Tujuh

54 31 0
                                    

Minggu, 28 Agustus 2022

•••

Selamat membaca 🌻

Hari ini Yedam menghabiskan waktu sorenya dengan kedua sahabatnya. Duduk di halaman kampus di bawah pohon rindang, ketiganya duduk di Alaskan rerumputan segar dengan beberapa makanan ringan yang di beli Rendi.

Terlihat laki-laki bernama Dean itu tengah sibuk memainkan gitar milik Yedam. Karena dirinya lupa membawa gitar miliknya.

"Dam," panggil Rendi. Bagaimana laki-laki itu sedang membaca sebuah buku yang tentu saja Dean dan Yedam enggan ikut membacanya.

"Apa?" Jawab Yedam. Laki-laki itu masih fokus melihat ponselnya.

"Lo katanya mau bikin lagu, udah jadi?"

Yedam menggeleng, "Gue nggak ada Inspirasi dan sejak kejadian Mama dan Papa gue marah. Gue memilih untuk nggak terlalu terlihat fokus ke musik." jelas Yedam.

Rendi menutup buku yang tengah dia baca dan lebih melihat fokus ekspresi Yedam yang nampak biasa-biasa saja. "Begini, bukannya Lo ketemu cewek yang waktu itu Lo kira setan. Kenapa nggak Lo jadiin dia inspirasi buat Lagu Lo?" ucap Rendi, mencoba memberi saran kepada Yedam.

Ucapan dan saran Rendi membuat Yedam melihat cepat Rendi. "Lo waras, Ren?"

"Kenapa? Apa salah?" tanya Rendi bingung. Bagaimana Dean tetap terlihat fokus memetik-metik gitar milik Yedam. Meski kedua temannya tengah sibuk berbicara.

"Lo yang bener aja. Masa dia, gue jadiin inspirasi lagu gue. Gimana kalo suatu saat gue lulus audisi atau Gue bisa jadi penyanyi terkenal,"

Rendi menyimak ucapan Yedam. "Terus di tanya ini lagu terinspirasi dari mana. Apa gue harus bilang kalo gue dapet inspirasi dari cewek aneh yang duduk di kursi setiap malem dan selalu nutup telinganya pake Earphone,"

"Yang bener aja Lo!" jelas Yedam panjang. Bagaimana dirinya segera mengambil satu botol air mineral untuk dirinya minum.

"Dam," ucap Dean.

Yedam segera menutup minumnya. Namun, penjelasannya belum selesai sampai di situ. "Dan satu lagi. Gue aja tau nama dia nggak. Dia siapa dan tinggal di mana aja gue nggak tau. Ya kali?!" lagi ucap Yedam. Tangannya Segera meraih snack di hadapannya dan memakannya. Bagaimana Yedam memilih kembali untuk fokus melihat ponselnya.

Rendi melihat Yedam yang benar-benar tidak peduli itu. "Banyak penyanyi yang nyiptain banyak lagu dari inspirasi-inspirasi yang selalu mengejutkan dan hasilnya selalu baik." ujar Rendi.

Dean mengangguk-angguk oleh ucapan Rendi. "Bener, tu. Yedam, dengerin itu yang di omongin Rendi." tambah Dean.

"Jadi, sekarang gue harus gimana?"

Dean nampak antusias dan meletakkan gitar milik Yedam di sampingnya untuk lebih ikut kedalam pembicaraan yang dia rasa cukup menarik. "Ajak dia kenalan dan tanya-tanya." saran Dean.

"Menurut gue, jangan terlalu banyak tanya. Lo bisa Menggangu privasinya. Cukup sering-sering ketemu dan gali setiap hal menarik dari dia." kali ini Rendi memberikan saran.

Yedam mengangguk, mencoba memahami saran kedua sahabatnya. "Gue usahakan. Soalnya, gue rasa itu cewek kayak Es." ucap Yedam.

"Elsa Frozen dong?" ucapan Dean mendapatkan tumpukan kecil dari Rendi.

Untuk Tuhan || Bang Yedam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang