Siang ini Yedam telah menyelesaikan kelasnya dan seperti biasa dirinya akan berjalan menuju halaman kampus, Dimana dua temannya tengah duduk di bawah pohon rindang itu. Rendi yang terlihat tengah fokus membaca buku yang dia pegang dan Dean yang tidur dengan buku yang menutupi wajahnya.
"Lo berdua santai banget?" ucap Yedam yang langsung duduk di samping Rendi dan Dean yang tidak terganggu untuk itu.
Tidak ada jawaban dari Rendi ataupun Dean. "Lo berdua mau ikut gue nggak?" tanya Yedam.
Rendi menoleh yang tadi sempat mengabaikan dirinya. "Kemana?" tanya Rendi.
Yedam Tersenyum kecil. "Ke Toko baju." ujar Yedam.
Ucapan Yedam membuat Dean bangkit tiba-tiba dengan semangat mengobar. "Lo mau beli baju?" tanya Dean.
Itu di jawab anggukan oleh Yedam."Ngapain lo beli baju?" tanya Rendi.
"Rahasia."
Rendi merubah ekspresinya menjadi kesal. "Yaudah. Ngapain juga lo ngajak-ngajak kalo rahasia?"
"Gue traktir, mau nggak?"
Dean nampak bersemangat untuk ucapan Yedam, "Yakin?!"
Yedam kembali mengangguk. "Gue ikut." setuju Dean.
"Gue nggak tertarik."
Dean bangkit dan berdiri dan bagaimana dirinya meraih cepat tangan Rendi. "Ayolah, Ren. Lumayan dapet satu baju."
Rendi tidak merubah posisinya yang masih duduk itu dan di mana Yedam juga demikian. "Lo emang punya duit?" tanya Rendi.
"Punya."
"Gue mau ngelakuin sesuatu. Kalo emang lo nggak mau ikut, juga nggak apa-apa." ucap Yedam yang akhirnya memilih bangkit dari duduknya.
Dean menarik napas dalam-dalam. Dirinya tau Rendi ini emang sangat sulit untuk di ajak bicara, dan selalu berpikir bahwa pemikirannya itu baik. Maka dari itu Dean mencoba untuk Manarik paksa Tangan Rendi agar bangun. "Ayok ikut aja kenapa, si?!" ucap Dean.
Rendi memilih untuk bangkit dan menyetujui keinginan dari Dean dan ajakan dari Yedam. Ketiganya akhirnya berjalan pergi dari area kampus setelah merapikan semuanya.
•••
Mereka bertiga sudah tiba di depan sebuah toko baju. Setelah berjalan beriringan dari universitas ke toko baju yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka tiba.
"Gue mau bikin Yedam miskin." ujar Dean dengan senyum bahagia. Bahkan laki-laki itu masuk lebih dulu ke dalam Toko baju khusus laki-laki itu.
Yedam dan Rendi masih mematung dan tidak habis pikir dengan tingkah Dean, "Ren, kayaknya si Dean bener-bener bahagia." ujar Yedam ke Rendi yang tidak menjawab dan memilih untuk masuk mengikuti Dean.
Yedam hanya bisa tersenyum dan ikut masuk ke dalam. "Dam, ini bagus buat lo." Dean tiba-tiba mencocokkan sebuah Hoodie berwarna biru itu ke Yedam yang baru saja ingin melihat-lihat.
"Bagus juga, Thanks." sahut Yedam mengambil alih Hoodie itu dari tangan Dean.
Dean tersenyum, "Lo mau beli baju apa Hoodie?" tanya Rendi yang berdiri di samping Yedam.
"Keduanya."
"Lo yakin?!" pasti Rendi.
Yedam mengangguk, "Udah lo berdua sana pilih mau beli apaan, satu barang aja, ya. Gue bayarin." ujar Yedam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Tuhan || Bang Yedam✅
Teen FictionVERSI REVISI UNTUK "GELAP || YEDAM" "Mimpi gue tercapai. Tapi, orang yang bikin gue berhasil meraih mimpi gue, ternyata hilang!" - Bryan Yedam Putra