BAB IX (MILIKKU)

484 10 0
                                    

Setelah kejadian itu, hubungan Darren dan Laura menjadi semakin dekat, bahkan mereka menjadi semakin akrab setiap harinya.

Bahkan saat pagi hari Laura yang sedang bersiap-siap ke kampus nya dikejutkan dengan suara notifikasi dari ponselnya

Darren
Aku di depan apartemen mu, turunlah

"Apa-apaan orang ini?" kata Laura.

Ia pun langsung bergegas keluar apartemen nya dan segera menemui pria itu.

Benar saja Darren sudah menunggu disana sambil menyender pada mobil hitam miliknya.

"Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini?" Tanya Laura.

"Menjemput mu" Jawab Darren.

"Padahal aku bisa naik taksi, aku tidak ingin merepotkan mu" kata Laura

"Sama sekali tidak, tenang saja" kata Darren sambil membukakan pintu untuk Laura.

"Masuklah" kata pria itu

Laura pun menghela nafas nya lalu masuk ke dalam mobil pria itu
"terimakasih" katanya.

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara sampai akhirnya....

"Apa makanan kesukaanmu?" Tanya Darren.

"Makanan yang layak dimakan" jawab Laura, Darren pun langsung menghelakan nafasnya.

"Maksudku yang menjadi favorit mu" kata Darren.

Laura pun menempel kan jari nya di dagu sambil berfikir, "apa ya..." Katanya

"Aku suka makanan manis" kata Laura

"Seperti apa?makanan manis itu banyak" kata Darren.

"Kau ini, aku kan sudah memberitahu mu, lagipula untuk apa kau menanyakan makanan favorit ku?" kata Laura.

"Baiklah baiklah"kata Darren.

Tak lama setelahnya mobil itu pun tiba di kampus.

"Terimakasih atas tumpangannya" kata Laura.

"Aku akan menjemputmu nanti" kata Darren, "tidak perlu, aku bisa pulang sendiri" tolak Laura.

"Aku tidak ingin orang itu mengganggu mu lagi Laura, sepertinya kau orang yang cukup ceroboh, dan untuk berjaga-jaga aku akan mengantar jemput mu, oke?" kata Darren.

Darren pun mendekatkan dirinya ke arah Laura sambil berbisik, "Turuti perkataan ku, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu"

Laura yang mendengar itu pun langsung keluar dari mobil, dan langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Darren pun tersenyum tipis.




Sepanjang perjalanan menuju ke kelas Laura tak henti-hentinya menggerutu hingga membuat orang-orang disekitarnya keheranan.

"Apa-apaan dia itu, tidak ingin terjadi sesuatu padaku katanya,aku bisa menjaga diri ku kok,pakai bilang aku ini ceroboh segala, memangnya aku ini anak kecil apa" kata Laura.

"Yah meskipun ku akui dia sempat menolong ku waktu itu dan aku harus berterimakasih pada nya" sambungnya.

Di sisi lain Darren tak henti-hentinya mengulas senyum

"Menggemaskan"

.
.
.
.
.

Jam kuliah pun berakhir, Laura pun langsung mengemas barangnya dan langsung bergegas untuk pulang.

"Laura, kau kemana saja? kemarin aku menelepon mu berkali-kali tapi tidak diangkat dan aku juga mengirim mu  pesan tapi tidak di balas" kata Sofie

"Kemarin ponsel ku rusak" bohong Laura

"Rusak? Sepertinya sebelum-sebelumnya baik-baik saja" kata Sofie

"Eh, itu....soal rusak kan siapa yang tahu, ponsel ku mati mendadak sampai akhirnya aku pergi untuk memperbaiki nya" ucap Laura meyakinkan.

Sofie yang menyipitkan matanya ke arah Laura dan membuat Laura meneguk ludahnya kasar.

"Baiklah, aku percaya" kata Sofie, Laura pun menghela nafasnya lega

"Ayo pulang" ajak Sofie, Laura pun mengangguk, mereka pun keluar dari kelas mereka.


Saat mereka tiba di depan kampus, Laura melihat pria yang tidak asing baginya, Yap pria yang sudah berjanji untuk mengantar jemput nya.

"Laura, lihatlah pria tampan itu, siapa dia?" Tanya Sofie, "tidak tahu" kata Laura, Laura pun membalikkan badan dan setelah itu....

"Laura" Darren memanggil Laura, hingga membuat gadis itu terpaksa berbalik badan.

"Laura kau kenal dengannya?" Tanya Sofie, Laura tidak menjawab

Darren pun mendekati keduanya.

"Aku menunggumu, Laura" kata Darren

"Laura, siapa pria ini? kenapa dia menunggumu?" Tanya Sofie heran

"Aku kekasihnya" kata Darren, Laura pun membulatkan matanya.

"Kekasih? Kau tidak bilang kalau kau punya kekasih" kata Sofie pada Laura

"Namaku Sofie, aku sahabat nya Laura" kata Sofie sambil mengulurkan tangannya pada Darren, Darren pun membalas uluran tersebut, "Darren Handerson" jawabnya

"Ayo kita pulang Laura" kata Darren.

"Aku..." Belum sempat menjawab Sofie pun mendorong kecil punggung gadis itu, "sudah, sana pergi berkencan atau apalah nikmati waktu kalian berdua, aku pergi dulu dah... " ucap Sofie, dan ia pun meninggalkan Darren dan Laura.

"Tunggu, Sofie" kata Laura, tapi Sofie sudah pergi menjauh.

Laura pun melirik tajam ke arah Darren, "apa maksud mu bicara seperti itu?!" Kesal Laura, "kenapa?" Kata Darren seakan tidak bersalah

"Ah sudahlah aku malas berdebat denganmu" kata Laura, sambil berjalan mendahuli pria itu.







Darren pun mengantar pulang Laura, namun bukan mengantar ke apartemen nya melainkan Darren membawanya ke sebuah hotel, "kita dimana?" Tanya Laura, Darren hanya diam dan tiba-tiba ia menarik tangan Laura keluar dari mobil.

"Darren apa yang..." Seolah tidak membiarkan gadis itu berbicara, Darren pun menarik pergelangan tangannya dengan kasar lalu membawanya ke sebuah kamar lalu masuk ke kamar itu, dan setelah itu menutup pintu tersebut lalu mengunci nya.

Lalu ia membanting tubuh Laura ke atas kasur dan mengunci pergerakan gadis itu, "Darren apa yang kau lakukan?!" Tanya Laura panik, tanpa berpikir panjang Darren pun mencium bibir Laura dengan kasar

Laura yang terkejut pun membelalakkan matanya dan berusaha memberontak, hingga gadis itu kehabisan nafas Darren pun menyudahi ciuman itu.

"Kau milikku Laura...."

TBC

SWEET BUT MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang