Dini hari pukul 03.13 pagi.
Lenna terbangun, merasa pusing dan mual. Langit-langit kamar yang nampak berputar-putar, ditambah lagi dirinya sama sekali tidak dapat mengingat apapun yang terjadi kemarin sebelum tertidur.
"Aduh, kepala ku pusing!" mengacak-acak rambut.
Diam, teringat hal lain "Tanggal berapa ya sekarang?" bola mata Lenna yang bergerak kesana-kemari, berfikir. Geser ke sisi tempat tidur, Sek-stop! Lenna diam mematung. Perasaan Lenna berkata ada sesuatu yang sama sekali tidak Lenna ketahui. Ada didekatnya. Gerakannya tertahan oleh sesuatu.
Sebagai pemilik kamar, Lenna tau persis benda-benda apa saja yang ada didalam kamarnya sendiri, termasuk bantal dan lain sebagainya. Namun tidak ada namanya "guling" yang terdapat pada nama-nama benda didalam kamar Lenna, apalagi sesuatu benda yang Lenna rasakan terasa berat sehingga sulit bagi Lenna mendorong benda tersebut dengan tubuh Lenna.
Lalu, apa yang menyangah sisi tempat tidurnya?!
Hantu? (bergidik) Lenna takut-takut menoleh.
Tiba-tiba....
"Lenna kamu sudah bangun?"
Hah?! (Lenna).
Tatapan terkejut pada seseorang yang tepat berada disamping Lenna dan juga satu kasur DENGAN KU!!?? Syok.
"Kamu bangun pagi-pagi sekali" ucek-ucek mata, melihat Lenna yang pasang ekspresi terkejut.
Kyaaaaa!!! Ada laki-laki dikamar ku!! Teriak Lenna.
Bundaaaa...! Tolong....! Kyaaakk.....
Teriakan Lenna yang begitu keras, membuat jiwa Evan bangun seutuhnya (terkejut luar biasa). Hingga ia binggung harus berbuat apa.
Hiiiiih!!! Bunda.....! Kyaaaa (takut, panik maksimal).
Buk! Puk-buk!..."Pergi-pergi ini kamar ku! aku perempuan, Sedang apa laki-laki disini kayak.....aaahhh" lempar bantal dan benda apapun yang dapat dilempar pada orang-orang yang menurut Lenna tidak sepantasnya berada didalam kamarnya yang seorang perempuan.
Andrian terbangun, mencoba menenangkan Lenna malah ikut panik sekaligus binggung "Dek, kami hanya---"
"Pergi.....!" kaki Lenna tending menendang tak karuan, agar tidak ada yang mendekat-dekat. Kemudian Lenna sekuat tenaga menarik semua laki-laki yang berada didalam kamarnya keluar kamar.
"Hanya-hanya...apa!? Ini kamar ku, HUH!" nyolot (Lenna).
"Aku dan kakak nginap semalam kok dikamar mu" kata Ravi, menutup kedua telinga yang terasa sakit akibat mendengar teriakan keras Lenna.
HAH!? Kerut kening, "Dasar mesum!" BRAK! (banting pintu).
Haahaahhaah, "ASTAGA..." hooshh-ukh! (sesak)
"Kok bisa sih mereka masuk kamar ku? Aku lupa kunci pintu ya..." (Lenna) bersandar serta terduduk dibelakang pintu. "Tenaga ku terkuras hanya dengan berteriak? Haha" aneh, benar-benar apa yang terjadi kemarin?!. Lenna mencoba lagi dan lagi, kemungkinan ada petunjuk yang dapat menjelaskan apa yang sebenar-benarnya tengah terjadi.
"Argghh kepala ku, sakit...!" (pegang kepala).
Suara ribut terdengar dari luar kamar Lenna, Lenna yang tentu dapat mendengar keributan tersebut hanya menyimak sembari pijat-pijat terapi kepalanya sendiri, harap-harap pusing dikepala hilang dalam sekejap.
Langkah kaki mendekati pintu kamar Toktok...tok (ketuk pintu) "Lenna...."
"Ini Kak Andrian, Len..?" (Andrian).ceklek ceklek! (pintu terkunci) "Bisa kamu buka pintu nya? Sebentar, Len"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter 1 : Killer Family Obsession
Mystery / Thriller⚠⚠ Pemberitahuan ⚠⚠ Cerita ini mengandung unsur adegan 18+ tidak diperuntukan untuk anak dibawah umur!! (bacalah cerita sesuai umur kalian, okey) Sinopsis: Apakah kalian pernah membayangkan hidup diantara para pembunuh? Pernahkah berfikir, apa alasa...