Pada malam yang sama, di bawah cahaya rembulan yang sama, telinga kanan Luzyn bergerak-gerak ketika merasakan ada sesuatu yang tidak beres di sekitar sini. Alhasil, makhluk itu membuka mata secara perlahan-lahan dan memandangi sekitar dengan penuh waspada.
Saat sebuah siluet manusia lewat di belakangnya, dengan cepat ia berbalik badan dan tidak menemukan apa pun. Hanya ada embusan angin malam yang menerpa rambut-rambut halusnya, tidak ada sesuatu yang aneh di situ.
Namun, ketika hendak kembali menghadap ke depan, tiba-tiba sesuatu yang tajam melesat ke arah Luzyn dan menancap di mata kanannya. Alhasil, raungan kesakitan menggelegar di sekitar bangunan tersebut.
Sementara itu, kesebelas anak yang berada di dalam seketika terlonjak kaget saat mendengar suara keras tersebut. Bahkan, Jay, Jake, Ni-ki, dan Sora yang tidurnya sudah seperti orang mati saja langsung terbangun.
"Anjrit, apaan itu?" tanya Jake yang masih sedikit mengantuk.
Tiba-tiba, Jay yang berada di sebelah kanan Jake itu mendorong tubuh yang sedikit lebih kecil daripada dirinya sambil berkata, "keluar, gih! Coba liat, ada apaan di luar!" titahnya yang langsung diberi tatapan sinis dari pemuda Shim itu.
"Emang setan nih bocah," gumam Jake sebelum bangkit dari posisi duduknya dan berjalan cepat menuju jendela yang kacanya sudah pecah di beberapa bagian.
Setelah sampai, ia pun melihat ke luar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di luar. Dan, betapa terkejutnya Jake saat melihat Luzyn tengah memberontak dari jeratan tali yang mengikat leher dan kedua kakinya dengan sangat-sangat kuat.
Belum sempat berlari untuk memberi tahu teman-temannya, netranya samar-samar melihat segerombolan tentara berseragam hitam dengan senapan yang mengarah kepada Eyeless gagal itu. Mereka tidak kunjung menembak, hal itu membuat Jake sedikit heran.
"Cepat keluar atau kami lenyapkan makhluk ini sekarang!" pekik salah satunya dengan nada mengancam.
Kini, pemuda itu tahu bahwa senapan-senapan yang mengarah pada Luzyn itu hanya untuk menggertaknya dan kawan-kawannya.
Namun, sepertinya Jake juga mengetahui maksud dan tujuan dari tindakan para tentara tersebut sekarang. Laki-laki bersurai cokelat gelap itu diam-diam berlari ke arah kesepuluh temannya, kemudian berkata, "mereka udah datang."
"Siapa?" tanya Jungwon.
"Tentara ZEO. Mereka mau nangkep kita bertujuh dan lo pada pasti udah tau bakal diapain kitanya."
"Emangnya kalian bakal diapain sama mereka kalo ketangkep? Maaf, soalnya gue gak tau," tutur Jasmie dengan mimik sedikit bingung.
Bukan Jake yang menjawab, justru Lova yang memberi jawaban pada sang teman. "Mereka bertujuh bakal dijadiin alat sama Lodric. Dan, lo tau, kan, seberapa bahayanya mereka kalo sampe bener-bener dikendaliin sama si tua bangka itu?" jawabnya.
Seketika, Jasmie terdiam dan hanya bisa memasang mimik khawatirnya.
Sedangkan, Hyejin yang berusaha untuk tetap tenang itu berkata, "jadi, kalian memilih nyerahin diri atau masih tetap pada pendirian? Keputusan itu ada di tangan kalian bertujuh," tuturnya dengan raut wajah tenang.
DOR!
DOR!Dua peluru berhasil mengudara menandakan waktu mereka makin sedikit sebelum para tentara itu menerobos masuk.
"Heeseung hyung, gue nyerahin keputusan ini kepada lo," ujar si pemilik lesung pipi sambil menengok ke arah sang teman tertua.
Awalnya Heeseung tampak cukup terkejut, namun setelahnya ia pun tampak berpikir keras. Ini bukan sekadar pilihan, melainkan ini tentang nasib mereka selanjutnya dan hal itu tentu tidak mudah. Jika sampai salah memilih, maka habislah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] THE ZOMBIE PLAGUE 2 : REVENGE
Action[DIHARAPKAN UNTUK MEMBACA S1-NYA TERLEBIH DAHULU!] Tak ada lagi kekacauan, tak ada lagi ketidakadilan, tak ada lagi kekejaman, dan tak ada lagi mayat hidup yang berkeliaran. Semuanya akan kembali seperti sedia kala.