Tak terasa 3 bulan sudah Ana bekerja di Vindra Caffetteria dan 3 bulan sudah Ana menjalin hubungan dengan Ravi.
Kini Ana sudah bisa menerima Ravi sebagai pasangannya. Menurut Ana apa salahnya jika dia kembali membuka hati untuk seorang lelaki yang selama ini sudah mengeluarkan effort yang lumayan besar untuk mendapatkan hati Ana.
Akhir-akhir ini Ana pun sering menginap di cafe karena tantenya yang selalu mengusir Ana jika Ana tidak mau mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Mira.
Sebelumnya Ravi tidak tahu jika Ana sering diusir dan berakhir menginap di cafe.
Lama kelaman Ravi heran karena Ana yang selalu menolak jika akan dijemput sekolah.
Ravi mencari tahu semuanya dan firasatnya ternyata benar. Ana sering mendapatkan kekerasan, dari mulai fisik sampai kekerasan verbal selalu Ana dapatkan.
Ravi pernah bertanya kepada Ana, kenapa Ana tidak melawan atau pun melaporkan semua perbuatan Mira kepada ayahnya?.
Jawaban Ana hanya satu yaitu 'biarkan'. Ana fikir Mira akan mendapatkan karmanya nanti.
Ana terlalu lelah untuk melawan perbuatan Mira kepadanya. Ana yang selalu disuruh untuk membersihkan rumah karena pembantu dirumah Ana sengaja dipecat oleh Mira.
Dan kekasih Mira yang selalu datang kerumahnya dengan keadaan mabuk membuat Ana merasa lelah melihat semuanya.
Ana pernah dikasari oleh kekasih tantenya itu, sampai-sampai Ana tidak bersekolah selama 3 hari karena kekerasan fisik yang Ana dapatkan.
Ravi sudah mengetahui semua perbuatan Mira dan kekasihnya itu. Ravi pun sudah memberikan peringatan kepada Mira tetapi Mira hanya menghiraukan peringatan itu.
Ravi pun sudah pernah melaporkan hal ini kepada orang tua Ana dan orang tua Ana tidak mempercayai semua yang dikatakan oleh Ravi.
Dan hari ini kekerasan itu kembali terjadi. Ana yang sudah siap berangkat karena Ravi sudah ada didepan rumahnya.
Tiba-tiba Mira menyuruh Ana untuk membuatkannya sarapan. Tetapi Ana menghiraukan apa yang diperintahkan oleh Mira.
"Ana! apakah kamu tuli?! tante minta kamu bikinin tante sarapan!" ucap Mira dengan lantang.
Sedangkan Ana hanya diam. Ana sudah telalu lelah untuk mengerjakan semua hal yang diperintahkan oleh tantenya.
Saat Ana akan berangkat, punggung Ana dipukul oleh rotan yang tidak tahu dari mana.
plakk
Ana terhenti karena merasakan sakit sekaligus perih dipunggungnya.
"pukul lagi" pinta Ana.
"PUKUL LAGI!" Ana berteriak meminta dipukul kembali.
"KENAPA DIEM HAH?!" tanya Ana kepada Mira yang hanya diam melihat reaksi Ana yang seperti itu.
"GUE MINTA LO PUKUL GUE LAGI ATAU SEKALIAN LO BUNUH GUE SEKARANG!" ucap Ana dengan lantang.
Kini tas sekolah yang Ana pakai sudah Ana lempar kesembarang arah. Dia tidak peduli jika Ravi akan menunggunya lama.
"KENAPA LO DIEM AJA HAH?! KENAPA?!"
"LO PIKIR GUE BAKAL TERUS DIEM DENGAN SEMUA PERLAKUAN LO SAMA GUE? SAYANGNYA GUE GAK AKAN TINGGAL DIAM!"
"SELAMA INI GUE DIEM GAK NGOMONG ATAU PUN LAWAN LO KARENA GUE MASIH MENGHARGAI LO SEBAGAI TANTE GUE DAN ADIK DARI BOKAP GUE"
"TAPI LO MEMPERLAKUKAN GUE DENGAN SEENAKNYA. LO SIKSA GUE DENGAN BARANG YANG ADA DIHADAPAN LO, GUE DIEM!"
"LO PUKUL GUE, GUE DIEM. LO USIR GUE DARI RUMAH GUE SENDIRI. GUE KERJA BUAT DIRI SENDIRI KARENA SEMUA UANG DARI BOKAP NYOKAP GUE LO AMBIL SEMUA"
"MANA MIRA YANG KATANYA BAIK? MANA MIRA YANG SELALU MEMAKAI TOPENG KALO ADA BOKAP NYOKAP GUE? MANA?!"
Dan saat itu pula Mira langsung melayangkan beberapa pukul ke tubuh Ana.
plakk
plakk
"jaga ucapan kamu Ana!" ucap Mira.
"gak sopan kamu sama orang tua" lanjutnya.
"ORANG TUA KAYAK LO GAK PERLU DIKASIH SOPAN!" jawab Ana membuat Mira semakin emosi dan kembali memukul Ana.
Kali ini Mira mengambil sebuah botol wine yang terletak diatas meja makan.
prangg
Botol itu hancur karena Mira membenturkannya ke kepala Ana. Sedangkan Ana hanya tersenyum dengan darah yang terus mengalir dikepalanya.
"lagi" pinta Ana membuat Mira kembali membawa botol wine yang lain yang terletak dimeja yang sama.
prangg
Botol tersebut kembali hancur dan kini Ana sudah mulai lemas dan terduduk dibawah dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya.
Kepalanya yang terasa berat membuat Ana kesakitan. Saat Ana akan terbaring Ana ingat jika Ravi sedang menunggunya diluar.
Ana meraih ponsel yang dia simpan disaku rok sekolahnya. Ana menekan tombol telfon yang akan tersambung kepada Ravi.
Saat telfon tersebut sudah tersambung, Ana langsung berkata sebelum dirinya tak sadarkan diri.
"Ken masuk, tolong aku" ucap Ana.
Setelah berkata seperti itu, Ana langsung jatuh tak sadarkan diri dengan darah yang sudah berlumuran mengenai baju seragamnya.
Tak lama, Ravi masuk dan Ravi kaget dengan konsi Ana yang sudah tak sadarkan diri.
Ravi melihat kearah Mira yang sedang berdiri dengan wajah yang sangat tenang.
Ravi dibuat semakin emosi saat melihat Ana lebih dekat. Luka dikepalanya serta punggung Ana yang sepertinya beedarah.
Ravi menatap Mira dengan tajam. Ravi janji akan membalas semua perbuatan Mira kepada Ana.
Lalu Ravi langsung membawa Ana kerumah sakit. Ravi sangat khawatir akan terjadi sesuatu kepada Ana karena Ravi melihat kondisi Ana yang sangat memprihatinkan.
Disisi lain Mira hanya tersenyum bak iblis. Dia sepertinya senang karena Ana yang sudah tidak berdaya.
"dasar lemah, gitu aja pingsan" ucap Mira.
Tidak tahu saja, selama kejadian ada seseorang yang menyaksikan bagaimana Mira berbuat kasar kepada Ana.
Orang tersebut langsung memberitahukan kepada orang tua Ana, tetapi orang tua Ana tetap tidak percaya karena tidak ada bukti yang pasti.
Kembali kepada Ravi yang sedang menunggu Ana didepan IGD. Ravi sendari tadi mondar mandir dengan baju yang berlumuran darah bekas Ana.
Tak lama dari itu, datanglah kedua sahabat Ana dan Ravi.
Dira langsung mengahampiri Ravi dan bertanya bagaimana keadaan sahabatnya itu.
"Vi giamana keadaan Ana?" tanya Dira.
"dokter belum keluar" jawab Ravi dengan seadaanya.
Terlihat Saffa yang sedang menangis dipelukan Agam lalu beralih kepelukan Dira.
Mereka berdua menangis saat mendengar kabar bahwa Ana kembali mendapatkan kekerasan dari tantenya.
"Vi mending lo ganti baju dulu, baju lo darah semua itu" ucap Dafa.
"sebelum gue denger keadaan Ana gimana, gue gak akan ganti baju atau apapun itu" ucap Ravi dengan tegas.
15 menit kemudian dokter keluar dan memberitahukan kedaan Ana kepada Ravi dan semuanya.
"nona Ana mengalami--"
●●●●●●●●●●
jangan lupa vote, share, dan kasih tanda kalo ada typo ya gess
papaiiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cia | end
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang seorang gadis perempuan yang dituntut untuk mandiri. Dia gadis yang sudah terluka namun dia tetap tersenyum untuk orang lain. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya kuat. Dalam kisah percintaannya pun bisa dikatakan sel...