Part 12 Meresahkan

7 3 0
                                    

HAPPY READING!

Hari kamis merupakan hari yang sedikit banyak dibenci oleh anak-anak kelas 6 Star.
Kenapa? Karena di hari ini terdapat sebuah hak istimewa bagi salah satu murid di kelas mereka.

Dan salah satu kesialan dalam beberapa murid di kelas.

Hari ini, Kamis, mata pelajaran bahasa Arab yang terletak di akhir waktu menjelang pulang.

Membuat semua otak-otak murid yang sewaktu pagi masih segar kini hanya tinggal seperempat atau bahkan hilang dikarenakan rasa lelah dan keinginan pulang yang besar.

Di sanalah terjadi, mapel ini tidak begitu disukai namun bukan itu saja.

Guru yang mengajarnya pun cukup membuat mereka merasa tertekan dan kelas menjadi suram.

"Kumpulkan tugas kalian dalam 5 menit!"

Suara tegas itu terdengar di seluruh penjuru kelas 6 Star.

Semua murid langsung bergerak maju mengumpulkan tugas tanpa beraturan dan saling senggol.

"Yang teratur! Barisan perempuan dulu!" ucap Jey selaku guru mata pelajaran bahasa Arab.

Beliau merupakan satu-satunya guru yang paling tua dan sangat dihormati.

Meskipun sudah ada sedikit kerutan di wajahnya yang tegas namun begitu beliau masih terlihat tampan dan auranya sangat berwibawa.

Tidak membuat sosok itu dipandang tua, bahkan beliau masih terlihat seperti berumur empat puluhan.

Siapa pun pasti tidak akan menyangka bahwa sebenarnya beliau sudah memiliki cicit dari cucunya.

Back to topic!

"Nesya, maju ke depan!" titah Jey tenang membuat semua mata memandang gadis mungil yang melangkah mendekat ke arah meja guru.

"Lagi-lagi si cupu!"

"Cih, carmuk!"

"Tau tuh! Haus pujian banget!"

"Pak Jey tau aja yang cantik! Main diembat aja!"

"Huuuuh, emang paling bisa Pak Jey mah!"

"Sya, ke sini aja ama gue! Jangan mau sama Pak Jey!"

"Ye, itu mah maunya lo!"

"Si cupu sengaja banget bikin perhatian sama guru!"

"Mata sama telinga lo ke mana si? Gak denger kalau dia yang dipanggil Pak Jey!"

"Tau, sirik aja! Gak mampu si, hahaha ...."

"Sudah-sudah, jangan berisik! Ayo yang lain maju!" tegas Jey menatap tajam murid-muridnya.

Jey paling tidak suka ada keributan, apalagi ini pembullyan.

Nesya sendiri sudah berada di balik punggung Jey setelah dia memberikan buku tugasnya.

Kenapa di balik punggung Jey? Karena dia disuruh untuk memijat punggung Jey.

Jey mengadu sakit pada bagian bahunya dan dengan telaten seperti sudah ahli Nesya memijat bahu beliau dengan tersenyum tipis.

Diam-diam ada yang melihat senyuman tipis milik Nesya dan dia ikut tersenyum namun hanya sebentar.

"HUUUUUH, BAPAK NGAMBIL KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN!!!" teriak beberapa anak laki-laki tidak terima.

"HEH! SAYA GAK GITU! SAYA CUMAN MINTA TOLONG AJA YA!" balas Jey merasa difitnah oleh anak muridnya.

"Lagian kalian sibuk banget ngurusin hidup saya! Sudah kumpulkan tugas kalian sekarang!"

PLESETAN NAMA [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang