannya membuat ia juga berubah sikapnya.
"Ada apa?"
"Gue mau bicara empat mata sama lo, Renz."
Akhirnya mereka berdua pun duduk di sebuah taman dekat rumah Renz, sambil menatap kearah jalanan bersamaan dengan semilir angin sore hari menambah kesan suasana pertemuan mereka berdua.
"Gue denger ingatan lo kembali?" tanya Renz.
"Pasti dari adik lo ya kan?" tanya balik Rei.
"Ya. Raut wajahnya berbeda dari biasanya setelah mendengar kabar lu hilang ingatan dan juga sekolah lo juga pindah Chelsea memutuskan untuk bersekolah di tempat lo juga. Entah kenapa dia menolak bersekolah di tempat gue kakaknya tapi katanya ia sekarang udah bisa cinta pacuan kuda daripada renang," jelas Renz.
"Dari dulu anak itu lebih cinta sama lumpur dari pada sama air. Dan btw gimana perkembangan renang Lo ada perbaikan?"
Mendengar penuturan itu Renz menatap Rei "Tanpa mendengar jawaban itu pun gue udah tau lo pasti sudah menjadi perenang profesional dan menjadi sorotan dalam dalam tim itu,"
"Apa?" Renz cukup terkejut dengan apa yang baru saja di ucapkan Rei.
"Lo senang kan kalo gue enggak ada di tim lo?" tanya Rei lagi.
"Bener banget. Anu, gue terima kasih atas apa yang terjadi ternyata pada saat lo mengalaminya kecelakaan dan hilang ingatan itu membuat gue mendapatkan tempat ini," jawab Renz.
"Tunggu maksud lo?"
"Dulu kan elo hanya bocah ingusan yang sering copy paste gaya gue,"
"Gue bukan bocah ingusan yang sering copy paste gaya lo. Gue sudah berubah, dan semuanya itu gara-gara pak Willy lo tahukan kalo Pak Willy itu orangnya seperti apa. Gue menjadi egois dan selalu mementingkan renang setelah kepergian lo. Tapi kenapa Pak Willy malah lihat nya sama elo sih. Andhira,"
"Andhira juga dulu dengan giat hingga sampe sekarang ini tapi Pak Willy selalu membanggakan lo setelah tim kami menjadi nomor satu. TAPI GUE TIDAK AKAN TINGGAL DIAM!"
GUE BUKAN PEMERAN PENGGANTI! AKAN GUE BUKTIKAN NANTI DI PERTANDINGAN!!!"
Rei sama terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Renz. Namun Rei malah menundukkan kepala dan mulai bangkit dari tempat duduknya
"Kalo gitu, selamat ya."
"Gue sudah keluar dari renang estafet,"
"Lo mau kabur?"
"SMAN Adiwangsa itu masih jauh untuk menang. Gue gak bisa main sama mereka yang memiliki kinerja dan latihan yang buruk," kata Rei dengan nada tinggi.
"Dan---"
"Gue benar-benar gak bisa."
Akhirnya Rei memutuskan untuk pergi meninggalkan Renz, ia benar-benar kacau hari ini ternyata seorang Renz telah berubah menjadi seseorang yang lebih tegas daripada dugaannya dulu. Tugas sempat memikirkan adiknya Renz yaitu Chelsea yang katanya satu sekolah dengannya.
Rei sudah memikirkan bahwa dirinya tidak akan masuk ke SMAN Adiwangsa dan juga sudah bertekad bulat bahwa dirinya akan keluar dari Renang estafet karena ia tahu SMAN Adiwangsa memiliki performa jauh daripada SMAN Buana Wijaya mulai dari fasilitas, pelatih dan strategi latihan yang memang jauh lebih baik.
Hingga akhirnya langkah kakinya pun sampai di rumahnya dan tiba-tiba Rei menangkap satu pembicaraan kedua orang tuanya.
"Sayang. Menurut kamu Andhira lebih bahagia yang mana?" tanya Novia.
"Soalnya ia lebih bisa menghabiskan waktu bersama kita dan lebih dekat dengan teman-temannya membicarakan soal estafet renang. Tapi dulu ia jarang sekali bergaul dan egois dengan dirinya sendiri. Jadi lebih baik apa ingatan tidak kembali," jelas Novia.
Rei mendengarnya sangat terkejut pasalnya kedua orang tuanya kini membanding-bandingkan sifatnya yang sekarang dengan sifatnya yang lain.
"Huys! Jaga bicaramu sayang. Tidak ada yang lebih baik, harusnya kita terus berada di samping anak kita," jelas Raden.
"Iya sayang. Maaf," sesal Novia.
Setelah pembicaraan itu berlanjut Rei yang mendengarkannya di balik pintu mulai mengepalkan kedua tangan merasakan sesak kesal dan amarah di dalam dada ia ingin berteriak sekeras-kerasnya tidak peduli di depannya orang tuanya atau siapapun yang terpenting sekarang adalah dirinya hanya ingin sendiri.
"APA MAKSUD KALIAN!"
"MANA YANG LEBIH BAIK?MEMBANDING-BANDINGKAN GUE DENGAN GUE YANG LAIN? YANG TAHU GUE ADALAH DIRI GUE SENDIRI? TINGGALKAN GUE SENDIRI. GUE GAK AKAN IKUT RENANG ESTAFET LAGI"
Rei marah dan bergegas menuju ke kamarnya bahkan ia membanting pintu pada saat membuka dan menutupnya. Kedua orang tuanya yang mendengar bahwa sang anak menguping pembicaraannya terkejut tidak main dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Ia langsung mendaratkan tubuhnya di atas ranjang terus berkomat-kamit mengumpat setelah apa yang didengarkan olehnya tentang siapa yang lebih baik dan apa yang terjadi dengan dirinya yang lain. Ia tidak bisa berpikir jernih rasa-rasanya ia sudah muak dengan semua ini.
Air matanya pun tidak keluar karena sudah tertutup oleh amarah yang sangat dahsyat hingga akhirnya pada saat ia membuka mata dengan posisi tubuh terlentang. Ia melihat sebuah surat yang tergantung dipaku karena merasa aneh akhirnya ia mengambil surat itu dan mulai membacanya.
Temukan dan Lihat apa yang ada di kotak sepatu
Setelah membaca surat itu, Rei langsung bangkit dan mencari di mana kotak sepatu yang dimaksud di dalam surat itu. Hanya satu tempat yang ia tahu di mana menyimpan kotak sepatu, yaitu di bawah lemari besar. Rei menemukan kotak sepatu itu dan membukanya terlihat ada sebuah memory card yang telah bersatu dengan salah satu flashdisk di sana.
Karena penasaran akhirnya Rei mengambilnya dan langsung menyimpan kotak sepatu itu ke tempat semula. Ia beralih menuju meja belajar dan mulai mengambil laptop yang ada di sana dan lalu Rei menancapkan flashdisk itu kepada laptop dan mulai mencari file apa yang ada di sana.
***
Tbc.
Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi. Sesuai janji di bab sebelumnya bahwa Lis akan double up Jadi gimana kalau kalian jadi Rei lebih baik kalian pilih yang mana? Ingatan sekarang yang dimana sikap yang ceria ? Atau Ingatan masa lalu yang dimana sikap egoistis?
Jangan lupa vote and coment👧
Tinggalkan Jejak 👣Lis_author
KAMU SEDANG MEMBACA
SGS [6] Sport | Andhira Rei ✓
Fiksi RemajaCover by : @itsme.naime "Mengukir prestasi dan ingatan di atas air secara bersamaan" *** Andhira Rei Saputra, anak cowok SMAN Adiwangsa yang kehilangan ingatannya pada saat hari kelulusan di SMP bukan hanya ingatan bahkan bakat berenang nya pun ikut...