Tiga tahun lebih sudah berlalu sejak perang Hogwarts, hampir setiap hari Pansy bolak balik dari Gringgots ke Kementrian sihir menunggui seseorang yang sekarang sedang duduk di depannya untuk makan siang bersama.
"Bagaimana Harimu Draco?"
"sama saja"
"Kau tahu besok hari apa? " tanya Pansy dan Draco tersenyum kecut.
"Ulang tahun, Cassie"
"Ulang tahunmu juga" timpal Pansy sambil menyeruput butterbeer miliknya lalu dia menatap Draco yang daritadi memperhatikannya, "Kenapa?"
Draco mengulurkan sapu tangannya pada Pansy sambil menunjuk sudut bibirnya, "Kau dan Cassie punya satu kesamaan tiap makan"
"Apa?"
"Selalu belepotan"
"Kalau dia ada disini dia akan secantik apa Pansy? "
"Draco..." panggil Pansy lirih, meraih tangannya untuk digenggam, "Cassie pasti juga tidak ingin kau sedih"
Dalam bayangannya Draco melihat Cassie yang duduk di depannya. Bagaimana Draco yang senang setiap melihat paras cantiknya membuatnya berdoa setiap saat agar adiknya itu diberikan kebahagiaan dan semua yang dia inginkan terpenuhi. Cassie yang selalu ditemuinya lewat time turner. Dia hancur tidak masalah tapi jangan adiknya, tapi dunia sekali lagi membawanya pergi jauh dari Draco.
"Pansy kau teman terbaik yang aku miliki"
"Bisa kita lebih dari teman?" tanya Pansy tiba-tiba, mereka berdua membeku, tatapan mereka saling terkunci sebelum Draco mengatakan, "Tidak" dengan mata sendunya yang tak lama membuang arah.
"Kau selalu memperjelasnya untuk yang kesekian kali-"
"Tapi kau tetap tidak berhenti" potong Draco.
"meski begitu itu tidak ada gunanya.. Draco"
"Aku tahu Pucey menyukaimu sejak di Hogwarts dulu, kenapa tidak dia saja? Dia mencintaimu Pansy, aku tidak" kata Draco, pansy mengusap cepat air matanya yang tiba-tiba jatuh.
"Aku tidak ingin mengulang membaca buku dari awal"
"jika tak kau temukan akhirnya, bukankah harusnya kau beralih pada buku yang lain? Sudah kutemukan buku dan ceritaku sendiri Pansy, dan aku ingin kau juga begitu"
"Maaf Pansy, aku tidak ingin kau tersakiti meski sudah kulakukan" kata Draco lalu dia bangkit berdiri, "Aku punya janji dengan Astoria" katanya lalu pergi membayar makanan mereka, tanpa mengatakan apapun lagi.
Pansy terisak sambil menunduk rasanya sakit sekali saat Draco mengatakan itu di depannya langsung. Kita tidak bisa mengendalikan perasaan kita untuk jatuh cinta pada siapa, meski terlihat bodoh, memang selalu ada konsekuensi di dalam cinta.
Pansy pernah dengar seseorang bilang padanya bahwa cara terbaik untuk meninggalkan seseorang yang sudah meninggalkan kita itu dengan bertemu orang baru, mungkin itu benar tapi tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya tidak semudah itu, Pansy tak bisa melakukannya meski dia tahu cinta Draco hanya untuk Astoria yang dikaguminya sejak dulu. Seberapa keras dia berusaha untuk menjadi seperti Astoria tetap tak akan ada gunanya karena dia bukan Astoria.
Pansy tak begitu suka rambut panjang tapi dia memanjangkan rambutnya karena Draco bilang perempuan rambut panjang lebih menarik di matanya, satu hal yang telat disadari Pansy adalah bahwa perempuan berambut panjang itu Astoria.
Seminggu sudah dia tak lagi berbicara dengan Draco sejak percakapan mereka di restoran hari itu, Pansy tak lagi menunggui Draco di depan kementerian sihir untuk makan siang, itu sudah bukan lagi tugasnya. Sekarang semua tugas mengkhawatirkan Draco itu sepenuhnya milik Astoria, Pansy berjalan tanpa arah disepanjang Diagon Alley hingga dia berhenti di depan Weasley wizard Wheezes, toko milik kembar Weasley.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURPHILE | COMPLETED
FantasyPansy parkinson yang mencintai sahabat baiknya Draco Malfoy jatuh dan dipatahkan berkali kali oleh orang yang sama tak membuat perasaannya berubah. "Tidak bisakah kau melihat kepadaku sekali saja Draco ?" "Pansy aku tidak mencintaimu" - - - Bukan k...