05

169 30 3
                                    

Kelas ramuan pagi ini bersama anak Hufflepuff telah selesai, tak seperti biasanya pansy tak punya minat sama sekali untuk menjahili susan Bones yang merapat ke dinding sambil menunduk saat Pansy lewat.

"Parkinson"

Pansy berbalik dan melihat Astoria yang berjalan menghampirinya.

"Aku ingin bicara-"

"Penting?" tanya Pansy datar

"Mungkin...sebenarnya aku hanya ingin minta maaf-"

"Soal apa?"

"Aku dengar hubunganmu dan Draco tidak baik karena aku, aku akan bicara pada Dra.. -"

"Sadar diri juga kau?" potong Pansy, "Aku tidak peduli, terserah" katanya cepat lalu dia berlalu pergi.

"Sialan Greengrass,, mau jadi pahlawan hah?!" guman Pansy menggerutu sepanjang perjalanannya lalu dia berhenti di depan lapangan Quiddich, memperhatikan mereka latihan cukup lama. dia ingin berlalu pergi saat dilihatnya Draco juga berada disana tapi Adrian Pucey nampaknya menyadari kehadirannya karena dengan tiba-tiba pansy dikejutkan dengan Adrian yang turun dari sapu terbang di depannya.

"Kau Sibuk Pansy?"

"Nampaknya tak juga" katanya melanjutkan.

"kenapa?" tanya Pansy

"Mau menonton aku latihan? Sebagai permintaan"

"aku menonton darisini" kata Pansy tapi Adrian sudah memegang pergelangan tangannya dan menariknya menuju kursi penonton.

"Duduk pansy, betismu nanti sakit kalau kelamaan berdiri dan besok senyum yah
, belakangan ini kuperhatikan senyummu kurang" Kata Adrian dan setelah mengatakan itu dia kembali menaiki sapunya dan mengudara.

Draco sejak tadi mengamati dari sudut matanya, dia merenungi perkataan Cassie kepadanya terakhir kali, "Kau tidak merasa kehilangan sesuatu?" Draco berpikir Cassie ada benarnya saat Pansy tak lagi mau berbicara dengannya, saat Pansy tak menempel kemanapun dia pergi saat dia menjahili anak anak lain tanpa Pansy, dan dia tidak bisa membedakan kacang segala rasa, rasa apel hijau tanpa bantuan Pansy.

Setelah latihan Quiddich selesai Pansy berjalan berdampingan bersama Adrian di depan Draco yang berjalan berdua bersama Cassie.

"Kenapa?" tanya Cassie pada Draco yang fokus mengamati mereka dengan wajah tak senang, "Baru menyadari kesalahanmu? "

"Aku Butuh dia tak lebih dari teman baik" kata Draco ketus lalu dia berjalan cepat dan dengan sengaja menyenggol bahu Pansy.

"Bajingan ini" kata Pansy galak dengan suara yang masih dapat di dengar Draco.

Berbulan bulan berlalu, Pansy Dan Draco tak pernah lagi bicara, setiap Draco datang bergabung ke ruang rekreasi Pansy akan beranjak pergi, dan Draco benci dia harus memakan kacang rasa rumput yang diberikan Theodore karena dia tak bisa membedakannya.

"Ambil sendiri Draco, aku bukan Pansy"

Bukan Draco Malfoy namanya kalau dia tidak keras kepala dan ingin menang sendiri, Cassie lebih suka Pansy dia tahu dan dia cukup tidak tahan saat Cassie juga menghilang darinya seperti Pansy.

Seperti pagi ini saat Draco tak berminat untuk sarapan ke Great Hall dia meminta Cassie mengambilkannya apel hijau.

"Minta tolong saja pada Astoria, biasanya juga dia yang ambilkan untukmu"

"Astoria tak jahat Cassie"

"Dia memang tak jahat, yang jahat disini kan kau"

Setelah kejadian di kementerian sihir, yang membuat ayahnya Lucius Malfoy ditahan di Azkaban Draco semakin menjauh dari sekitar, berita itu sudah menyebar ke satu sekolah bahwa Voldemort benar-benar bangkit dan Lucius Malfoy seorang pelahap maut. Cassie ikut bersama Potter ke kementerian, menyaksikan sendiri ayahnya yang berada diantara para Pelahap Maut lainnya, Draco menerima Howler dari Lucius karena itu, karena dia lalai dan tak bisa menjaga adiknya dengan baik sehingga Cassie bisa sampai terjun kedalam bahaya karena mengikuti Potter.

YOURPHILE | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang