Part 11 Tertarik?

5 2 0
                                    

HAPPY READING!

Alfa meninggalkan warung si mbok dengan perasaan marah.

Dia melangkah menyusuri jalanan komplek yang terbilang sepi di malam hari.

Dia tidak terlalu memperhatikan jalannya.

Dan tanpa sadar kakinya membawa dia ke sebuah taman yang sepi.

Dia berdiri termenung dengan pikiran yang kacau dan amarah yang masih belum reda.

Sampai akhirnya dia mengingat kejadian tadi pagi yang mampu membuatnya marah, kesal dan sedikit khawatir?

Dan yang membuatnya memarahi Davina di warung tadi.

FLASHBACK ON

Pagi itu Alfa berangkat sedikit pagi ke sekolah.

Entah karena alasan apa dia berangkat tidak seperti biasanya.

Namun saat di parkiran tadi dia melihat seseorang dengan tas punggung biru lautnya berjalan riang sembari bersenandung kecil menuju lift.

Membuat secuil senyum tipis tersemat di bibir tebal merahnya.

Dengan langkah lebar Alfa mendekat ke arah orang itu yang sudah ada di depan pintu lift.

Di saat pintu lift terbuka dia langsung ikut masuk ke dalam lift tersebut sebelum pintu tertutup.

Karena aksinya itu membuat orang di sampingnya tersentak kaget.

Mereka hanya berdua di dalam lift itu.

Alfa sedikit terkekeh melihat raut wajah terkejut gadis itu yang sungguh lucu di matanya?

Gak! A-ada apa sama gue?? Gak mungkin gue tertawa gara-gara dia 'kan?? Gak! Gue gak mungkin tertarik sama dia! dalam batinnya dia menyangkal hal itu.

Gadis itu yang melihat Alfa terdiam melamun padahal pintu lift sudah terbuka pun mengernyit bingung.

Dia melambaikan tangan di depan wajah Alfa dengan jarah sekitar tujuh sentimeter dan memanggilnya dengan agak keras.

Agar dia sadar dari lamunan.

"HEII! Kamu tidak apa-apa??" tanyanya.

Alfa tersentak dari lamunannya dan melihat gadis itu dengan tatapan datarnya.

Dia merutuki aksi bodohnya yang tengah melamun tadi.

"I-itu kamu gak keluar? Kita udah di lantai 2," ucap gadis itu canggung dan sedikit meringis karena melihat tatapan datar Alfa.

"Hm," deham Alfa kemudian dia keluar dari lift terlebih dahulu.

Terlihat telinganya sedikit memerah dan dia berusaha menutupi rasa malunya.

Dia meninggalkan gadis itu dengan kernyitan di dahinya.

Kemudian dia menggedikkan bahu acuh dan melangkah menuju kelasnya.

Dia memicingkan matanya melihat Alfa yang ada di tangga dekat dengan kelasnya.

Dia tampak sedang berbicara dengan adik kelas laki-laki itu.

Gadis itu melewati Alfa beserta adik kelas laki-laki itu dan masuk ke dalam kelasnya.

Alfa sempat melirik gadis itu sejenak lalu mengangguk ke arah adik kelasnya yang tadi menyampaikan pesan dari guru kepadanya untuk menemui guru pada waktu jam istirahat.

PLESETAN NAMA [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang