Harry melihat Tom masuk kedalam ruangan rekreasi Slytherin, lalu dibelakangnya diikuti oleh teman-teman Tom, atau pengikut ?.
Entahlah, harry yakin Tom tak menganggap mereka begitu kecuali Abraxas Malfoy sepertinya, karena dia tau kedekatan Abraxas dan Tom, saat dulu suaminya sering bercerita.
Yang lainnya mungkin Tom anggap sebagai bawahan.
"Potter-Black, kau sendirian disini ?" Itu Walburga yang menyapanya terlebih dahulu, terlihat lebih ramah dari pada lukisannya yang senang berteriak.
Sangat berbeda sekali dengan Walburga muda yang anggun dan elegant, dimasa depan lukisan Walburga terlihat seperti Banshee yang berisik.
"Ah... ya Nona....???" Berpura-pura bingung, karena mereka belum berkenalan dan takut di curigai.
"Maaf sebelumya jika aku tak sopan dan belum memperkenalkan diri, namaku Walburga Black"
Lalu setelah itu diikuti oleh, Orion Black, Geraint Rossier, Abraxas Malfoy, dan Corvus Lestrange. Sedangkan sisanya masih memiliki tugas lain untuk latihan Quidditch dilapangan.
"Kalo begitu, aku Harry James Potter-Black! Salam kenal semuanya, kalian bisa memanggilku Harry agar lebih akrab" senyuman dia tampilkan di wajah cantiknya.
"Tentu Harry" Walburga membalas senyuman itu.
Sementara Tom entah kenapa merasakan cemburu, saat Harry membiarkan orang lain memanggil nama depannya. Dia pikir panggilan nama kecil itu khusus hanya untuknya.
"Kalau begitu kami permisi" semuanya berlalu pergi, karena harus bersiap untuk makan malam.
Lalu setelah itu Harry memberikan senyuman pada Tom yang hanya menatapnya sejak tadi, tapi pria itu hanya berlalu begitu saja tanpa membalasnya. Membuat Harry dilanda murung dan bingung, memangnya apa yang salah ?
Setelah semuanya pergi, lalu pandangan mata Harry melihat Charlus Potter dan Dorea Black yang masuk kedalam asrama. Seketika moodnya langsung naik kembali, kakek neneknya memang seorang Slytherin, dan dia senang melihat wajah tampan dan cantik mereka di masalalu.
Tapi sayang sekali, mereka tidak tau kalau Harry adalah cucunya!.
.
.
.
.Tangan lentik itu membuka pintu di hadapannya dengan pelan. Harry masuk kedalam asrama barunya, dia lalu segera masuk kedalam dan duduk di kasur untuk merenungkan diri.
Matanya menatap kosong kedepan, meski senang bertemu dengan Tom. Namun dia selalu inga dengan anak-anaknya yang sudah tak bisa di lihat kembali.
'Lunar, Altair, Mommy merindukkan kalian berdua' batin Harry sangat sedih jika mengingat kedua anaknya.
Tapi Harry terperanjat dari lamunannya, saat melihat sosok Tom yang keluar dari dalam kamar mandi. Tubuh atletis itu masih basah dengan tetesan air di tubuh.
Bahkan Tom hanya memakai handuk untuk menghalangi area privasinya.
"Akh.... maafkan aku, aku tak sengaja melihatnya" Harry langsung berbalik membelakangi Tom.
Tetap saja dia malu, karena Tom dimasa ini masih belum menjadi suaminya.
Sementara Tom tak peduli, lalu dengan santai memakai bajunya dan mengambilnya dari dalam lemari.
"Untuk apa malu ? Bahkan kita sama-sama pria".
Sialan! Mulut suaminya ternyata sangat menyebalkan saat masih muda, sesantai itu dia berbicara.
"Karena kita berbeda Tom! Aku adalah submissive" teriak Harry kencang.
Namun tetap saja Tom tidak peduli dan hanya mengendikkan bahunya santai.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un-Expected II
RandomSeharunya Harry sudah mati, setelah Tom, Anak, beserta Cucunya mengantarkan dia pada pembaringan terakhir. Tapi semuanya malah..... "Hallo... kau baik-baik saja ?" itu professor McGonagall yang masih terlihat muda. Leluco macam apa ini ??? kenapa di...