BAB V (MALAM MENEGANGKAN)

490 18 0
                                    

Tok tok tok

"Masuk" ujar seorang pria.

"Ada apa Daniel?" Tanya pria itu.

"Aku ada laporan Darren" jawab Daniel.

"Apa itu?" Darren kembali mengajukan pertanyaan. Daniel pun memberikan sebuah map pada Darren.

"Daftar senjata api kita yang telah dicuri, meskipun tidak semuanya tapi tetap saja kita mengalami kerugian sebesar 25 juta dollar" Ujar Daniel.

"Kau sudah mencari tahu siapa yang menyeludupkan nya?" Tanya Darren

"Belum, tapi ada satu orang yang ku curigai, dan aku akan menyelidiki orang ini" kata Daniel.

"Cari tahu sampai dapat, tangan ku sudah gatal ingin menghabisi nyawa seseorang" kata Darren sambil menyunggingkan smirknya.

"Baik" jawab Daniel dan langsung keluar dari ruang kerja Darren.

Darren pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya, ia pun memasukkan nomor setelah itu menekan tombol untuk memasuki ruang tersebut, setelah pintu terbuka disana ada beberapa catatan kasus yang pernah dialami nya dan beberapa foto orang yang diyakini adalah musuhnya.

"Sepertinya aku juga memikirkan hal yang sama denganmu Daniel" ucapnya sambil tersenyum licik.
.
.
.
.
.
Di dalam kamar, Laura yang sedang mengerjakan tugas akhir nya dikejutkan oleh suara ketukan dari luar apartemen nya, sudah sekitar 10 menit orang itu menggedor pintu apartemen nya tanpa berhenti, merasa risih ia pun memakai headset di telinganya agar tidak terganggu.

Ting

Satu pesan masuk dari ponselnya

Ia melihat pesan tersebut dan alangkah terkejutnya ia siapa yang mengirim pesan tersebut.

Sayang aku didepan apartemen mu, kau tega membiarkan aku disini semalaman?

Ia pun langsung menjatuhkan ponsel nya saking terkejutnya dan orang itu pun memberi pesan lagi.

Dalam hitungan ketiga kalau kau tidak membuka pintu ini aku akan membakar apartemen ini sayang
Satu....dua....

Laura pun mulai bingung apa yang harus dilakukannya melihat ancaman orang tersebut, dengan terpaksa ia pun mendekati pintu dan melihatnya dari balik pintu dan benar saja ia melihat seorang pria berbadan tegap menggunakan Hoodie berwarna hitam sedang berdiri di depan kamar apartemen nya.

Ia pun langsung menjauh dari arah pintu saat melihat orang itu mulai menggedor pintunya lagi.

"Ya Tuhan apa yang harus kulakukan" Ucapnya lirih

merasa panik Laura pun kembali masuk ke kamar lalu tak lupa menguncinya, setelah itu ia pun masuk ke dalam lemari pakaiannya.

Brakkk

Tak lama kemudian ia mendengar suara pintu di dobrak dan ia menduga bahwa orang tersebut sudah mendobrak pintu apartemen nya.

"Seseorang tolong aku, apa yang aku kulakukan" ucapnya sambil menangis.

"Sayang.... Dimana kau...."

"Apa kau sedang bermain petak umpet?"

"Kau tahu kau sangat payah dalam permainan petak umpet"

Pria itu mulai menggedor pintu kamarnya.

"Sayang aku tahu kau di dalam, cepatlah keluar sebelum aku rusak pintu ini" kata pria itu.

Laura pun hanya bisa menutup mulutnya menggunakan tangannya.

Tolong aku

Brakk

Pintu itu berhasil di dobrak.

"Sayang.... Dimana gadis nakal ku ini..." Ucap pria itu.

Tuhan tolong aku

Merasa tidak mendengar suara, Laura pun sedikit bernafas lega.

Brakk

"Ketemu"

"Aaaaaa......"
.
.
.
.

"Lepaskan aku,lepas" kata Laura sambil berusaha melepaskan genggamannya nya dari pria itu.

"Aku tidak akan melepaskan mu sayang, kau milikku dan kau harus ingat itu" ucap pria itu

"Lepas brengsek" ucap Laura, namun usahanya sia-sia mengingat tenaga pria ini lebih kuat dibandingkan dengan nya.

"Lepaskan aku kumohon Lepaskan aku, jangan sakiti aku kumohon, Kai" ucap Laura ditengah-tengah tangisnya.

"Aku tidak akan melepaskan mu lagi sayang, kita akan bersama lagi seperti dulu" ucap Kai.

"Tidak!!!!!"

Buagh

Tubuh Kai tersungkur akibat pukulan keras dari arah belakang.

Buagh
Buagh
Buagh

Merasa tidak puas orang itu memberikan pukulan bertubi-tubi pada wajahnya.
Merasa sudah cukup ia pun membawa Laura untuk keluar dari tempat itu dan membiarkan Kai yang
sudah tak berdaya.

"Kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" Tanya orang itu memastikan

"Aku baik-baik saja terimakasih, Darren" jawab Laura sambil menangis. Darren pun mengusap wajah mulus itu menggunakan jarinya, "sudah jangan menangis kau aman sekarang" dan pria itu langsung menarik Laura ke dalam dekapannya menenangkan gadis itu.

"Aku takut hiks hiks" kata Laura di sela-sela tangis nya.
"Sstt...aku disini, tenanglah" jawab Darren sambil mengelus punggung gadis itu.

Darren pun menangkup wajah laura dengan kedua tangannya
"Kita ke rumahku ya"tawar Darren dan dibalas anggukan oleh Laura.
Mereka pun menaiki mobil Darren dan langsung menuju mansion pria itu.

TBC

SWEET BUT MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang