01

613 27 0
                                    

Hari ini tepat 2 bulan setelah kelulusan bagi para mahasiswa universitas Columbia, tak terkecuali bagi Yuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini tepat 2 bulan setelah kelulusan bagi para mahasiswa universitas Columbia, tak terkecuali bagi Yuna. Dia merayakan hari kelulusannya bersama kedua orang tuanya sekaligus dengan teman temannya.

Universitas Columbia, berada di New York City, Amerika serikat. Yuna memilih universitas tersebut karena dua alasan, salah satunya ia ingin belajar lebih jauh lagi karena setelah lulus ini Yuna akan menggantikan posisi ibunya sebagai Ceo di perusahaan Valabanc, sementara ibunya akan turun jabatan sebagai general manager.

Di jam yang telah menunjukan pukul 9 ini, Yuna tengah menyantap sarapan yang dirinya buat sendiri, sambil membatin Yuna memikirkan apa yang akan ia lalukan setelah ini. Esok ia harus kembali ke Korea sebab hari Minggu nya akan ada acara reuni 3 angkatan, jujur saja Yuna tidak ingin datang tetapi kedua sahabatnya yang di Korea meminta untuk datang.

"Aku harus membereskan pakaian dulu kemudian membersihkan apartemen ini" ucap Yuna menoleh keseluruh sudut apartemennya.

Second Chance

Sudah 3 jam Yuna membereskan pakiannya dan membersihkan apartemen. Ia merasakan tubuhnya hampir remuk. Kemudian mengambil ponsel di meja tv mengecek sesuatu

Ia membalas pesan dari temannya, Olivia. Olivia Mengatakan bahwa dia akan datang ke apartemen Yuna pukul 1 nanti, Yuna bergegas membersihkan dirinya sebelum Olivia datang.

45 menit kemudian, Olivia datang bersama Ella, keduanya tiba membawa dua kotak pizza, tiga botol soda.

"Hey Yuna!" Panggil Olivia saat memasuki pintu apartemen.

Yuna masih di kamar, ia mendengar panggilan dari pintu segera keluar "Hey, kalian bawa apa?" Yuna bertanya sambil melihat tentengan dari Olivia.

"Pizza! let's have fun before you go back to Korea" Sorak Olivia.

Ella juga menambahkan "Yeaahhh, let's have fun!"

Yuna tertawa melihat keduanya bersorak, namun dalam tawanya itu masih ada rasa sedih dalam dirinya, sebab kurun waktu 24 jam ia akan berangkat ke kota kelahirannya.

"Okay okay, ayo kita makan di ruang tengah"

Ketiganya memakan pizza tersebut hingga habis, siapa kira have fun mereka hanya sampai disana. Mereka bersiap siap untuk pergi ke Playground. Mereka menghabiskan waktunya bermain disana, hingga tak terasa malam telah tiba, kini waktunya mereka berpisah. Dan esok pagi Olivia dan Ella akan mengantar Yuna ke bandara.

Second Chance

Pagi pukul 7, Yuna sedang bersiap siap mengecek sesekali apakah masih ada barang yang tertinggal. 10 menit kemudian Olivia dan Ella datang.

Olivia melangkah ke dalam kamar Yuna "Yuna, apa kau sudah siap?"

"Ha? Ya aku sudah siap" Yuna tadi menatap ponselnya langsung menoleh pada Olivia.

Olivia melihat ponsel Yuna yang berusaha menutupi sesuatu "Kau melihat apa?" Olivia kembali bertanya.

"Liv, apa ini sudah waktunya aku kembali ke kota kelahiran ku?" Yuna tertunduk tidak berani melihat Olivia.

Mendengar ucapan dari Yuna, Olivia meyakinkan "Yun, ini sudah waktu yang tepat kau kembali. Sudah 3,5 tahun kau disini, apa kau tidak merindukan orang tua mu? Sahabat mu yang di Korea?"

Yuna mendongak "Aku sangat merindukan mereka semua, tapi aku—aku takut jika bertemu lagi dengan luka lama ku lagi" perlahan Yuna menunduk lagi dan memerhatikan sosok di layar ponselnya.

Tiba tiba saja Ella masuk ke kamar, dia mendengar semuanya "Yun, aku tau bagaimana rasanya kembali bertemu dengan luka lama. Tapi jika kau tidak melawannya, kau tidak akan pernah bisa mendapatkan kehidupan yang tenang"

"Aku yakin Yuna, ketika kau di Korea, kau pasti akan dapat pasangan hidup yang lebih baik" Olivia menambahkan.

Yuna segera menyeka air matanya lalu menoleh tersenyum pada Olivia dan Ella "Thank you guys"

"Of course, we are your best friends. Now let's go to the airport or you'll be late" Olivia mengambil salah satu koper milik Yuna, Ella mengambil tas berisikan barang penting bagi Yuna.

Waktu tempuh untuk ke bandara yaitu 1 jam 15 menit, pesawat Yuna akan take off pukul 10 nanti.

Sesampainya di bandara mereka sempat menunggu 20 menit, ketika airport announcement terdengar mengatakan pesawat menuju Korea selatan akan take off, Yuna langsung berpamitan pada kedua sahabatnya yang telah ingin berteman dengan Yuna selama 3,5 tahun ini

"I will miss you, kalian baik baik ya disini. Liv, ku harap kau bisa membuat yakin ayahmu untuk menggantikan posisinya. El, I will come to your S2 graduation ceremony"

"Yuna, kau harus menemukan pasangan yang benar benar bisa membuatmu bahagia, okay?"

"What if destiny says, if he is my life partner?" Yuna bercanda

Ella menjawab "Jika takdir mengatakan seperti itu, maka kau harus melakukannya. Karna takdir tidak bisa dilawan, but i really hope that fucking man isn't your partner" menekan ucapannya

Yuna tertawa "Guys, i have to go. See you again"

Ketiganya berpelukan untuk terakhir kalinya, tak tahu kapan akan kembali bertemu. Lalu Yuna membawa dua koper bersama tasnya sendiri, saat dari kejauhan terdengar suara olivia

"I will go to South Korea someday" mendengarnya Yuna tersenyum, sungguh berat hatinya meninggalkan kedua sahabatnya

Yuna akan menempuh perjalanan dari New york ke Korea selatan selama 14 jam 30 menit, selama itu pula ia habiskan waktu dengan membaca buku, menonton film atau drama Korea, memainkan ponselnya dan tidur.

Second Chance

Hari ini adalah hari Sabtu, Yuna telah berada di kamar yang ia tinggalkan selama 3 tahun lamanya, Yuna masih merasakan hal yang sama pada sebelumnya. Tidak ada perubahan pada kamarnya.

Yuna tiba di Korea pada pukul 1 dini hari, ia di jemput oleh kedua orang tuanya.

Sekarang Yuna memainkan ponselnya di ranjang, saat melihat kabar terbaru langsung terpampang nyata wajah seorang laki laki yang sukses menjadi CEO. Ia menjadi kesal, baru saja membuka ponsel langsung disuguhkan dengan hal yang ia benci

Yuna melempar ponselnya ke sembarang arah kemudian bergegas mandi dan sarapan bersama untuk pertama kalinya setelah 3 tahun, ia ingin menceritakan bagaimana kehidupan sehari-hari nya selama di New York. Kemudian siang harinya ia akan bertemu dengan keempat sahabat dari semasa bangku sekolah menengah.

 Kemudian siang harinya ia akan bertemu dengan keempat sahabat dari semasa bangku sekolah menengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance - Yoon JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang