Tentang Cia 29

144 4 0
                                    

Ravi menyerahkan video itu untuk dilihat oleh kedua orang tua Ana.

Setelah melihat itu, Sarah langsung menangis dan memeluk Arzan. Dia merasa gagal menjadi seorang ibu karena selama ini dia tidak percaya akan perkataan Ana.

Sama halnya dengan Arzan, dia selama ini telah percaya seratus persen kepada adiknya itu, namun kepercayaan itu membuat anaknya menjadi korban keserakahan Mira.

"ternyata selama ini saya salah menilai adik saya, saya rela mengorbankan anak saya demi adik saya, saya gagal menjadi seorang ayah. Saya tidak akan tinggal diam, lihat saja Mira sebentar lagi kau akan dicoret dari keluarga Derleen" batin Arzan.

Lalu kedua orang tua Ana ingin mendekati Ana namun hal itu dicegah oleh Ravi.

"kalian tidak bisa mendekati Ana sebelum Ana sadar dan Ana memaafkan kalian" ucap Ravi datar.

Dengan berat hati Arzan dan Sarah menganggukkan kepalanya dan meninggalkan ruang rawat Ana.

Sebelum pergi, Arzan berpesan kepada Ravi dan semuanya.

"saya menitipkan Ana sebentar kepada kalian, jika Ana sadar tolong beri tahu saya. Untuk masalah Mira itu biar saya saja yang menindak lanjuti semuanya. Terimakasih karena kalian sudah menunjukkan kebusukan adik saya sendiri. Saya dan istri saya pamit, kami menitipkan Ana kepada kalian, nanti kami akan kembali kesini" ucap Arzan.

"kamu tenang saja Sarah, anakmu sudah ku anggap seperti anakku sendiri" ucap Zahra kepada Sarah.

"terimakasih, sekali lagi saya minta tolong untuk menjagakan putri kami" ucap Sarah.

"akan saya pastikan Ana aman bersama kami" ucap Daren dengan tegas.

**

Kini Arzan dan Sarah tiba dikediaman Derleen. Disana terlihat banyak sekali mobil yang berjejer membuat Arzan heran ada apa dirumahnya.

Arzan dan Sarah masuk dan terlihat disana Mira sedang bepesta dengan botol minuman yang dipegang olehnya.

Arzan mendekati Mira dan langsung menyeretnya dan tak segan-segan dia menampar Mira.

plakk

"lo apa-apan si anjing" ucap Mira karena dia sudah terpengaruh oleh minuman beralkohol itu.

"keterlaluan kamu Mira" Arzan hendak menampar kembali Mira namun Sarah mencegahnya.

Setelah itu Mira tak sadarkan diri karena mabuk membuatnya seperti itu.
Arzan pun langsung membawa Mira kedalam kamarnya, tak lupa Arzan mengusir semua orang yang ada dirumahnya.

Arzan menghampiri Sarah yang sudah berada dikamar mereka. Disana terlihat Sarah yang sedang melamun.

"sayang" panggil Arzan.

"kenapa?" tanya Arzan.

"aku nyesel udah percaya sama kata-kata Mira, sekarang anak kita yang jadi korbannya" jawab Sarah.

"aku juga nyesel, tapi mau gimana lagi nasi sudah menjadi bubur.. semuanya sudah terjadi" ucap Arzan.

"terus sekarang kita harus gimana?" tanya Sarah.

"aku akan membawa kasus ini ke jalur hukum, meskipun Mira adik aku tapi semua yang dia lakukan terhadap Ana membuat aku tidak bisa memaafkannya lagi" jawab Arzan.

"besok pagi aku mau urusin semuanya, sekarang kita istirahat dulu" ucap Arzan.

Sedangkan dikamar tempat Mira berada, terlihat Mira yang masih tak sadarkan diri dengan keadaan yang kurang baik. Tapi hal itu dibiarkan oleh Arzan dan Sarah karena mereka terlalu kecewa kepada Mira.

Pagi hari pun tiba. Kini Sarah sedang membuatkan sarapan untuk Arzan dan tak lama kemudian datanglah Mira dengan keadaan yang sama seperti kemarin.

"mbak bikinin saya sarapan" ucap Mira yang masih belum sadar jika ada Arzan dan Sarah.

"bikin sendiri" jawab Arzan dengan datar.

Mira yang mendengar suara itu pun langsung mendongkak dan membelalakan matanya saat mendengar suara yang tidak asing bagi telinganya itu.

"mas, mbak?" Mira kaget karena keberadaan Arzan dan Sarah.

"apa kamu?! puas mabuk-mabukannya?!" tanya Arzan dengan nada tinggi.

"maksud mas apa? aku gak ngerti" tanya Mira dengan kegugupannya.

"jangan pura-pura lupa kamu. Kamu kemarin mengadakan pesta kan dirumah ini? kamu mengadakan pesta karena kamu berhasil membuat anak saya celaka iya kan?" tanya Arzan.

"sekarang saya sudah tahu kebusukan kamu dibelakang saya. Pura-pura baik tapi sebenarnya iblis" ucap Arzan.

"kenapa kamu diam? apa ucapan saya semuanya benar?" tanya Arzan.

"mas, gak mungkin aku nyelakain keponakan aku, aku sayang sama keponakan aku mas" jawab Mira.

"kamu bilang sayang sama keponakan kamu? apa saya tidak salah dengar?" tanya Arzan.

"bukannya kamu hanya sayang dengan harta saya saja?" lanjutnya membuat Mira terdiam.

"kenapa kamu diam?" tanya Sarah.

"saya sudah percaya sama kamu, saya menitipkan anak saya kepada kamu karena kamu baik, tapi nyatanya kamu manusia berhati iblis Mira" Sarah berteriak didepan wajah Mira.

Mira terkekeh membuat Arzan dan Sarah menatapnya aneh.

"rupanya kalian sudah tahu semuanya. apa anak gak tahu diri itu mengadu kepada kalian?" tanya Mira.

"jaga mulutmu Namira!" ucap Arzan.

"apa? mas gak terima?" tanya Mira.

"memang selama ini aku baik didepan kalian karena aku ingin kalian percaya kepadaku agar aju bisa lebih mudah menguasai semua harta keluarga Derleen" lanjut Mira.

"kenapa? kenapa kamu bisa berbuat seperti itu?" tanya Arzan.

"karena aku iri kepada Ana. Dia mendapatkan banyak harta warisan dari ibu sedangkan aku hanya sedikit" ucap Mira dengan lantang.

"asal kamu tahu Mira, ibu sengaja memberimu sedikit karena dia tahu anaknya yang satu ini gak tahu diri"

"selama ibu sakit apa ada kamu disamping ibu? apa ada kamu rawat ibu?"

"gak ada Mira. Kamu gak ada" ucap Arzan.

"dan sekarang kamu tidak terima hanya karena harta warisan dari ibu dan kamu tega mencelakai keponakan kamu sendiri?" tanya Arzan.

"semua cara akan aku lakukan demi mendapatkan semua harta ibu" ucap Mira.

"kamu serakah Mira. Sekarang saya sudah tahu sikap dan sifat asli kamu, sekarang kamu tinggal menunggu waktunya polisi membawamu kedalam jeruji besi" ucap Arzan.

"jeruji besi? mas tega biarin aku dibawa dan tinggal disana?" tanya Mira dengan pelan karena dia kaget mendengar ucapan Arzan.

Sarah maju dan berkata "apa kamu punya rasa tega saat mecelakai putri saya?" tanya Sarah dan Mira langsung terdiam.

"mas, mbak aku mohon jangan bawa masalah ini kepada pihak yang berwajib, aku ngaku aku salah maafin aku" ucap Mira.

"mas udah maafin kamu, tapi mas gak rela putri kesayangan mas disakiti bahkan sampai celaka gara-gara ulah kamu" ucap Arzan dengan tegas.

Tak lama dari itu dua orang polisi datang bersama Riko selaku tangan kanan Arzan.












●●●●●●●●●●

jangan lupa vote, share, dan kasih tanda kalo ada typo ya gess

papaiiiii

Tentang Cia | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang