06

200 31 2
                                    

Pansy merasa heran atas tingkah laku Draco belakangan ini, meski merasa dilukai Pansy tetap tidak bisa untuk tidak mengkhawatirkannya. Draco tak lagi berbaur dengan mereka, awalnya Pansy mengira itu karena dirinya tapi dia juga mengelak dari Astoria, bahkan Draco tak menghiraukan saat Astoria menyapanya.

Pansy berusaha keras selama beberapa Bulan ini untuk bersikap biasa saja dan tidak peduli pada Draco, meski matanya selalu mengawasi, Dia diam bukan berarti tak memperhatikan.

"Kurasa Astoria dan Draco berkencan" kata Cassie suatu hari ketika mereka menghabiskan waktu di ruang rekreasi setelah mandi sore.

"Kurasa.." Pansy memandang kesekeliling, tidak ada orang disana selain mereka, "aku memergoki Astoria yang beberapa kali terlihat keluar dari kamar Draco-"

"Kau tak masalah dengan itu Pansy?"

"Yah mungkin dia hanya akan membuangku saat tidak dibutuhkan lagi"

"Karena itu ikuti saja saranku, ayo belajar mencintai orang yang mencintaimu saja.. Jangan kejar cinta kakakku, dia bajingan Pansy"

"Aku akan pikirkan lagi, sekarang tidak bisa, hatiku tidak goyah"

Tanpa terasa tahun ke enam mereka akan berakhir begitu saja. Pansy tengah berada di Hospital wings menjaga Cassie yang baru saja mengalami cedera karena jatuh dari sapunya saat pertandingan Quiddich.

Draco menitipkan Cassie pada Pansy, entah apa yang dilakukannya karena dia hilang timbul seperti hantu, kembali hanya untuk mengecek keadaan Cassie sebentar lalu dengan wajah cemasnya yang terlihat kebingungan dia pergi kembali.

"Sebenarnya kau ini sedang apa?" tanya Pansy galak saat Draco datang lagi dan mengecek Cassie untuk yang ke sepuluh kalinya.

"Aku tidak pergi lagi, kau bisa istirahat Pansy, terima kasih" kata Draco datar, dia menggenggam tangan Cassie dan sesekali menciuminya.

"Aku pergi" kata Pansy

Saat menyusuri koridor yang cukup sepi, Pansy dikejutkan dengan kemunculan Adrian yang tiba tiba.

"Mau mati kau ha?!" seru Pansy kesal, Adrian tertawa tanpa suara.

"Pansy ayo jalan jalan" kata Adrian bersemangat.

"Aku tidak terlalu berminat tapi boleh juga" kata Pansy menyetujui, Adrian senang, terlukis dari sudut bibirnya yang terangkat ke atas.

Blake lake menjadi tempat Favorit Pansy, saat malam suaranya terlihat tenang dari  sini, meski dia bisa melihat isinya langsung dari jendela kamar asrama mereka yang menyuguhkan langsung isi Blake lake, tak seindah luarnya memang, lebih tepatnya mengerikan.

"Jangan dekat dekat danaunya Pansy, saat malam banyak binatang berbahaya tak terlihat" kata Adrian sambil menarik Pansy sedikit menjauh.

Mata mereka bertemu sebentar sebelum Pansy membuang muka, menoleh ke arah lain. Adrian tak berkutik, matanya tak dapat teralihkan dari wajah rupawan wanita di depannya, hanya dengan penerangan sinar bulan, angin pelan berhembus meniup rambut hitam legam Pansy yang tumbuh lebih panjang.

Cantik.

"Berhenti memperhatikanku " ucap Pansy, matanya mengamati ujung sepatunya.

"Sinar apa itu?" tunjuk pansy pada langit saat dia mendengar suara lengkingan samar samar, "Arah sinarnya dari menara Astronomi"

Kilau terang muncul di langit, mata Pansy dan Adrian fokus mengamati, mereka terbelalak saat cahaya terang itu membentuk tengkorak dan ular yang keluar dari mulutnya.

"Tanda kegelapan, bagaimana bisa ada di Hogwarts?"

"Ayo pansy" kata Adrian cepat, memegang pergelangan tangan Pansy, mereka memasuki koridor dan Adrian menarik Pansy cepat untuk bersembunyi. Di ujung sana sekelompok orang baru saja keluar dari Hospital wings dan memporak porandakan sekolah. Suara terbahak bahak seorang wanita terdengar semakin lama semakin keras diiringi pekikan mantra mantra yang dikeluarkan. Hogwarts kacau.

YOURPHILE | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang