07

258 12 2
                                    

Sudah 1 jam berlalu, hujan tidak kunjung berhenti, Yuna masih gelisah dengan dirinya, entah apalah yang ia gelisahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 1 jam berlalu, hujan tidak kunjung berhenti, Yuna masih gelisah dengan dirinya, entah apalah yang ia gelisahkan. Saat menyeruput teh hangatnya, pembantunya datang

"Maaf nona, tuan Jeonghan masih berada di luar. Dari tadi dia masih disana dan kehujanan"

Yuna hanya mengangguk, kemudian pembantunya langsung turun lagi ke bawah. Hati Yuna masih bimbang, apakah ia harus lagi menemui lelaki itu. Walau sudah menyuruhnya pergi, Jeonghan tetaplah Jeonghan, ia tidak akan pergi sebelum menjelaskan semuanya.

"Yuna, aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu, aku menyayangimu dan selalu menjagamu. Perasaan ini tidak bisa ku pendam terus menerus, aku tidak ingin ada orang yang mendahuluiku, maka dari itu aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Yuna, apa kau ingin menjadi pacar ku?"

"Aku tidak bisa menolak pria tampan seperti kau"

"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu, Yoon Jeonghan"

.

"Aku sangat menyukai pelukan hangat mu ini" Yuna mengeratkan pelukannya

"Dan aku juga candu dengan dekapan mu" Jeonghan membelai rambut coklat Yuna dengan lembut

"Bisakah aku mendapat pelukan ini setiap saat?"

"Tentu saja, apa pun itu"

Yuna semakin goyah ketika pikirannya kembali ke masa lalu, masa dimana hubungannya dengan Jeonghan jauh dari kata rusak. Tetesan itu turun lagi begitu saja tanpa seizinnya

Jeonghan dan Yuna berada di tepi pantai, keduanya bermain diiringi dengan terbenamnya matahari. Keduanya saling berkejar, berpelukan, bermain air hingga setengah basah.

Saat langit berwarna oranye kekuningan, keduanya saling bertatapan dengan jarak yang begitu dekat. Hanya dengan sedikit gerakan keduanya langsung bercumbu satu sama lain

Tidak disadari, Yuna telah berada di ambang pintu luar, suara gemuruh hujan begitu jelas terdengar. Ia keluar melangkah membuka pagar rumahnya, begitu pagar terbuka, pria itu masih berada di tempat yang sama. Tangisan Yuna hancur lagi begitu menatap Jeonghan masih tetap berdiri tanpa adanya pergerakan, walaupun tidak begitu jelas, Jeonghan dapat mengetahui bahwa Yuna menangis sesegukan

"A-Aku juga masih mencintaimu"

Satu kalimat itu keluar dari mulut Yuna sendiri, sontak Jeonghan membelalakan matanya begitu mendengar suara Yuna, ia mendekat meraih tangan Yuna memberi tatapan seolah apakah benar yang apa yang dikatakannya tadi

"Meski kamu telah nyakitin aku bahkan bermain di belakang ku. Aku tetap gak bisa benci sama kamu, mau sekeras apa pun itu tetap gak bisa"

"Yuna, please maafin perbuatan aku selama ini, aku menyesalinya. Aku berjanji gak akan ngulanginya, please give me a second chance" Jeonghan menggenggam erat tangan dingin Yuna, sebuah anggukan dari kepala Yuna sebagai jawabannya

Second Chance - Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang