BAB VI (MUSUH YANG SAMA)

417 15 0
                                    


Sesampainya di mansion, Darren dan Laura pun keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam mansion tersebut.

Mereka disambut oleh beberapa pelayan yang menunduk hormat pada mereka.
Darren pun langsung membawa Laura menuju ruang kerjanya.

Ia langsung mendudukkan dirinya dan Laura di sofa, "tolong ambilkan minum" ucap Darren pada pelayannya

"baik tuan" jawab pelayan tersebut.

Darren pun menggenggam tangan Laura untuk menenangkannya.
"Sudah tidak perlu dipikirkan" ucap Darren lembut.

"Terimakasih Darren, maaf sudah merepotkan mu" kata Laura.
"Sama sekali tidak merepotkan, anggap saja aku membalas budi karena kau telah menolongku waktu itu" jawab Darren.

Seorang pelayan pun masuk sambil membawa sebuah nampan.

"Terimakasih,kau boleh keluar" ucap Darren dan dibalas anggukan oleh pelayan itu.

"Ini minumlah" kata Darren sambil menyodorkan minum pada Laura, "terimakasih" jawabnya.

Tok tok tok

Sebuah ketukan membuat keduanya menoleh ke arah pintu.
"Darren, aku...oh? ada tamu rupanya" ucap Daniel, "ada apa?" Tanya Darren.

"Ada yang ingin Kubicarakan dengan mu" ucap Daniel.
"Kita bicarakan diluar" jawab Darren

"tunggu sebentar ya" ucap Darren pada Laura,"hm baiklah" jawab Laura sambil mengangguk. Darren dan Daniel pun keluar dari ruangan itu.

Tak lama kemudian Darren pun kembali masuk ke dalam ruangannya,
"Kau menunggu lama?"tanya Darren pada Laura, dan gadis itu menggeleng "tidak" jawab nya singkat.
"Menginap lah disini malam ini, aku sudah menyiapkan kamar tamu untukmu" tawar Darren, "eh? Tidak perlu aku akan pulang saja" tolak Laura

"Kau yakin? Bisa saja orang itu masih berada di apartemen mu, menginap lah untuk semalam". Belum sempat membuka suara, Darren pun kembali berucap "tidak merepotkan sama sekali, tenang saja" kata Darren seolah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh Laura. Dengan terpaksa ia pun harus mengiyakan perkataan Darren.

"Baiklah, terimakasih Darren" kata Laura. Darren pun hanya mengangguk mengiyakan.

.
.
.
.
.
Brakk

Pintu di dobrak dengan sangat kasar menampilkan seorang pria berhoodie hitam dengan wajah yang babak belur.

"Kau mengejutkan ku Kai ada apa dengan mu dan kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Jason.

"Bukan urusan mu" jawab Kai dengan nada dingin, Kai yang masih tersulut emosi pun melampiaskan amarahnya dengan membanting dan mengacak-acak barang di sekitarnya.

"Hey tenang bung ada apa dengan mu", ujar Jason.

"Aku kehilangan gadisku lagi" kata Kai.

"Siapa?Laura?" Tanya Jason.
"Jangan pernah sebut namanya dengan mulut kotor mu itu Jason" kata Kai.

"Ini semua karena dia, karena dia aku kehilangan gadisku lagi, aku tidak akan tinggal diam, aku akan mengambil kembali apa yang sudah menjadi milikku, lihat saja Handerson" sambungnya.

Jason pun menyunggingkan senyum liciknya, "Ho...sepertinya kita punya musuh yang sama Kai" Kata Jason.

"Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk menghancurkan Handerson, dan kau bisa mengambil kembali gadismu itu" tawar Jason.

"Dalam mimpimu Jason" kata Kai sambil mengelang keluar.

"Lihat saja Kai, cepat atau lambat kau pasti akan memohon padaku untuk meminta bantuan" ucap Jason sambil menyunggingkan smirknya.

Kai pun melangkahkan kakinya menuju mobil dan pergi ke sebuah bar, hanya sekedar untuk menenangkan pikirannya. Tidak peduli dengan penampilan nya yang kacau dan wajahnya yang babak belur.

Selama perjalanan, ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi
tidak peduli dengan kendaraan di sekitarnya.

Kau mengajakku berperang rupanya Handerson

TBC

SWEET BUT MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang