BAB IV (PESAN MISTERIUS)

598 21 0
                                    

Kring....

Seorang gadis yang masih berada di dalam selimut hangatnya terbangun dari tidurnya dan mematikan alarm paginya yang berbunyi.

"Hoaamm...hm? Masih jam setengah enam, apa aku memasang nya terlalu pagi" kata gadis itu.

Ting

Ia pun mengambil ponselnya setelah mendapat notifikasi pesan dan disana tertera nama sahabat kecilnya, Sofie.

Sofie
Laura kau tidak lupa kan hari ini ada bimbingan cepatlah datang jika kau ingin lulus

Unknown
Hm baiklah aku sedang dalam perjalanan


Sofie
Yasudah kutunggu di kampus ya

Unknown
Iya

L

aura pun langsung bergegas menuju kamar mandinya untuk melakukan ritual paginya, lalu sarapan dan setelah itu gadis itu pun langsung berangkat menuju kampus nya.
.
.
.
.
"Lihatlah orang yang katanya sedang dalam perjalanan baru sampai jam segini" kata Sofie.

"Hehe baiklah baiklah maafkan aku ya aku terlambat" kata Laura.

"Yasudah ayo kita masuk" kata Sofie dan dibalas anggukan oleh Laura.

Mereka berdua pun tiba ditempat yang sudah dijanjikan dengan dosen pembimbing mereka, sambil menunggu dosen, mereka pun menyiapkan materi yang akan diberikan kepada dosen mereka.

Ting

Satu notifikasi yang membuat Laura mengambil ponsel di sampingnya dan ia pun langsung membulatkan mata nya setelah tahu siapa yang mengiriminya pesan.

"Ada apa Laura? Kau sakit?" Tanya Sofie.

"Aku baik-baik saja aku akan pergi ke toilet dulu" kata Laura.

Sesampainya di toilet ia pun langsung masuk menuju salah satu bilik kamar mandi dan mengunci pintunya. Ia masih tidak percaya dengan siapa yang mengirimi pesan tersebut.

Hai sweety apa kabarmu, kau merindukanku? Aku akan kembali padamu cintaku...

Begitulah isi pesan tersebut, gadis itu pun mulai gemetar ketakutan dan mulai meneteskan air mata.

Drrtttt...drrrtt....

Ponselnya bergetar, ia kembali melihat ponselnya dan disana tertulis nomor tidak dikenal, tanpa berpikir panjang ia pun langsung menolak panggilan tersebut.

Drrtttt...drrtttt...

Ponselnya kembali bergetar dan dengan berat hati ia pun mengangkat telepon tersebut.

Halo....

Tidak ada jawaban

Hai, kau merindukanku sayang?

....

Kau tidak akan bisa lepas dariku sayang, kau pikir kita sudah putus? Tidak semudah itu sayangku...kau milikku dan kau hanya ditakdirkan untukku, jadi aku akan kembali padamu sayang

Laura langsung mematikan telefon nya secara sepihak dan langsung mematikan ponselnya, Ia pun keluar dari kamar mandinya dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci mukanya, setelah itu gadis itu pun langsung kembali ke tempatnya.
Dan ternyata dosennya sudah tiba disana.

"Kau baik-baik saja? Kau tampak pucat" tanya Sofie.

"Aku baik-baik saja, tadi aku hanya sakit perut" bohong Laura, Sofie pun berohria.

Selama pembimbingan Laura tidak henti-hentinya memikirkan kejadian barusan, bayangan masa lalu nya kembali terlintas di dalam otaknya. Tidak, ia tidak akan kembali lagi pada jeratan iblis itu, tidak akan pernah.
.
.
.
.
.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu Kai?" Tanya Jason.

"Kenapa? Apa aku tidak boleh tersenyum?"timbalnya.
"Kau menyeramkan" ujar Jason.

"Meski menyeramkan tapi aku tetap tampan kan?" Ujar Kai tersenyum jahil pada Jason, dan itu membuat Jason bergidik geli.

"Kau benar-benar sudah tidak waras" kata Jason.

"Ya tapi aku tidak sepertimu yang hanya memikirkan soal balas dendam" kata Kai.

"Cih diamlah brengsek,lebih baik kau bantu aku untuk membuat rencana selanjutnya, Kai" kata Jason.

"Huh, aku tidak ingin membantu mu, aku tidak ingin dalam bahaya lagi, aku masih menyayangi nyawaku" ujar nya sambil melangkah keluar dari ruang kerjanya.
.
.
.
.

Di sebuah ruangan kantor bernuansa klasik terlihat Darren yang sedang berkutat di depan laptop nya. Ia merasa lelah dan sesekali memijat pelipisnya yang terasa pusing.
Ia pun menyenderkan kepalanya di kursi.

Entah kenapa setelah kejadian itu ia selalu memikirkan soal Laura, sekuat apapun ia mencoba melupakan nya seolah-olah gadis itu memiliki magnet sehingga ia tidak bisa melepaskan gadis itu dari pikirannya.

"Huh...ada apa denganku" katanya.

Ia pun kembali kepada laptopnya namun bukan untuk kembali bekerja, melainkan untuk mencari tahu tentang gadis itu.

Ia pun mencari tahu akun sosial media gadis itu dan akhirnya ia menemukan nya.
Dilihatnya profil gadis itu membuatnya tersenyum tipis. Lalu ia melihat beberapa postingan gadis itu

"Cantik" pujinya.

Darren melihat sebuah kantung berisikan obat yang sama sekali belum ia buka, ia mengambil kantung itu dan membukanya, entah apa yang sedang dipikirkan nya, ia meminum obat itu dan mengolesi lukanya dengan salep pemberian gadis itu. Setelah itu ia pun tersenyum puas.

"Terimakasih Laura"

TBC

SWEET BUT MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang