Rabu, 9 November 2022
Pagi ini Yedam tengah berada di tempat biasanya dia bertemu dengan Lea di malam hari. Yedam tengah duduk untuk menunggu kedatangan Lea. "Lea, bakal Dateng nggak, ya?" pikirnya sembari melihat sekeliling yang bahkan masih sepi itu.
Di saat Yedam tengah menerka-nerka itu, tiba-tiba ponselnya berdering dan seseorang yang dia kenal tengah memanggilnya. "Ada apa, Dean?" tanya Yedam untuk panggilan itu.
"Lo nggak ke kampus?"
"Badan gue sakit semua, njir."
"Kok bisa?"
"Di kejar setan gue semalem." jelas Yedam.
"Bercanda Lo, ya?!"
"Buat apa gue bercanda. Gue jelasin nanti. Oke, byee!" ucap Yedam sebelum mematikan panggilan dari Dean secara sepihak.
Yedam kembali mengantongi ponselnya kedalam saku celananya dan kembali menunggu kedatangan Lea. "Lama bener, apa dia lupa?" pikir Yedam.
Namun, tidak lama seseorang berjalan mendekati dirinya dan Yedam menyadari itu. "Yedam, maaf ya lama." ucapnya kepada Yedam.
Tiba-tiba mata dan pandangan Yedam entah kenapa terlihat fokus melihat Lea yang datang dengan penampilan yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Seperti kali ini dirinya mengenakan kaos hitam dan kemeja merah kotak-kotak, rambutnya yang terurai panjang dan celana Jeans itu meski dirinya hanya mengenakan sandal jepit. "Lo, beda kali ini." ucap Yedam yang benar-benar cukup terkejut untuk penampilan Lea pagi ini.
"Apa aku jelek, ya?" tanya Lea yang merasa minder dengan gaya yang dia pakai.
"Nggak. Lo nggak jelek kok. Cuma gue kaget aja sama penampilan lo pagi ini. Biasanya Lo selalu pake switer merah dan rambut Lo nggak pernah digituin." terang Yedam kepada Lea.
Entah kenapa kalimat dari Yedam membuat Lea tersenyum kecil, bagaimana tidak itu sedikit semacam pujian untuk dirinya dari Yedam. "Terima kasih." jawab Lea.
"Ngomong-ngomong, tumben Lo pake baju beginian. Selama sebulan gue kenal Lo, baru kali ini gue lihat fashion Lo macam begini." tanya Yedam.
Lea melihat beberapa orang tengah berjalan di sebrang jalan sana. Dirinya lagi-lagi tersenyum, "Sebenarnya ini gaya fashion kesukaan aku, tapi Karna aku perempuan. Jadi, nggak di bolehin ibuku." tutur Lea.
Yedam menoleh melihat Lea yang berpandangan lurus itu. "Lo berhak untuk membuat diri lo nyaman dengan gaya lo sendiri." ujar Yedam.
Lea menoleh melihat kedua mata Yedam yang terlihat melihatnya dengan begitu lekat, "Yedam?"
"Hm?"
"Jangan lihatin aku gitu dong!" ujar Lea ketika dirinya menyadari Yedam tengah melihat lekat dirinya.
"Siapa juga yang liatin lo,"
"Ngomong-ngomong, ini penampilan cocok banget buat lo. Sumpah aura Lo beda banget." ujar Yedam ke Lea. Kali ini Yedam Menganti arah pandangnya ke arah jalan itu.
Lea mencoba untuk menghentikan suasana seperti ini, "Yedam, kita mau kemana?" Tanya Lea.
"Entahlah. Gue aja nggak tau." ujar Yedam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Tuhan || Bang Yedam✅
Teen FictionVERSI REVISI UNTUK "GELAP || YEDAM" "Mimpi gue tercapai. Tapi, orang yang bikin gue berhasil meraih mimpi gue, ternyata hilang!" - Bryan Yedam Putra