Hari kamis, terhitung sudah empat hari Lenna masuk sekolah sebagai salah satu murid baru di sekolah menengah atas (SMA) swasta, sekolah elite yang memiliki banyak pengaruh, berisikan anak-anak yang dapat diperkirakan di masa depan akan menjadi politikus, kreator, seniman, pejabat pemerintah, dan lain sebagainya. Faktor demikian itu berasal dari asal latar belakang keluarga anak-anak yang bersekolah disana.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Sky-Elite, terletak dipusat kota.
Dan tepat di hari ini, Lenna telah beranggapan masa-masa SMA-nya tidak akan berjalan lancar. Mengapa? Penyebabnya tak lain adalah tingkah kakak-kakak lelakinya yang sering kali bertingkah diluar nalar perkiraan Lenna.
"Kakak akan menunggu, jadi sekolahnya jangan lama-lama" kata Ethan, yang bertugas kawal Lenna pada hari ini.
Haaa, Ampun deh! Yang paling menyusahkan lagi dan lagi, yaitu kakak keenam Lenna, Ravi. dikarenakan Lenna dan Ravi sekolah di sekolah yang sama, alhasil keduanya tak hanya bertemu di kediaman saja.
"Aku risih" ungkap Lenna, dalam benaknya.
Lenna fikir semenjak hari senin yang mengejutkan, Ravi akan menghindari bertatap muka dengannya. Tapi berbeda, nyatanya....Lenna-lah yang ingin sekali menghindari garis intreaksi yang terlalu sering ini.
"Lenna dia datang lagi" bisik Dira, yang menahan tingkah ketakilan ketika sosok murid yang merupakan salah satu idola sekolah masuk kedalam kelas X MIA 1.
"Fokus sama makanan mu" ucap Lenna, menahan rasa tak nyaman.
Sejak hari senin itu, Ravi sering berkunjung atau menghampiri Lenna tiap kali ada kesempatan, namun rasanya kesempatannya terlalu banyak (mumet Lenna), ketika sebelum bel masuk, jam kosong, jam olahraga, jam istirahat 1 dan 2.
Dan lebih parahnya, ketika waktu jam kosong Lenna dan Ravi tidak sejalan. Lenna yang sedang mengikuti pembelajaran sangat terganggu atas kehadiran Ravi yang mengawasi didepan pintu kelas. Meski sudah diusir oleh guru yang tengah mengajar, Ravi kembali lagi dan lagi.
"Gabung ya..." ucap Ravi, Sreet..! Tarik kursi, duduk berseberangan dengan Lenna dan Dira. Dira yang terkagum-kagum pada ketampanan tiada-tara kakak kelas yang berada dihadapannya, hanya bisa menganggukan kepala. Jika bersuara, bisa-bisa seluruh isi kepala Dira yang nampak terus memuji "si kakak tampan" menyeruak keluar.
Karena Lenna lebih suka makanan bekal, Dira-pun ikut membawa bekal dan menemani Lenna makan dikelas. Dan alasan "Lenna membawa bekal" itupula yang membuat Ravi juga ikut membawa bekal dan berinisiatif untuk ikut makan bersama dikelas Lenna. Telah berlangsung selama tiga hari termasuk hari ini.
Set! (beri sosis) sat-set! (beri telur gulung) dan seterusnya. Hingga tempat makan bekal Lenna penuh dengn isi bekal makanan Ravi, Lenna jengkel.
"Len, kak Ravi itu... niat makan atau gimana?" bisik Dira, melihat bekal Lenna penuh dengan makanan yang diberikan oleh Ravi.
💢 jengkel, menyebalkan. Lenna tidak tinggal diam, tersenyum tipis tangan Lenna bergerak cepat, juga cekatan Lenna tukar bekal makanannya yang berisi penuh makanan dengan tempat bekal makanan Ravi yang isinya sudah tinggal sedikit. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Teeettt teeettt.... "Bel Masuk, waktu istirahat 1 selesai silahkan semua siswa-siswi kembali ke kelas masing-masing"
Lenna lega.
Para murid kelas X MIA 1 yang tadi berhamburan keluar menuju kantin satu persatu kembali masuk ke kelas. Ravi yang melihatnya bergegas pergi keluar.
Tak lama kemudian, "Kyaaa...." Jerit Dira, "Sumpah aku tegang banget Lenna, kakak kelas tadi ganteng banget".
KAMU SEDANG MEMBACA
Chapter 1 : Killer Family Obsession
Mystery / Thriller⚠⚠ Pemberitahuan ⚠⚠ Cerita ini mengandung unsur adegan 18+ tidak diperuntukan untuk anak dibawah umur!! (bacalah cerita sesuai umur kalian, okey) Sinopsis: Apakah kalian pernah membayangkan hidup diantara para pembunuh? Pernahkah berfikir, apa alasa...