10

167 29 0
                                    

Hari pernikahan Cassie akhirnya datang juga, sejak berhari hari semua orang ikut sibuk untuk mempersiapkan satu hari spesial ini.

Menjadi seorang penggiring pengantin menjadi sebuah kehormatan besar untuk Pansy, Cassie terlihat enggan menatap Pansy sejak tadi meski mereka berada di ruangan yang sama, sedang menunggu pengantin wanita dipanggil masuk menuju altar pernikahan. Lucius malfoy terlihat tegang berdiri di sudut ruangan, tidak pernah menyangka dia akan mengiringi putrinya untuk diserahkan pada Potter.

"Jangan merusak hari pernikahanmu Cassie, Potter akan sedih melihat pengantinnya tak terlihat bahagia, seakan kau terpaksa menikahinya " ujar Pansy sambil merapikan gaun milik Cassie.

"Harusnya kau tidak pergi setelah aku menikah.." gerutu Cassie kesal, mukanya berkerut masam.

"lalu kapan? Menunggu kau punya anak dulu?.."

"Iya harusnya begitu saja.."

"Lagipula aku sudah menunda kepergianku Cassie, sudah ditetapkan bahwa lusa aku harus berangkat"

"Kau yakin? Soal pekerjaanmu yang baru?"

"akan penuh petualangan kurasa"

"Petualangan apanya, kau hanya disuruh menangkap penjahat yang hilang, itu berbahaya pansy, meski kau selalu berhasil setiap kita bermain petak umpet, tapi itu tidak seperti itu. " gerutu Cassie

Menatap raut wajah sedih Draco saat adiknya dinyakan resmi sebagai seorang istri, pansy tersenyum. Lalu diperhatikannya orang-orang di sekitar, sedikit membuat sedih bahwa dia akan pergi dan mungkin tidak melihat wajah-wajah ini lagi.

Keesokan harinya setelah semalaman mereka beramai ramai menginap di Malfoy manor, berpesta hingga menjelang pagi, pansy berbicara dengan Narcissa bahwa dia harus mempersiapkan diri untuk pindahan besok pagi.

"Kenapa dadakan sekali dear?" tanya Narcissa lembut, matanya berkaca dia seperti mendengar kabar anaknya akan pergi, "Bagaimana bisa aku melepaskanmu sendirian diluar sana? Kau tidak bisa melakukan banyak hal sendiri Pansy"

"Kalau begitu biarkan aku belajar mandiri" kata Pansy

"Kau beritahu Draco? Apa katanya?.." tanya Narcissa, Pansy menggeleng tapi mata Narcissa beralih menatap yg lain.

"Apa yang tidak kau beritahukan padaku Pansy?" tanya Draco yang berdiri bersama Astoria.

Pansy berbalik dan menatap Draco sendu, Draco pergi lebih dulu meminta Pansy untuk mengikutinya.

"Jelaskan!"

"Aku pindah tugas ke macusa"

"Kau sebelumnya di Gringgots, jelas sekali berbeda dengan macusa"

"Aku melamar di departemen misteri, dan setelah diterima aku tentu harus pergi"

"Kau gila?!" bentak Draco marah, "Kau jelas-jelas tidak cocok untuk itu.. Jika alasan kepergianmu karena aku, harusnya kau bicarakan denganku Pansy.."

"Alasan ku bukan kau, hidupku tidak hanya berputar padamu Draco" kata Pansy penuh penekanan. "Lagipula bisakah kau berhenti bersikap seperti itu?"

"Bersikap seperti apa maksudmu?" tanya Draco tak senang.

"Kau sendiri tau apa maksudku, aku sudah cukup sadar jika kita cuma sahabat, dan seorang sahabat tak seharusnya mengekangku dengan memberi harapan harapan palsu" jawab pansy sama tak senangnya.

"Aku begitu karena aku memang menyayangimu sebagai sahabatku saja, kenapa pula kita harus kehilangan satu sama lain coab?!" Draco menaikkan sedikit suaranya.

Pansy balas berteriak, "Itu masalahnya! Aku tak pernah menganggapmu hanya sebagai sahabatku!"

"Terserah kau saja, kalau kau pergi persahabatan kita berakhir sampai disini saja" kata Draco lalu pergi begitu saja.

YOURPHILE | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang