Pagi hari pun tiba. Kini Ana sedang bersiap untuk bersekolah. Dia memakai seragam yang ada dilemari.
Ana turun kebawah untuk membantu Zahra memasak. Tapi saat Ana kebawah, Ana dilarang membantu oleh Daren dan Ravi.
Zahra pun tidak memasak karena dia menyuruh para maid untuk menyiapkan semuanya.
"Ana" panggil Daren.
"daddy denger kamu kerja?" tanya Daren.
"iya dad, aku kerja paruh waktu dicafe" jawab Ana.
"gak capek sayang?" tanya Zahra.
"mau ngomong capek juga yaa gimana mom, kalo aku gak kerja aku gak makan dong" ucap Ana dengan senyumannya yang selalu merekah.
"maksud kamu?" tanya Zahra.
"nggak mom aku bercanda doang, aku kerja buat ngisi kegabutan aku doang" jawab Ana.
"beneran?" tanya Daren.
"beneran dad" jawab Ana dengan mengacungkan dua jarinya.
"yaudah kalo gitu kita sarapan dulu sebelum kalian berangkat" ucap Zahra.
Mereka pun berjalan kearah ruang makan. Ravi berjalan beriringan dengan Ana, tetapi sebelum sampai ruang makan, Ravi terlebih dahulu berbisik ketelinga Ana.
"your acting is really good dear" ucap Ravi membuat Ana tersenyum.
Mereka pun langsung menghampiri orang tua Ravi yang sudah menunggu diruang makan.
Setelah sarapan, Ana dan Ravi berangkat menggunakan mobil Ravi, karena keiinginan Ravi sendiri.
Soal buku Ana yang ada dirumahnya, Ravi sudah menyuruh satu orang kepercayaannya untuk mengambilkan bukunya.
Sesampainya mereka disekolah, mereka langsung pergi ke kelasnya tanpa melihat sekitar mereka yang tengah membicarakannya.
Ana dan Ravi masuk kelas dengan berbarengan membuat sahabat Ana dan Ravi melihat keduanya tanpa berkedip.
"kok kalian bisa masuk bareng?" tanya Agam.
"bisa lah" jawab Ravi.
Lalu Ana menghampiri sahabatnya yang tengah memnberikan tatapan intimidasi kepada Ana.
"Na kok bisa?" tanya Saffa.
"gak tau. Kebetulan aja mungkin" jawab Ana.
"gak mungkin" ucap Dira.
Lalu mereka diam karena guru pelajaran mereka sudah masuk dan pembelajaran pun dimulai.
Bell istirahat pun berbunyi menandakan jam istirahat sudah tiba.
Sahabat Ana sudah terlebih dahulu ke kantin karena Saffa yang sudah tak tahan ingin membeli bakso katanya.
Ana sedang duduk dibangkunya dengan menelungkupkan kepalanya berbantalkan lengannya.
Ravi yang hendak pergi ke kantin menyuruh sahabatnya pergi terlebih dahulu karena Ravi akan menghampiri Ana.
"Cia" panggil Ravi membuat Ana mendongkak.
"kenapa Ken?" tanya Ana.
"kenapa gak ke kantin?" tanya Ravi.
"uangku abis, ini sisa seratus ribu harus cukup seminggu" jawab Ana.
Ravi yang mendengar itu langsung terdiam melihat ke arah Ana yang sedang menyodorkan uangnya yang sisa seratus ribu.
"pulang sekolah kamu langsung kerja?" tanya Ravi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cia | end
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis perempuan yang dituntut untuk mandiri. Dia gadis yang sudah terluka namun dia tetap tersenyum untuk orang lain. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya kuat. Dalam kisah percintaannya pun bisa dikatakan sel...