12

127 8 0
                                    

Terasa begitu cepat hari berlalu, kini hari itu telah tiba, hari yang mana Yuna takuti sekaligus nantikan, tak terkecuali pada Jeonghan, ia juga menantikan hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terasa begitu cepat hari berlalu, kini hari itu telah tiba, hari yang mana Yuna takuti sekaligus nantikan, tak terkecuali pada Jeonghan, ia juga menantikan hari itu. Sekarang tibalah waktunya

Yuna sengaja pulang lebih awal agar mempersiapkan diri terlebih dahulu, ia menggunakan dress sepanjang lutut berwarna coklat muda, atensinya teralih ketika terdengar suara bel berbunyi, Yuna sangat yakin bahwa itu adalah Jeonghan. Segera langkah nya ia percepat menuju pintu, saat membuka perkiraannya tak meleset sedikit pun.

"Udah siap?" Tanya pria berkemeja putih itu

Yuna mengangguk "Bentar, aku ambil tas dulu"

Setelah mengambil tas, keduanya turun menggunakan lift, menjalankan tungkainya pada parkiran.

Di perjalanan, bukan Jeonghan yang merasa gugup melainkan Yuna lah yang gugup, takut jika ayahnya akan berbuat macam nanti pada Jeonghan. Jeonghan melengah pada tangan Yuna gemetar tidak terkendali, ia dapat merasakan perasaan Yuna di waktu seperti ini, kemudian Jeonghan meraih tangan Yuna itu menggenggamnya dengan erat.

Melihat tangannya di genggam, Yuna menoleh. Terlihat Jeonghan menatapnya seolah tidak ada yang perlu di khawatirkan "Tidak perlu gugup, aku yakin mereka pasti tidak akan melakukan apapun nanti"

Begitu sampai di halaman rumah, ada satu asisten rumah yang melihat kedua lawan jenis itu, alangkah terkejutnya melihat kedatangan Jeonghan, terlebih datang bersamaan dengan Yuna dengan tangan bergandengan. Saat mereka melewati asisten tersebut, lantas keduanya tersenyum, asisten itu langsung bungkuk sambil berharap agar setelah ini tidak terjadi keributan

Yuna langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu "Mah, pah"

Ketika langkahnya sampai di ruang tengah, barulah keduanya bertemu dengan yang ingin mereka temui. Semula ibunya menyahut namun ketika melihat Yuna tidak datang sendirian lantas ia terdiam, ayah Yuna yang menyadari sang istri terdiam langsung mengalihkan pandangannya pada sang anak. Tangannya mulai mengepal dan geram kala melihat keberadaan Jeonghan terlebih lagi ia menggandeng tangan Yuna.

"Ada apa kau kemari pria brengsek?!" Ujar laki laki tua itu masih bermuka geram

Sebelum menjawab Jeonghan melepas gandengannya, lalu bungkuk sebentar kemudian ia menjawab "Kedatangan saya kesini untuk meminta maaf kepada kalian atas perbuatan saya kepada anak om dan tante, saya mengakui perbuatan saya dan saya menyesal"

"Penyesalan selalu datang terakhir, tapi saya tidak akan pernah memaklumi penyesalan mu itu!" balas sang ayah dengan nada mengeras

"Pah, Jeonghan sudah mengakui perbuatannya dan menyesalinya. Dia tidak akan mengulanginya lagi, tolong beri dia kesempatan" Yuna ikut menyuarakan

"Apa yang kau berikan pada anak ku hingga dia bisa kembali pada mu? Apa kau memaksa nya?!!" Di akhir kalimat ayah Yuna sudah mulai membentak

Ibu Yuna hanya diam tidak berkutik, ia tidak tahu harus bagaimana, di sisi lain ia ingin Yuna bahagia dengan lelaki pilihannya namun sisi lain juga ia tidak bisa melawan sang suami yang tidak setuju dengan laki laki pilihan Yuna.

Second Chance - Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang