BAB XIX (LUKA)

171 9 0
                                    


Dorrr!

"Kak Hanna!!! "

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Hanna sudah lebih dulu tertembak di bagian kepala.

"Kak Hanna!!, Darren kita bawa ke rumah sakit. " ucap Laura.

Darren pun sama terkejut nya dengan Laura, namun tanpa sengaja netra nya menangkap seseorang yang bersembunyi dari balik pohon menggunakan pakaian serba hitam, ia yakin orang itu lah yang sudah menembak Hanna.

Namun saat ini Darren tidak punya waktu untuk mencari tahu soal orang itu, ia langsung menggendong Hanna dan memasukkan nya ke dalam mobil.

Laura pun duduk di kursi belakang untuk menemani kakak ipar nya.

Laura merobek ujung pakaiannya dan membaluti kepala Hanna untuk mengurangi pendarahan.

"Kakak bertahanlah, Darren bisa lebih cepat kumohon. " ucap Laura.

Darren langsung menambah kecepatannya. Laura pun memeluk tubuh Hanna yang sudah tidak sadarkan diri.

Tak lama mereka pun tiba di rumah sakit, Hanna langsung dilarikan ke ruang operasi untuk ditangani. Darren dan Laura pun menunggu di depan ruang operasi.

"Laura!!! "

"Ayah, kakak."

"Laura, dimana Hanna? Bagaimana keadaannya? " tanya Louis dengan raut wajah panik.

"Kakak, kak Hanna, dia... dia... " ucap Laura terbata-bata.

"Tenangkan dirimu Laura, sekarang kita tunggu saja sampai dokter kaluar. " ucap Izekel.

Louis dan Laura pun duduk di kursi tunggu, Darren yang melihat gadisnya pun merasa iba dan ia pun berjongkok di hadapan Laura lalu menggenggam tangannya.

"Semua akan baik-baik saja, jangan khawatir " ucap Darren menenangkan.

"Darren, aku takut. " ucap Laura, Darren yang merasakan tangan gadisnya gemetar pun berusaha untuk menenangkannya. Darren paham apa yang saat ini dirasakan oleh Laura, melihat seseorang tertembak di depan mata nya pasti membuat Laura trauma.

Cup

Darren pun mencium tangan Laura sebari mengelusnya.

Setelah sekitar satu jam mereka menunggu akhirnya dokter pun keluar dari ruang operasi. Mereka pun langsung menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan istri saya dokter? " tanya Louis.

"Kami sudah mengeluarkan peluru dari dalam kepala pasien tetapi peluru yang dilesatkan mengenai otak sehingga menyebabkan rusaknya seluruh saraf dalam tubuh, selain itu pasien juga mengalami pendarahan yang cukup serius sehingga pasien kehabisan banyak darah, kami sudah berusaha mengehentikan pendarahan nya namun sayang nyawa pasien tidak bisa diselamatkan." jelas sang dokter.

"Tidak mungkin... " ucap Laura sambil menutup mulutnya tidak percaya, Darren pun memegang bahu Laura untu menenangkannya.

"Tidak... Ini tidak mungkin... istri saya pasti masih bisa diselamatkan kan, KATAKAN PADAKU DIA MASIH BISA DISELAMATKAN!!!" ucap Louis sambil menarik kerah dokter itu.

"Louis tenangkan dirimu. " ucap Izekiel yang berusaha untuk melepaskan cengkraman Louis dari kerah dokter itu.

Izekiel pun merengkuh tubuh putranya.

"Ayah...Hanna dia sudah.... " ucap Louis yang terisak di dalam pelukan sang ayah.

Begitu juga dengan Laura yang juga terisak dalam pelukan Darren, Darren pun berusaha untuk menenangkan Laura.

SWEET BUT MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang