Pukul 18.44 sebelum makan malam,
Lenna yang baru sampai pulang kerumah, berjalan letih menaiki tiap anak tangga menuju kamarnya yang berada dilantai tujuh.
Fati, pembatu rumah tangga yang membukakan pintu rumah saat Lenna masuk, terus mengikuti Lenna dari belakang sembari bertanya-tanya mengenai "Bagaimana hari ini?"
"Apakah ada hal baru?"
"Siapa orang menjengkelkan yang Nona temui hari ini?" dan lain sebagainya.Mungkin terdengar cerewet dan terkesan ikut campur. Namun bagi keluarga Beardsley, apa yang dilakukan Fati merupakan suatu hal menarik yang juga membuat keluarga ini bisa tetap hidup layaknya keluarga manusia pada umumnya. Dan semua orang-orang keluarga Beardsley menyukainya, meskipun jarang ada yang merespon semua pertanyaan-pertanyaan tersebut.
"Bi, aku mau langsung istirahat aja ya. ga selera makan juga..." kata Lenna.
"Tapi Nona, di kondisi Nona saat ini Nona perlu menambah stamina" pungkas Fati.Lenna meneguk sebotol air minum rasa lemon. Beberapa saat lalu, di jalan selepas pulang sekolah. Lenne bertemu beberapa orang yang membagikan minuman gratis sebagai bentuk promosi produk, membagikannya pada orang-orang yang berlalu-lalang.
"Aku termasuk beruntung" senang Lenna mendapat minuman secara percuma.Gluk gluk gluk...(minum) Aah.. "Aku mohon, Bi" mengusut air di bibirnya, Lenna harap agar Fati tidak mempermasalahkan lebih jauh. Lenna tidak ingin menarik perhatian siapapun.
Fati mengerti, menganggukan kepala "Selamat beristirahat, Nona"
Lenne tersenyum, "Iya bi".
"Saya permisi" undur diri, kembali ke lantai satu untuk menyiapkan malam malam.
Tiba waktu makan malam....
Diruang makan, kursi-kursi yang ada hanya terisi empat kursi saja dari delapan kursi yang ada disekeliling meja makan yang besar.
Evan salah satu si kembar yang baru selesai urusan dari kantor polisi, Jayden yang baru pulang selepas selesai urusan bisnis, Andrian yang selalu sibuk dan terakhir yang menepati kursi utama kepala keluarga Beardsley generasi ke-7 saat ini, Carlo Putra Beardsley.
Jika kalian bertanya-tanya seperti apa ekspresi Carlo saat ini? Mungkin, Andrian anak pertama yang dapat menjadi cerminan wujud nyata dari Carlo itu sendiri, jadi tak perlu dijelaskan ekspresi apa yang dimiliki oleh Carlo (kaku, wajah yang menyebalkan dan membosankan tapi tampan).
Awalnya makan malam berlangsung seperti biasa, namun dipertengahan makan malam. Carlo memerhatikan sesuatu.
"Fati" panggil Carlo.Fati mendekat dan mendengar, "Ada apa, Tuan?".
Canggung, Carlo berfikir panjang atas apa yang akan dirinya ucapkan. Sekitar 11 menit telah berlalu dan akhirnya, "Dimana Lenna?" tanya Carlo.
"Tuan.. Nona tiba dikediaman sekitar pukul 18.44 dan mengatakan ingin langsung istirahat. mungkin Nona lelah selepas pulang sekolah" ungkap Fati, laporan selesai.Hm, Carlo menompang dagu dan melihat kearah Evan, "Lelah ya... aku dengar Lenna mendapatkan masalah ketika berangkat sekolah. Apakah ini imbas karena itu?....!".
Evan terbebani (memalingkan wajahnya), "Lenna bai(memalingkan wajah)k-baik saja kok ayah, Ukh!".
"Ada orang yang sikapnya lancang pada Lenna, jadi aku memukulnya sampai babak belur dan karena tidak ada kak Jayden aku cemas"
"Seperti bukan kamu, Evan" (Andrian).
"Habisi saja" ucap Andrian. Masih santai memakan porsi makan malamnya.Hening.
BRAK! Gerutu "Kakak fikir mudah hah! Tanpa kaka beritahu-pun aku akan lakukan, tapi adik bungsu mencegah ku" Tsk! "Apabila orang itu melapor ke polisi, aku ingin melanjutkannya tapi nihil!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter 1 : Killer Family Obsession
Mystery / Thriller⚠⚠ Pemberitahuan ⚠⚠ Cerita ini mengandung unsur adegan 18+ tidak diperuntukan untuk anak dibawah umur!! (bacalah cerita sesuai umur kalian, okey) Sinopsis: Apakah kalian pernah membayangkan hidup diantara para pembunuh? Pernahkah berfikir, apa alasa...