Di salah satu sisi Great Hall, sebuah meja panjang telah dipinggirkan untuk memberi ruang pada kerumunan siswa. Pansy, Draco, Blaise, dan Theodore duduk di sana, memperhatikan dengan saksama Piala Api yang berkobar di tengah-tengah ruangan, memancarkan cahaya biru keperakan yang hampir menakutkan.
Draco melirik ke arah Pansy yang duduk di sebelahnya, wajahnya menyiratkan sedikit kekhawatiran. “Kau lihat adikku tidak?” bisiknya, suaranya hampir tenggelam oleh keramaian di sekeliling mereka.
Pansy, dengan gerakan halus, menunjuk ke arah pintu masuk Great Hall. Draco mengikuti arah jarinya dan melihat Cassie yang baru saja melangkah masuk, senyum manis menghiasi wajahnya saat dia berjalan di samping Cedric Diggory.
"Cedric juara Hogwarts!” seru Ernie Macmillan dengan penuh semangat, dan para pendukung Cedric langsung bersorak sorai, suara mereka memenuhi ruangan seperti gelombang yang menerjang. Draco menatap dengan mata yang menyipit ketika Cedric dan Cassie saling bertukar senyum. Ketidakpuasan menyelimuti wajahnya saat Cedric memasukkan namanya ke dalam Piala Api.
"Diggory sialan!" Draco mendesis, tak bisa menyembunyikan rasa tak sukanya.
Theodore, yang duduk tak jauh darinya, tersenyum miring. “Jika Diggory terpilih sebagai juara Hogwarts, Cassie pasti akan semakin tergila-gila padanya,” katanya dengan nada sengaja memanas-manasi, matanya melirik ke arah Blaise yang duduk di sebelahnya.
Sementara itu, Pansy memperhatikan Fred dan George Weasley yang tengah bersiap melakukan sesuatu di dekat Piala Api. “Apa yang dilakukan kembar Weasley itu?” tanyanya, matanya menyipit penuh kecurigaan.
"Siap?" kata Fred penuh semangat kepada sekongkolnya. "Ayo kalau begitu... aku duluan..."
Fred, dengan semangat yang hampir menggebu, mengeluarkan secarik perkamen dari sakunya, tertulis jelas "Fred Weasley-Hogwarts." Ia melangkah maju, tampak seperti seorang penyelam yang bersiap terjun dari ketinggian, berdiri berjingkat di tepi lingkaran pelindung Piala Api. Semua mata di Great Hall tertuju padanya, menahan napas.
Dalam sepersekian detik, Pansy sempat berpikir Fred berhasil. George bahkan sudah mengeluarkan pekik kemenangan dan melompat mengikuti langkah kakaknya. Tapi seketika, terdengar suara desis keras, dan si kembar Weasley terlempar dari lingkaran emas dengan kekuatan tak terlihat, terhempas ke lantai batu yang dingin sejauh tiga meter. Tawa meledak memenuhi Aula, dan sebagai tambahan, terdengar bunyi ‘plop’ keras, saat janggut putih panjang muncul di dagu keduanya
Suasana berubah riuh oleh tawa siswa-siswa. Bahkan Fred dan George tak bisa menahan tawa mereka sendiri saat bangkit dan saling melihat janggut mereka.
“Hahaha... Lucu sekali,” Theodore terbahak, menepuk-nepuk punggung Pansy yang langsung membalasnya dengan jitakan di kepala.
“Orang tolol,” komentar Draco dengan nada datar, berusaha terlihat tak peduli, meskipun Pansy tahu dia menahan tawa.
Malam Halloween di Hogwarts seolah berlangsung lebih lama dari biasanya. Aula Besar dipenuhi oleh makanan lezat dan dekorasi yang meriah, tetapi Draco tak bisa benar-benar menikmati suasana. Di sekelilingnya, semua orang tampak bersemangat, leher-leher mereka tak henti-hentinya dijulurkan, berharap untuk melihat momen besar ketika Piala Api membuat keputusannya. Namun, Draco duduk dengan gelisah, pikirannya tak sepenuhnya tertuju pada pesta.
Akhirnya, piring-piring emas kembali kosong dan berkilau bersih. Suara-suara di dalam Aula Besar semakin keras, tetapi langsung diam begitu Dumbledore bangkit. Di kiri-kanannya, Profesor Karkaroff dan Madame Maxime tampak sama tegangnya seperti semua orang.
Ludo Bagman berseri-seri dan mengedip kepada berbagai anak. Tetapi Mr Crouch rupanya tak tertarik, dia malah tampak agak bosan.
"Nah, Piala Api sudah hampir siap mengambil keputusan," kata Dumbledore. "Kuperkirakan masih perlu satu menit lagi. Setelah nama-nama para juara dibacakan, kuminta mereka maju, berjalan di depan meja guru, dan masuk ke ruang berikut"-dia menunjuk ke pintu di belakang meja guru "di situ para juara akan menerima instruksi pertama mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURPHILE | COMPLETED
FantasyPansy parkinson yang mencintai sahabat baiknya Draco Malfoy jatuh dan dipatahkan berkali kali oleh orang yang sama tak membuat perasaannya berubah. "Tidak bisakah kau melihat kepadaku sekali saja Draco ?" "Pansy aku tidak mencintaimu" - - - Bukan k...