Lima

67 34 0
                                    

Jum'at, 19 Agustus 2022

••••

Malam ini setelah hari yang melelahkan bagi Yedam. Dirinya ingin segera tiba di rumah dan beristirahat. Namun, tujuannya tidak sejalan ketika dirinya sampai ke rumah Ayah dan Ibu nya sudah duduk di sofa tanpa ada suara dari televisi maupun suara lain, Sunyi dan menakutkan.

Yedam berdesis, harap-harap tidak ada apa-apa yang akan dia alami. Yedam berjalan perlahan dan mencoba melewati kedua orang tuanya. "Yedam!" suara itu terdengar keras di telinga Yedam, membuat dirinya langsung diam dan berdiri tegak.

"Duduk!" Lagi suara penuh penekanan itu membuat Yedam menurut dan duduk di Sofa yang hanya bisa di duduki satu orang.

Laki-laki bernama Yedam itu menundukkan dan tidak sanggup untuk mengangkat kepalanya. "Apa yang lagi kamu lihat dibawah? Uang?" tanya Sang ayah laki-laki yang memperhatikan Yedam dengan tajam.

Yedam menarik napas panjang dan mengangkat kepalanya dengan tegak menemukan kedua raut serius dari kedua orangtuanya. "Apa kamu capek?" tanya sang ibu.

Yedam mengangguk, "Iya, capek." Jawab Yedam.

Tidak ada lagi suara terdengar. Yedam semakin menegang, "Tolong aku Tuhan." Batin Yedam.

"Yedam, apa kamu nggak nurut dan mendengarkan apa yang Papa bilang ke kamu?" tanya laki-laki separuh baya itu.

Yedam kembali tertunduk. "Yedam!" Kali ini suara itu berasal dari sang ibu yang sedari tadi diam.

"Papa kamu sudah bilang. Jangan lagi bernyanyi ataupun berusaha untuk ikut audisi!" ucap sang Ibu menunjukkan beberapa lembar brosur audisi yang Yedam kumpulkan dan dia Taru di dalam kamarnya, sang ibu berhasil menemukannya.

Yedam semakin tidak tau harus berbuat apa. "Pa," ucap Yedam melihat tatapan sang Ayah yang begitu menakutkan.

"Apa Tuhan mengizinkan untuk nggak mendengarkan apa yang di bilang kedua orang tua kamu?!" tanya Sang Ibu.

Yedam menggeleng, "Nggak. Tuhan selalu mengajarkan rasa hormat dan cinta kepada orang tua." Jawab Yedam cepat.

Suara napas Terdengar keras dari sang Ayah. "Terus kenapa kamu nggak nurut Apa yang Papa dan mama kamu bilang?!" tanya sang Ayah dengan suara keras.

"Yedam cuma mau berhasil dengan cara Yedam sendiri." ujar Yedam.

"Yedam!"

"Yedam bukan lagi anak-anak ataupun Remaja. Tapi Yedam udah memasuki usia dewasa. Dimana jalan dan keinginan yang ingin di capai di usahakan sendiri,"

"Yedam!"

"Papa dan Mama," Yedam menjeda Ucapnya.

"Izinkan Yedam untuk berhasil dengan cara Yedam sendiri." ucap Yedam kepada kedua orangtuanya.

"Bernyanyi nggak bakal bikin kamu pintar dan berhasil Yedam!" Sang ayah bangkit dari duduknya dan berdiri cepat. Suaranya keras dan penuh penekanan.

Yedam Mendongak dan melihat raut marah sang ayah. "Papa jangan bilang kayak gitu," ucap Yedam merasa sangat sedih untuk ucapan sang Ayah kepadanya.

Untuk Tuhan || Bang Yedam✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang