11. Don't Daddy !!!

3.2K 361 5
                                    

"Sebagai cincin pernikahan kita, aku adalah istrimu dari masa depan Tom.... hiks.... namun kita terpisah di masa depan dan sekarang aku malah terlempar kemasa lalu... hiks... aku merindukanmu..."

Kata-kata Harry terus terngiang di kepalanya, bahkan Tom tak bisa menghilangkan dari pikirannya sejak tadi.

Tom terduduk di pinggiran kasur dimana Harry sedang tertidur sekarang, bahkan Harry langsung tak sadarkan diri setelah mengatakan kejujurannya, apakah sesakit itu  ?

"Kau dimasa depan menjadi abadi dengan semua Horcrux milikmu, sementara aku mati karena menua. Tapi kau adalah orang yang paling mencintaiku, meski aku sudah tidak terlihat menarik lagi, meski aku meninggalkanmu terlebih dahulu"

Tidak mungkin jika Harry berbohong, bahkan walaupun dalam pengaruh vitaserum, Harry menagis dengan sangat pilu. Jika Harry benar istrinya dimasa depan, maka dia akan menjaga Harry dengan sebaik mungkin.

Tom sudah menentukan ! Dirinya akan menjaga Harry dengan baik dimasa ini.

Tangannya mengusap cincin Gaunt yang berada di jari manis Harry, dirinya di masa depan bahkan sampai memberikan benda berharga ini.

Dia tak bodoh, karena cincin ini adalah lambang permaisuri Slytherin. Jika dirinya sudah memberikan cincin ini pada orang lain, maka tidak akan bisa berpaling lagi pada siapapun bahkan berarti sudah memberikan seluruh hidupnya.
.
.
.
.

Harry terbangun dengan pusing yang mendera di kepalanya kemudian duduk diatas kasur, lalu melihat ke sekeliling dengan memegang kepala yang masih pusing.

Ini kamar asramanya, siapa yang membawa dirinya kemari ? Apakah Tom ?! Lalu matanya melihat sebuah tangan yang memeluknya.

Itu Tom! Dia tidur bersama Tom di kasur ? Sungguh, hal ini membuat dirinya sangat terkejut, apakah Tom yang menjaganya saat tak sadarkan diri ?.

"Tempus".

Jam sudah menunjukkan waktu pukul 9 malam, itu artinya waktu makan malam sudah lewat, apakah Tom sudah makan ? Pasti dia lelah sudah menunggunya seharian.

Mata hijau cantiknya menatap Tom yang sedang terlelap, sangat tampan. Harry sangatlah mencintai pria di hadapannya ini, karena bagaimanapun Tom akan tetap menjadi cinta sejatinya.

Bahkan tetesan air mata tak mampu dirinya bendung lagi, semua yang ada pada Tom selalu mengingatkannya akan masa depan.

Masa depan yang begitu bahagia, namun terpisah oleh waktu yang begitu kejam, membuat mereka terpisah karena usia yang terus bertambah.

Tetesan air mata itu mengenai wajah Tom, sehingga membuatnya terbangun, mata birunya melihat Harry yang sedang menangis.

"Harry, kau baik ? Ada apa denganmu ?!" Tom lalu duduk dan mengusap air mata yang berjatuhan di pipi Harry dengan lembut"

"Tidak aku hanya...." lidahnya bahkan terlalu kelu untuk berkata-kata, tak mampu untuk mengatakan apapun.

"Kau tidak boleh menangis, jangan menangis lagi, air matamu terlalu berharga untuk keluar" kemudian Tom membawa Harry kedalam pelukan, mengusap bahu yang bergetar itu pelan.
.
.
.
.
.

Ini gila! Lunar tak habis pikir dengan ayahnya sendiri, bagaimana bisa ayahnya melakukan hal gila diluar nalar seperti ini.

"Aku hanya ingin memastikan mimpi yang aku alami" sementara Tom hanya menatap anaknya dengan pandangan datar.

"Tapi sadarlah Daddy! Mommy sudah tidak ada, aku tau kau sedih! Tapi jangan seperti ini, Mommy akan sedih jika melihatmu menjadi seperti ini"

Oh.... astaga, dimana Altair ? Kakanya pasti akan menghajar ayahnya, dia pasti akan murka jika mendengar pikiran gila ayahnya.

Un-Expected IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang