Jeonghan sedang santai di kantor, spesifiknya di ruangan miliknya, ia menyeduh kopi sendiri, meminumnya sambil bersantai di kursi yang menghadap ke pandangan kota Seoul. Hari ini Jeonghan tidak sibuk sama sekali, itulah sebabnya ia dapat bersantai kali ini, sedari pagi tadi Jeonghan hanya bersantai hingga sore ini, jika ada pekerjaan palingan hanya mengecek dan menanda tangani. Hari ini juga tidak ada jadwal meeting, semua berjalan mulus tanpa kendala.
Pukul 6 sore, Yuna menelepon Jeonghan untuk menjemputnya, lantas Jeonghan buru buru untuk menjemput Yuna, meraih suit nya lalu berpamitan pada Dokyeom masih berada di depan ruangannya. Ketika berada di lift terlihat masih ada karyawan yang bekerja. Tentu saja, para pekerja disini biasanya pulang pukul 7 malam.
Jeonghan membawa mobilnya cukup cepat karena tidak ingin Yuna menunggu lama, kala tiba di lobby tampak Yuna serta satpam disana berdiri tengah menunggu. Jeonghan membuka pintu mobil, keluar menemui Yuna
"Maaf jika lama"
"Tidak, aku baru saja turun" Yuna menggeleng, Jeonghan cukup tenang mendengar jawaban dari wanita itu
"Kalau begitu ayo" Jeonghan meraih lengan Yuna
Membukakan pintu mobil untuk Yuna, dan menutupnya. Dirinya juga masuk setelah itu kemudian menancap gas ke apartemen Yuna.
Dalam perjalanan Yuna terlihat cemas dari raut wajahnya, Jeonghan menjadi penasaran dan khawatir, lantas ia bertanya "Kamu kenapa? Kayak orang cemas gitu"
Sebelum Yuna menjawab, ia mengambil napas seraya memejamkan matanya perlahan ia hembuskan serentak dengan membuka matanya "Tadi papa nelpon, dia minta aku untuk datang ke rumah"
"Kamu sendiri?" Yuna mengangguk menjawab Jeonghan
Sekarang Jeonghan mengerti kenapa Yuna memintanya untuk menjemputnya "Baiklah kita kesana sekarang"
Perjalanan menghabiskan waktu selama 30 menit, begitu sampai Yuna melepas sealtbelt nya "Kamu tunggu disini aja, aku gak mau kamu di maki papa lagi" awalnya Jeonghan ingin menolak, tapi melihat wajah Yuna seperti memohon, ia mengalah. Mengikuti permintaan kekasih
Second Chance
Yuna masuk ke dalam rumahnya tanpa asisten rumah, melangkah ke ruang tamu. Tidak ada siapapun, lalu lanjut ke ruang makan pun tidak ada, perhatiannya beralih saat mendengar suara cangkir yang di letakan begitu keras hingga suaranya menggema sampai ruang makan.
Yuna berjalan ke ruang tengah, ia sudah memastikan orang yang melakukan hal tadi adalah ayahnya. Ternyata tebakannya tidak pernah salah, kini ia melihat sedang menonton dan ibunya membaca majalah. Keduanya juga tidak sadar dengan keberadaan anaknya
Yuna memilih untuk membuka suara dahulu "Mah, pa"
Keduanya tertoleh ke sumber suara, ayahnya menatap Yuna datar "Papa kira kamu tidak akan datang, dengan siapa kamu datang? Dengan pria pengkhianat itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance - Yoon Jeonghan
FanficIni tentang kehidupan masa lalu dan masa kini dari dua lawan jenis yang sempat menjalin hubungan Yoon Jeonghan, lelaki tampan berusia 25 tahun merupakan anak dari pemilik perusahaan CeaFing. Ia kini menduduki jabatan tertinggi di perusahaan milik sa...