Tentang Cia 24

108 2 0
                                    

Selepas pulang dari rumah sakit, mereka pergi ke kediaman Ravi karena Zahra ingin bertemu dengan Ana.

Saat perjalanan Ana meminta Ravi untuk berhenti disalah satu toko kue.

"aku anter mau?" tanya Ravi.

"nda usah" Ana pun keluar dari mobil dan langsung masuk ke toko itu.

Sesampainya ditoko tersebut Ana langsung memilih kue yang akan fia beli.

Saat sedang asyik memilih, Ana dihampiri oleh seseorang yang pernah menyakiti hatinya. Orang itu adalah Argantara Kagendra.

"hai mantan" sapa Arga.

Ana tidak menjawab sapaan itu, dia hanya sibuk memilih kue.

"apa kabar?" tanya Arga.

"baik" jawab Ana.

Serelah mendengar jawaban itu, Arga terdiam sampai saat Ana akan meninggalkan toko itu Arga mencekal pergelangan tangan Ana.

"kamu gak mau ngasih lagi kesempatan buat aku?" tanya Arga.

"gue gak akan ngasih kesempatan kedua buat orang yang udah tega ninggalin gue karena seseorang di masalalunya" jawab Ana.

"kenapa?" tanya Arga.

"karena gue gak mau merasakan sakit untuk yang kedua kalinya" jawab Ana.

"dan gue udah nyaman sama orang  yang sekarang bersama gue. Dia gak pernah melibatkan masalalu di hubungan kita, bahkan kalo dibandingin dia lebih bisa ngerti gue dari pada lo" lanjut Ana.

Mendengar itu Arga emosi karena ada orang yang berani membanding-bandingkan dirinya.

"apa maksud lo bandingin gue kayak gitu?" tanya Arga.

"apa lo gak terima?" tanya Ana balik.

"gue gak suka di banding-bandingin" Arga menekankan setiap katanya.

"gue juga dulu gak suka dibandingin sama masalalu lo" ucap Ana.

"lo bisa gak si jangan bawa-bawa kejadian dulu?!" tanya Arga dengan suara yang sedikit meninggi.

"gak bisa. Karena gue gak bisa lupain rasa sakit yang pernah lo torehkan dihati gue" ucap Ana.

"karena menurut gue, seribu kebaikan seseorang akan hilang ketika satu keburukan yang dia lakukan. Jadi sebaik-baiknya lo sama gue dulu, gak ada artinya buat gue karena lo udah bikin satu keburukan, yaitu lo torehkan luka yang lumayan dalam dihati gue" lanjutnya.

Arga bungkam mendengar penuturan Ana. Dia tidak mau terus disalahkan, namun kenyataannya memang Arga lah yang salah.

"gue kasih tau sama lo ya.. ketika perempuan udah disakitin, tapi mereka masih cinta atau sayang sama lo mereka gak akan lagi melibatkan hatinya untuk berfikir, namun mereka akan langsung menggunakan logikanya untuk berfikir.. meskipun hal itu akan sangat menyakitinya. Karena lebih baik sakit sekali dari pada sakit berkali-kali" ucap Ana.

Setelah mengatakan itu, Ana langsung pergi dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Saat dalam perjalanan pun Ana langsung menceritakan semuanya kepada Ravi.

"lain kali kalo kamu ketemu dia, kamu langsung telfon aku" ucap Ravi.

"iyaa sayang" ucap Ana.

"hah?" tanya Ravi saat mendengar Ana memanggil dirinya dengan sebutan 'sayang'.

Sedangkan Ana hanya tersenyum melihat reaksi Ravi yang sepertinya baru mendengar Ana memanggilanya dengan panggilan tersebut.

**
Sementara di kediaman Ravi, sedang ada acara yang diadakan oleh Zahra yaitu acara arisan mingguan yang sering Zahra lakukan.

"eh Ra calon mantu lo mana?" tanya salah satu teman Zahra.

"ada, tapi dia belom main lagi kesini. Bentar gue telfon mereka biar kesini" ucap Zahra.

Tapi saat Zahra akan menghubungi Ana, suara Ravi terlebih dahulu terdengar.

"ik ben thuis" teriak Ravi.

Ravi menghampiri Zahra yang sedang bersama teman-temannya, tak lupa tangan Ana yang selalu berada dalam genggamannya.

"nah ni anaknya udah pada dateng" ucap Zahra.

Ravi dan Ana langsung menyalami teman-teman Zahra yang ada disana.

"ini calon mantu mu Ra?" tanya salah satu teman Zahra.

"iya dong, cantik kan" jawab Zahra.

Yang lainnya pun kembali memuji Ana, sedangkan Ana hanya bisa senyum dan menunduk saja.

"jangan nunduk terus nanti mahkota kamu jatuh sayang" Ravi berbisik kepada Ana.

Ana pun langsung mendongkak melihat Ravi dengan senyuman manisnya membuat Ravi tersenyum tipis.

Kini Ravi ada dalam mode diamnya, seperti biasa Ravi akan menjadi pendiam saat ada orang yang tidak dia kenali.

"temenin aku kebelakang" ucap Ravi.

"gak enak ini ada temen-temen mommy" ucap Ana.

"ck. biarin aja gak ada urusannya sama kamu" Ravi menarik lengan Ana untuk mengikutinya.

Zahra yang melihat itu pun hanya menggelengkan kepalanya karena kelakuan Ravi.

"anak itu masih sama ternyata" gumam Zahra.

Beralih kepada Ravi dan Ana, mereka sedang bermain dengan hewan peliharaan Zahra.

"yang" panggil Ravi.

"hm" jawab Ana tanpa menoleh karena dia sedang bermain dengan kucingnya.

"yang" panggil Ravi lagi.

"hm" jawab Ana.

"kalo orang manggil itu liat langsung bukannya hm doang" ucap Ravi membuat Ana melihatnya dan menundukkan kepalanya.

"i'm sorry" ucap Ana.

"jangan diulang lagi" ucap Ravi dan Ana langsung menganggukkan kepalanya.

"tadi kamu mau nanyain apa?" tanya Ana.

"kamu gak mau hubungin orang tua kamu?" tanya Ravi.

Seketika wajah Ana langsung datar dan berkata.

"untuk apa? kalo ujung-ujungnya mereka bikin aku sakit hati mending gak usah" jawab Ana.

"tapi kan dia tetep orang tua kamu sayang" ucap Ravi.

"aku tau. tapi mereka gak percaya sama anaknya sendiri dan aku pun udah capek sama semuanya" ucap Ana.

Mereka pun sama-sama diam sampai Ravi berkata membuat Ana kaget.

"bulan depan orang tua kamu pulang" ucap Ravi.

"hah?" tanya Ana.

"bunda kamu telfon aku kemaren. Dia nanyain keadaan kamu sekarang gimana, aku kasih tau semuanya tapi ya kamu pasti tau jawabannya gimana" ucap Ravi dan Ana hanya tesenyum tipis.

"bunda bilang kerjaan ayah kamu selesai bulan depan dan mereka akan langsung pulang. Mereka coba hubungin kamu tapi nomor kamu gak aktif, mereka juga nanyain sama tante kamu dan tante kamu bilang kamu pergi gak tau kemana" lanjut Ravi.

"udah aku duga" ucap Ana.

"kamu gak mau minta maaf sama orang tua kamu?" tanya Ravi.

"buat apa aku minta maaf kalo hal tersebut gak aku lakuin? meskipun mereka orang tua aku, aku tetep gak terima kalo aku diginiin terus" jawab Ana.

"kamu kuat banget sayang" Ravi memeluk Ana dengan erat.

Ravi semakin bertekad untuk menjaga Ana sepenuhnya. Dia tidak ingin orang yang dia sayang terluka kembali.

"aku gak tau rasa cinta ini datang sejak kapan, tapi yang pasti aku cinta sama kamu tanpa alasan apapun. Karena cinta itu datang tanpa alasan yang pasti" batin Ravi.











●●●●●●●●●●

jangan lupa vote, share, dan kasih tanda kalo ada typo ya gess

papaiiiii

Tentang Cia | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang