Tentang Cia 18

98 1 0
                                    

Dilain tempat, yaitu dikediaman keluarga Derleen terlihat ramai karena sang pemilik rumah sedang mengadakan pesta.

"akhirnya aku bisa menguasai rumah ini tanpa ada pengganggu dan aku bisa leluasa bawa pacarku kesini tanpa ada gangguan" ucap Mira.

Saat Mira sedang duduk, ada seorang lelaki menghampiri Mira.

"wah lo hebat Mir bisa ngusir anak kakak lo itu" ucap lelaki itu.

"iya lah gue gitu loh, hal kayak gitu mah gampang" jawab Mira.

Lalu mereka pun kembali melanjukan acara yang Mira buat.

**

Siang ini selepas pulang sekolah, Ana dan Ravi bersiap untuk pergi ke apartemen Ravi.

"udah beres semua sayang?" tanya Ravi.

"udah. ayok" ajak Ana.

Mereka pun turun kebawah dan berpamitan dengan Zahra dan Daren. Kebetulan Daren sedang tidak ke kantor.

"mom, dad aku pamit ya" ucap Ana sembari menyalami mereka berdua.

"kenapa kamu gak tinggal disini aja bareng kita?" tanya Daren.

"aku gak mau ngerepotin kalian" jawab Ana.

"kayak sama siapa aja kamu ini" ucap Zahra.

"gak enak aku, selalu ngerepotib kalian terus" ucap Ana.

"ck. jangan mulai Cia" ucap Ravi.

"ish sensi banget abangnya" jawab Ana saat mendengar perkataan Ravi.

Daren dan Zahra tersenyum saat melihat keduanya.

"kalian ini, sana keburu sore ntar hujan lagi" ucap Zahra.

"yaudah mom aku pamit yaa" ucap Zahra.

"iya sayang, jaga diri kamu baik-baik yaa dan sering main kesini" ucap Zahra.

"jaga diri kamu nak" ucap daren.

"siap mom, dad" Ana memberikan hormat kepada orang tua Ravi membuat mereka tersenyum dengan tingkah yang Ana lakukan.

Ana dan Ravi pun pergi ke apartemen milik Ravi yang sekarang akan ditempati oleh Ana.

"dia selalu ceria meskipun menyimpan banyak luka" ucap Daren.

"dia anak yang kuat" ucap Zahra.

Lalu mereka pun masuk kedalam rumahnya.

**

Setelah sampai apartemen, mereka pun langsung masuk dan duduk disofa yang sudah ada diruangan itu.

Apartemen itu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, jadi pas saja untuk Ana yang akan tinggal disana sendiri.

"kamarnya mana?" tanya Ana.

"itu. Disana udah ada kamar mandi. Disana dapur plus tempat nyuci baju. Ini ruang tv dan pintu sebelah kamar kamu itu kamar kosong. Kamu bisa pake buat apa aja" jawab Ravi.

"ohh gitu" Ana melihat sekeliling.

Ana pun masuk ke kamarnya untuk membereskan bajunya.

"yang" Ravi memanggil Ana yang sedang berada di kamarnya.

"ayang" Ravi kembali berteriak karena Ana tidak menjawab panggilannya.

"apaan si teriak-teriak" Ana keluar dari kamarnya dan menatap Ravi yang sedang berbaring.

"minta tolong masakin aku mie, boleh?" pinta Ravi.

"ish aku kira apaan" ucap Ana.

"iii boleh nda?" Ravi merengek kepada Ana.

"lah lah kok jadi kayak bocah" Ana tertawa mendengar Ravi yang merengek kepadanya.

"ish dia mah gitu" Ravi membalikan badannya dan menutup wajahnya menggunakan bantal.

"heh jangan gitu nanti sesek" Ana berusaha menyingkirkan bantal itu, namun Ravi memegangnya dengan erat.

"nda mau, kamu jahat malah ngetawain aku" ucap Ravi.

"yaudah aku minta maaf" ucap Ana.

"nda ikhlas minta maafnya" ucap Ravi membuat Ana menghela nafasnya.

"maafin aku ya sayangku cintaku gantengnya aku" ucap Ravi.

Setelah mendengar Ana berbicara seperti itu, Ravi langsung membalikkan badannya dan menatap Ana dengan intens.

"kenapa?" tanya Ana.

"tadi kamu bilang 'cintaku', kamu udah cinta sama aku?" tanya Ravi.

"kalo iya boleh gak?" tanya Ana.

"boleh banget" jawab Ravi sembari menganggukkan kepalanya.

"jadi?" tanya Ravi.

"iya aku udah cinta sama kamu" jawab Ana membuat Ravi langsung memeluknya.

"makasih sayang, makasih" ucap Ravi.

"aku yang seharusnya bilang makasih. Karena kamu mau nerima aku saat aku belum bisa lupa sama dia" ucap Ana.

Ravi menatap Ana dengan senyumannya yang merekah.

"hari ini, hari terbahagia aku karena sekarang cinta aku gak bertepuk sebelah tangan lagi" ucap Ravi membuat Ana terkekeh.

"aku juga bahagia. Jangan pernah tinggalin aku ya" ucap Ana.

"promise" ucap Ravi.

"yaudah, kamu tadi mau dibikinin mie kan?" tanya Ana.

"iyaa, bikinin sayang" ucap Ravi.

"iyaa aku bikinin" Ana pun bangkit untuk membuat mie yang Ravi mau.

Setelah mie nya siap, mereka pun langsung memakannya dengan diselingi candaan yang mereka buat.

"kamu kerja lagi?" tanya Ravi.

"iya, aku kerja nanti malem" jawab Ana.

"oke nanti aku anterin dan pulangnya aku jemput" ucap Ravi membuat Ana ingin menolak tetapi urung karena Ravi berkata.

"gak ada penolakan" ucap Ravi dengan tegas.

Selesai makan, mereka bersantai diruang tv dengan Ana yang sedang memainkan ponselnya dan Ravi yang tertidur dipangkuan Ana dengan kepala yang disembunyikan dibalik perut Ana.









●●●●●●●●●●

jangan lupa vote, share, dan kasih tanda kalo ada typo ya gess

papaiiiii

Tentang Cia | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang