Sudah 1 bulan Ana menempati apartemen milik Ravi dan selama itu pula Ana tidak menghubungi kedua orang tuanya, mereka pun tidak ada usaha untuk menghubungi Ana.
Kini Ana sedang berada dikantin sekolah, dia sedang menunggu teman-temannya.
Tiba-tiba ada seorang lelaki menghampiri Ana dan duduk disampingnya.
"hai Ana" sapa lelaki itu.
Ana terdiam saat mendengar suara itu, Ana berfikir apakah dia ada disini ataukah hanya halusinasinya saja.
Ana mendongkak dan betapa kagetnya saat melihat dia ada disampingnya.
"ngapain lo kesini?" tanya Ana.
"gue pindah sekolah" jawab Arga.
Ya. orang itu adalah mantan kekasih Ana yaitu Arga.
"lo sendiri aja?" tanya Arga.
"gue-" ucapan Ana terpotong oleh suara Ravi dan yang lainnya.
"Cia sama gue" ucap Ravi.
"ngapain lo kesini?" tanya Ravi dengan wajah yang amat sangat datar.
"suka-suka gue dong, apa hak lo nanya-nanya" jawab Arga.
"Vi dia siapa si?" tanya Agam.
"hama" jawab Ravi.
"anjir hama gak tuh" ucap
Tak lama dari itu, Saffa dan Dira datang.
"hello epribadehh" ucap Saffa.
"berisik nyet" ucap Dira.
"lah suka-suka gue lah" Saffa pun duduk dan dia belum menyadari kebaradaan Arga.
"eh kok ada si brengsek?" tanya Saffa.
"apa lo?" tanya Arga.
"Ra ada suara tapi gak ada orangnya" ucap Saffa kepada Dira.
"sa ae lu markonah" ucap Agam.
"eh Gam gue mau tanya sama lo" ucap Saffa.
"apaan?" tanya Agam.
"kalo cowo ninggalin cewenya karena seseorang dimasalalunya kembali itu brengsek gak sih?" tanya Saffa.
"apalagi ni ya, si cewenya itu udah tulus banget, sayang banget sama tu cowo.. tapi tu cowo malah ninggalin dengan seenaknya" lanjutnya.
"wehh brengsek sekali epribadeh tu cowo" jawab Agam
"eh bentar, si cowo ninggalin si cewenya ini kan gara-gara masalalu tu cowo, nah tu cowo kok bisa ditinggalin sama masalalunya?" tanya Agam.
"iyaa katanya si cewe masalalu dia itu selingkuh dibelakangnya, mana cowonya udah cerita lagi kalo si cewe masalalunya itu katanya jahat, karena selingkuh itu.. eh tau-tau malah si cowonya yang ninggalin" jawab Saffa.
"brengsek banget kan?" tanya Saffa.
"anjing brengsek banget tu cowo. Kalo ada disini gue pites lehernya sumpah dah" ucap Agam
"emang berani lu nyet?" tanya Dafa.
"yaa kagak lah ogeb" jawab Agam membuat semuanya teryawa kecuali Arga.
Sedangkan Arga yang merasa tersudutkan pun langsung pergi dari kantin dan Saffa langsung meneriakinya.
"huuuu brengsek lo" Saffa berteriak membuat Dira membekap mulut Saffa.
"lah ngapa tu bocah pergi?" tanya Agam.
"heh ogeb cowo yang tadi diceritain si Saffa itu ya cowo tadi" jawab Dira kepada Agam.
"lah lah begimane gue gak paham" ucap Agam.
"jadi gini..." Dira pun menceritakan semuanya atas persetujuan Ana tentunya.
Sedangkan Ana hanya tersenyum saat melihat teman-temannya marah karena cerita itu.
"anjir gak tau diuntung banget tu cowo" ucap Agam.
"kalo gue ya dapetin si Ana gue bakal jaga dia" lanjut Agam.
Sedangkan Ravi yang mendengar itu pun langsung melirik Agam dan menatapnya tajam.
"eh pawangnya marah tu Gam" ucap Dafa.
"peace bos" Agam langsung mengacungkan dua jarinya membuat semuanya tertawa.
Setelah itu mereka melanjutkan makan mereka tanpa gangguan siapapun.
**
Bell pulang sekolah pun berbunyi. Kini mereka berenam sedang merencanakan untuk bermain terlebih dahulu. Lebih tepatnya menemani para perempuan untuk berbelanja.
"Na ayo lah ngikut" ucap Dira.
"gue gak bisa, gue harus kerja. Lagi pula kalo belanja duit gue gak cukup, duit gue udah pas sampe minggu depan" ucap Ana.
"yahh, masa kita berlima doang si" ucap Saffa.
"dia ikut kok tenang aja" ucap Ravi tiba-tiba.
"ih ngg-" ucap Ana terpotong oleh Ravi.
"ikut Ayana Valencia" ucap Ravi sembari menatap Ana dengan tatapan datarnya.
Bila sudah seperti ini Ana tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Mereka pun pergi ke mall bersama tetapi tidak satu kendaraan melainkan menaiki kendaraan masing-masing.
Agam dengan Saffa menggunakan motor Agam. Dafa dengan Dira menggunakan motor Dafa. Sedangkan Ravi dan Ana menggunakan mobil Ravi.
Diperjalanan, Ana hanya diam membuat Ravi penasaran lalu bertanya.
"kenapa hm?" tanya Ravi sembari mengelus kepala Ana.
"nggakpapa" jawab Ana.
"aku gak suka orang yang suka bohong" ucap Ana.
"ish napa si dia tau kalo gue tu bohong" batin Ana.
"aku pasti tau kalo kamu lagi bohong sayang" ucap Ravi tiba-tiba.
"kenapa?" tanya Ravi.
"aku harus kerja, terus kalo aku belanja kan aku gak punya uang" ucap Ana.
"aku udah bilangin sama atasan kamu kalo kamu hari ini izin dan masalah uang kamu jangan khawatir, ada aku" ucap Ravi.
"masa aku minjem uang kamu lagi?" tanya Ana.
"siapa bilang minjem?" Ravi menanyakan balik kepada Ana.
"aku" jawab Ana.
"kamu gak minjem sama siapapun Cia, kalo kamu mau apa-apa kamu bilang sama aku" ucap Ravi.
"tapi Ken, aku takut dibilang cewek matre" ucap Ana.
"iya kamu jangan dengerin kata orang sayang" Ravi mengelus kepala Ana dengan tangan kirinya.
"ish rambutku berantakan Ken" Ana merengek kepada Ravi karena rambutnya yang berantakan.
"sini-sini aku rapihin lagi" ucap Ravi sambil terkekeh.
Lalu mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju mall.
●●●●●●●●●●
jangan lupa vote, share, dan kasih tanda kalo ada typo ya gess
papaiiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cia | end
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis perempuan yang dituntut untuk mandiri. Dia gadis yang sudah terluka namun dia tetap tersenyum untuk orang lain. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya kuat. Dalam kisah percintaannya pun bisa dikatakan sel...