Kamis, 11 Agustus 2022•••
Tolong jangan lupa kasih Vote Juseyo! :)•••
Selamat Membaca💙
•••
Malam ini setelah kemarin Yedam mengatakan orang yang tidak bersalah sebagai sosok Hantu. Yedam memutuskan untuk kembali ke tempat yang dia datangi kemarin. Bahkan Yedam datang lebih awal untuk menunggu kedatangan Lea. Dan memastikannya sekali lagi kalo Lea itu manusia dan bukan hantu.
Yedam menelisik sekeliling Karna dia sudah duduk di situ cukup lama tapi tidak menemukan sesuatu yang dia cari. "Lama banget si itu setan?" tanya Yedam.
"Setan?" suara itu berasal dari belakang Yedam. Menemukan Lea berdiri di belakang Yedam dengan senyum mekar.
"SETAN...." teriak Yedam reflek ketika menemukan Lea ada di belakangnya.
Lea terkekeh. "Astaga. Kamu jadi laki-laki Penakut banget sih?" ucap Lea santai. Bagaimana dia berjalan menuju sebuah kursi yang berada tidak jauh dari kursi yang di duduki Yedam.
Yedam bertanya untuk ucapan Lea. "Siapa yang penakut?"
"Kamu."
"Nggak!"
"Kalo nggak takut. Kenapa kamu teriak?"
"Gue jatuh dan kaki gue sakit." ujar Yedam berbohong.
Lea mengangguk saja meski ucapan Yedam sangat tidak masuk akal dan tidak bisa dia pahami.
"Lu setan, kan?" tanya Yedam.
Lea menarik napas sebanyak mungkin. "Untung aja aku nggak mudah sakit hati." ujar Lea.
"Maksud Lo?"
Lea tersenyum melihat Jalan sepi itu. "Akal kamu dimana? Kamu terlalu berimajinasi" terang Lea.
"Siapa juga yang berimajinasi?"
"Kamu."
Yedam menggeleng tidak setuju dengan ucapan Lea. "Kalo nggak kenapa kamu kira aku setan?" Tanya Lea.
"Ya, itu---"
"Itu apa?"
"Waktu itu gue manggil Lo dan teriak kenceng Lo nggak noleh atau jawab." terang Yedam.
Lea mengeluarkan ponselnya dari saku switer miliknya dan menunjukkannya kepada Yedam. "Apa mata kamu bermasalah? Aku lagi dengerin musik dan pake earphone, kamu nggak lihat?" terang Lea.
Yedam tersenyum tipis. "Kalo begitu aku minta maaf, ya?" ucapan Yedam hanya di berikan anggukan oleh Lea.
Keduanya kembali diam seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Bagaimana malam ini cukup ramai kendaraan, cukup banyak yang berlalu lalang. Kedua orang itu kembali di sibukkan oleh kegiatan masing-masing. Bagaimana Lea hanya diam melihat arah depan dengan pandangan tenang dan Yedam yang masih tetap duduk disana sambil bermain ponsel miliknya.
Suara terdengar dari Lea. "Kenapa kamu nggak pulang?" tanya Lea.
Yedam menoleh melihatkan Lea yang berada di ujung Pandangnya. "Maunya si begitu. Tapi entah kenapa duduk disini rasanya nyaman banget." jawab Yedam.
Lea tersenyum tipis, "Memangnya kamu ada masalah?" tanya Lea.
Pandangan Yedam kembali terarah ke arah depan. Dimana baru saja satu mobil berwarna hitam lewat dari pandangannya. "Nggak tau juga. Tapi kali ini aku lagi mikirin sesuatu yang nggak sejalan." jelas Yedam.
Lea melepaskan earphone yang terpasang di telinganya dan memilih untuk lebih mendengarkan apa yang di katakan Yedam. "Mungkin aja kursi yang aku duduki ataupun kamu duduki adalah kursi penenang,"
"Sekali kamu duduk. Kamu bakal terhipnotis dan nggak mau pulang." terang Lea.
Entah kenapa itu membuat Yedam tidak bisa menahan tawanya. "Jadi, apa ini kursi setan? Atau jampi-jampi dukun?" Kali ini pertanyaan Yedam membuat Lea Terkekeh.
"Kenapa Lo ketawa?"
"Mau ini Kursi setan atau kursi kiriman. Yang jelas kursi-kursi ini nyaman dan berasa bermanfaat banget untuk di Duduki." Tutur Lea.
Yedam mengangguk seolah menyetujui apa yang di katakan Lea kepadanya.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Tuhan || Bang Yedam✅
Teen FictionVERSI REVISI UNTUK "GELAP || YEDAM" "Mimpi gue tercapai. Tapi, orang yang bikin gue berhasil meraih mimpi gue, ternyata hilang!" - Bryan Yedam Putra