Tentang Cia 02

337 8 0
                                    

Ana kembali ingat dengan mantan kekasihnya. Dia tidak habis fikir ternyata selama ini dia dijadikan bahan untuk mengisi kekosongan lelaki itu tanpa memikirkan perasaannya.

"gue harus buang jauh-jauh rasa ini. Gue harus bisa" Ana meyakinkan dirinya agar dia semangat.

Sebenarnya Ana ingin sekali bisa bercerita kepada seseorang. Tetapi Ana tidak bisa mudah percaya kepada orang begitu saja.

Bisa saja Ana bercerita kepada bundanya, tetapi dia terlalu ingin menutupi semuanya dari sang bunda agar dia terlihat tetap baik-baik saja.

Dan Ana juga bisa bercerita dengan sahabatnya, tapi lagi-lagi dia ingin menutupi semuanya agar terlihat baik-baik saja.

Tetapi yang namanya sahabat, pasti bisa tau apa yang sedang kita rasakan meskipun kita tidak bercerita sama sekali.

Ana juga sama seperti itu. Sahabatnya selalu tau apa yang dia alami, tetapi Ana sangat handal dalam menyimpan sesuatu. Dia bisa terlihat sangat baik padahal hati dan fisik nya sedang tidak baik.

Dari kejauhan terlihat seorang lelaki yang tengah memperhatikan Ana. Lelaki itu bisa melihat Ana yang sangat kacau meski Ana sendiri tidak menampakkannya.

Ana berdiam diri ditaman itu selama lima jam lamanya. Sekarang dia berniat ingin pergi ke salon untuk merapikan rambutnya yang kemarin sempat dia potong.

Selama keluar, Ana selalu memakai topi agar rambutnya yang sangat kacau itu tidak terlihat.

Setelah sampai salon, Ana langsung memintanya agar rambutnya dirapikan.

Setelah rapi, Ana keluar dari salon tersebut dan melajukan kembali mobilnya menuju salah satu cafe untuk sekedar mengisi perutnya.

Ana memberhentikan mobilnya di depan salah satu cafe. Cafe tersebut bernama Vindra Caffetteria.

Caffetteria sendiri berasal dari bahasa Italia yang berarti kedai kopi atau warung kopi.

Selain berbagai macam kopi yang dijual disana, ada juga makanan ringan seperti Pastry, Kentang goreng, pasta hingga makanan berat pun ada disana.

"Vindra Caffetteria.. menarik" gumam Ana.

Dia langsung masuk dan duduk disalah satu meja dekat dengan jendela luar.
Tapi sebelum itu, Ana memesan salah satu kopi yang menjadi best saller disana.

Caffè Latte menjadi kopi yang selalu banyak penggemar karena kopi yang bercampur susu dan tidak telalu pahit.

Ana juga memesan pasta Agnolitti karena itu salah satu pasta yang menurutnya sangat menggiurkan sekali dan Ana pun baru menemukan cafe yang menjual pasta itu.

Pasta Agnolotti adalah jenis pasta khas wilayah Piedmont, Italia. Agnolotti terdiri dari satu potongan pasta pipih yang diisi daging atau sayuran, lalu dilipat jadi dua. Hampir sama dengan bentuk pangsit yang berbentuk pipih.

Setelah makanannya sampai, Ana langsung memakan makanan itu dengan santai.

Dari ujung terlihat lelaki yang tadi sempat memperhatikan Ana ditaman.

Lelaki itu tersenyum melihat Ana yang sepertinya menyukai pasta Agnolotti.

"lucu" gumam lelaki itu, kemudian lelaki itu pergi dari tempatnya.

Ana yang sedang asik memakan makanannya dikaget kan dengan tepukan dipundaknya.

"woyy" kaget orang itu.

ukhuk
ukhukk

Ana langsung mengambil air kemasan yang sempat dia pesan tadi.

Setelah meminum air itu, Ana langsung menatap tajam orang yang tadi sudah mengagetkannya.

"hehe... sorry bestie" ucap Dira.

Dira itu adalah sahabat Ana. Nama lengkapnya adalah Adira Jasmine.

Selain Dira ada lagi satu sahabat Ana yaitu Talita Saffa Azaria yang kerap dipanggil Saffa. Dia sedang berada diluar kota untuk menghadiri acara keluarganya.

"ngapain lo sendiri disini?" tanya Dira.

"nenangin diri" jawab Ana.

"lah emang lo kenapa Na?" tanya Dira lagi.

"gue putus" ucap Ana dan tiba-tiba Dira menggebrak meja membuat orang-orang yang ada disana menatap mereka.

brakk

"heh!" Ana menegur Dira.

"hehe.. sorry gue kaget" ucap Dira.

"Na kok bisa lo putus? bukannya lo bucin banget ya sama dia?" tanya Dira.

"yaa dia milih masa lalunya dari pada gue, dan soal gue yang bucin itu, gue doang loh yang bucin dia mah kagak" jelas Ana.

"lah gubluk tuh orang ninggalin lo demi masa lalunya.. wah wahh kalo Saffa tau pasti dia yang ngamuk tuh" ucap Dira dengan emosi yang menggebu-gebu.

"lo juga si gue kan udah bilang sama lo jangan terlalu bucin sama tuh orang, sekarang akibatnya gini kan lo ditinggalin" ucap Dira.

"iya iya gue salah" Ana hanya pasrah karena dia tidak sedang ingin berdebat.

Mereka pun kembali berbincang dengan topik yang sudah mereka rubah.

Setelah berbincang dengan sahabatnya, Ana langsung pulang.

Ana pulang jam tujuh malam. Sebenarnya Ana malas untuk pulang. Kenapa malas? karena dia harus bertemu dengan Mira, tantenya.

Ana masuk kerumah yang sangat sepi, terlihat Mira yang sedang duduk santai dengan ponsel digenggamanya.

"wahh bagus yaa pulang jam segini. Mau jadi apa kamu pulang jam segini hah?! mau jadi jalang kamu?!" Mira berbicara seperti itu kepada Ana, sedangkan Ana hanya diam.

Ana pun berlalu meninggalkan tantenya yang sedang menceramahinya.

Katakan saja Ana tidak sopan. Tapi apa boleh buat? Ana sangat tidak menyukai tantenya itu.

"huhh gue harus siap mental ini mah" lirih Ana.

Ana pun pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum dia tidur. Setelah itu dia turun untuk makan malam.

Tapi saat Ana turun, Ana tidak menemukan satu makanan pun yang tersaji dimeja makan.

Mira yang melihat Ana berdiri didepan meja makan pun berbicara.

"mulai sekarang, kamu kalo mau makan masak sendiri, apa-apa harus sendiri. Kalo bisa si yaa tinggalin rumah ini dan hidup sendiri" ucap Mira.

"karena tante mau harta papa kamu sepenuhnya jatuh ke tangan tante" lanjutnya.

Ana kembali diam tanpa berbicara sepatah kata apapun.

"dan satu lagi.. setiap orang tua kamu transfer uang bulanan kamu, otomatis uang itu akan masuk rekening tante dan itu menjadi milik tante. Jadi kalo kamu butuh uang, kamu harus kerja sendiri. Inget jangan manja" ucap Mira.

"terserah" Ana langsung kembali kekamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.





●●●●●●●●●●

jangan lupa vote, share, dan kasih tanda kalo ada typo ya gess

papaiiiii

Tentang Cia | endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang