Tentang Cia 08

121 2 0
                                    

Setelah berbincang sembari membantu Zahra memasak, Ana menghampiri Ravi yang sedang duduk diruang keluarga sambil memainkan ponselnya.

"sini yang" ucap Ravi.

Ana pun menghampiri Ravi dan tiba-tiba Ravi membaringkan tubuhnya dengan paha Ana sebagai bantalan kepalanya.

"bentar doang" ucap Ravi.

Ana pun hanya diam. Sesekali dia memainkan ponselnya untuk membalas pesan dari orang tuanya.

Tak lama dari itu seorang lelaki paruh baya menghampiri mereka.

"siapa kamu?" tanya lelaki itu.

Saat Ana akan menjawab pertanyaan itu, Zahra terlebih dahulu menjawab pertanyaan suaminya itu.

"dia calon mantu kita mas" ucap Zahra.

"beneran?" tanya Daren.

"beneran mas" jawab Zahra.

Lalu Daren duduk disamping Ana yang sedang memangku kepala Ravi.

"udah lama sama Ravi?" tanya Daren dengan antusias.

"nggak. Aku baru sama Ravi" jawab Ana yang masih kebingungan.

"oke gakpapa, yang penting Ravi udah bisa bawa cewek kerumah ini. Karena selama di Belanda dia gak pernah deket sama cewek" ucap Daren.

"serius om?" tanya Ana.

"iya serius, tanya mommy sana" ucap Daren.

Ana melirik ke arah Zahra dan Zahra pun menganggukkan kepalanya.

"tapi om-" ucapan Ana terpotong saat Daren berkata.

"kamu jangan sia-siain dia ya, apapun hal menyangkut tentang kamu pasti dia seneng banget" ucap Daren membuat Ana kaget.

"semenjak dia pulang ke Indonesia, dia selalu tersenyum. Dia cerita kalo dia ketemu seorang perempuan yang menarik hati dia dan tanpa pikir panjang dia mencari tau semuanya dengan mudah. Dari mulai sekolah, rumah, hingga sahabat-sahabat kamu dia tau" lanjut Daren.

Ana semakin takut untuk tidak bisa membuka hati untuk Ravi yang terlihat sangat tulus itu.

"aku gak akan nyia-nyiain dia om" ucap Ana dengan tegas.

"good girl" Daren mengelus kepala Ana dengan sayang membuat Ana tersenyum.

Dia bisa merasakan sosok ayah dan ibu hadir kembali dalam hidupnya. Karena orang tuanya jauh, jadi Ana merasa sendiri tanpa kehadiran mereka.

Saat Daren akan beranjak, Ana terlenih dahulu berkata.

"om, tante" ucap Ana.

"kenapa?" tanya Daren.

"aku boleh panggil kalian ayah sama bunda gak?" tanya Ana dengan hati-hati.

"of course. you call us mommy and daddy. right?" ucap Daren.

Ana langsung mengangguk dan berterima kasih kepada orang tua Ravi karena mereka bisa menggantikan sosok orang tua bagi Ana untuk sementara ini.

Setelah itu Zahra dan Daren pergi ke kamar mereka, tapi sebelum itu Zahra meminta agar Ana membangunkan Ravi untuk makan malam.

"Ken" panggil Ana.

"Ken bangunn" Ana mencolek lengan Ravi dengan pelan.

"emm" Ravi merubah posisinya menjadi memeluk Ana.

"ihh Kenn bangun" Ana merengek agar Ravi bangun dan berhasil, Ravi bangun karena mendengar rengekan Ana.

"lagi" pinta Ravi dengan suaranya yang serak.

Tentang Cia | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang