Dua

240 56 17
                                    


Pliss, kalo baca sempatkan Vote dong. Ngevote nggak akan bikin kamu rugi kok. Kalo pun cuma kepo sama Cerita aku setidaknya kasih satu vote di tempat di mana kamu kepo sama Cerita aku. Tolong ya guys!

Kamis, 11 Agustus 2022

•••

Hai, Guys. Cerita ini kembali dalam versi Revisi.

Oh, iya. Tolong lebih aktif lagi ya untuk komennya:)

Jangan lupa bantu di promosikan juga kalo suka💚

••••

Kalian tau sendiri kan? Aku tukang Typo. Jadi tolong maklum ya. Qiqiqi... Silahkan komen dan kasih saran Apapun untuk cerita ini. Akan aku lakukan dengan baik.

Terima kasih guys...

•••

Kamu tau tidak? Bahwa kehidupan tidak selamanya seperti yang kamu pikirkan. Hidup adalah kejutan dan rasa sakit itu sendiri.

Langit hitam pekat memberikan nuansa sejuk yang menyegarkan. Beberapa saat lalu hujan turun dengan derasnya. Memberikan aroma khas hujan yang menyegarkan.

Seorang perempuan berjalan menyusuri jalan yang sepi itu. Jalan setapak di mana dia bisa melihat kendaraan berlalu lalang. "Seger banget. Tuhan, Tau dunia memang butuh di bersihkan." ucapnya.

Perempuan itu bernama Gisella Lea Anastasia. Perempuan dengan switer merah itu tengah menikmati malam yang sunyi dan dingin. Dia berjalan kearah kursi yang terbuat dari besi yang terukir.

Lea, dia tersenyum ke arah kursi yang basa itu dan tanpa pikir panjang dia langsung duduk. Meski celananya juga Ikut basa di buatnya. "Dingin banget. Tapi, nggak apa-apa." ujarnya. Perempuan bernama Lea itu mendongak melihat langit yang hitam tanpa ada bintang maupun Bulan.

"Gelap banget?"

Lea pun mencoba melihat sekeliling dan yang dia temukan adalah kesunyian. Tidak ada kendaraan ataupun orang yang terlihat melintas di hadapannya. "Sepi." ucapnya.

Lea menyenderkan dirinya dan menyetel musik yang dia dengarkan dengan volume keras di dalam Earphone berwarna kuning miliknya. Agar dirinya tidak merasa takut meski hanya sendiri. Di tempat yang begitu sunyi itu.

Lea tersenyum kecil. "Hal bagus. Aku cuma perlu menikmati kesunyian ini." pikirnya.

"Lea, kamu cuma perlu duduk tenang dan menikmati kesunyian dan suara menenangkan semacam Jangkrik." Lea terkekeh kecil ketika teringat kalimat itu di pikirannya.

"Kamu tau nggak? Hari ini aku menemukan kesunyian itu dan aku menyukainya" terang Lea.

Lea nampak begitu menikmati waktu kesendiriannya. Meski yang dia lihat adalah jalan kosong tanpa ada kendaraan lewat. Meski suasana cukup dingin dan begitu menakutkan.

•••

Seorang laki-laki tengah berjalan kesal di malam itu. "Sial. Gue kesel banget!" ucapnya kesal.

Untuk Tuhan || Bang Yedam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang