Setelah selesai dengan semua barang pembeliannya, Harry dan Tom kembali menuju Hogwarts. Tak ada yang spesial saat mereka jalan bersama. Meski sebenarnya Harry sedikit kecewa karena tak ada kesan yang indah hari ini, Tom sangat dingin untuk diajak bicara.
Dia kembali teringat, saat dulu Tom sering mengajaknya jalan bersama, dan sering mengajaknya bicara dengan hangat. Kenapa suaminya saat remaja dingin sekali ???
Huh.... padahal sejak tadi dirinya sudah memberikan senyuman paling mempesona.
Tubuh mereka sudah berdiri di gerbang hogwarts, setelah ber'apparate dan segera masuk gedung sekolah sihir itu.
Banyaknya para siswa-siswi yang memperhatikan mereka saat berjalan, tentu saja karena Harry murid baru yang mempesona, ditambah lagi karena kedatangannya yang misterius dan berasal dari masa depan, membuat banyak orang penasaran.
Setelah akhirnya melewati banyak lorong, Harry dan Tom berdiri tepat dihadapan pintu Asrama Slytherin.
"Salazar Slytherin", "Pure-Blood" Ucap Harry dan Tom bersamaan.
Sementara Tom melirik Harry dengan pandangan yang aneh, kenapa anak itu mengatakan 'Pure-Blood ?' Dia benci dengan kata-kata Pure-Blood, karena seolah mengolok statusnya yang Mudblood.
"Ah... maaf sepertinya aku salah" Harry merasa konyol karena dia hanya ingat kata sandi Slytherin dimasa depan saja, selama 3 hari tinggal di Asrama Slytherin, Walburga yang selalu mengajak dia keluar dan mengucapkan kata sandinya.
"Tak masalah, ingatlah kata sandinya dengan benar, Salazar Slytherin. Sangat mudah untuk diingat" tukas Tom dengan datar.
"Tentu, terimakasih Tom. Karena aku hanya ingat dengan kata sandi Slytherin dimasa depan saja" ucapnya sambil berjalan masuk menuju ruangan asrama.
Mata mereka berdua lalu disambut dengan pemandangan para murid Slytherin yang sedang bercanda dengan anggun di ruang rekreasi.
Sebagian mungkin masih belum pulang dari Hogsmeade.
Sementara para Walpurgis menatap Tuannya Tom dengam heran, karena mereka pergi tanpa diketahui dan tau-tau sudah pulang bersama.
.
.
.
.Harry merapikan barang belanjaanya di dalam lemari, sementara Tom sedang mandi mungkin.
Banyak sekali belanjaan yang dia beli, mulai dari baju, sepatu, jubah, seragam, buku dan lain-lain. Semuanya dia kecilkan dan dimasukan kedalam tas yang telah dibeli mantera perluasan.
Lalu yang terakhir matanya melihat sebuah kalung berbandul permata hijau sederhana yang indah. Harry sengaja membelinya secara rahasia tadi, karena ini untuk Tom sebagai hadiah telah mengantarnya belanja. Tapi apakah Tom mau menerimanya ? Dia gugup sekali.
Mata harry lalu menatap cermin di lemari, dia masih bingung dan berfikir bagaimana bisa terlempar kemari dan menjadi umur 17 ? Belum ada petunjuk yang bisa mengungkapkannya.
Lalu matanya memandang kalung dan cincin Slytherin yang saat telah menikah selalu terpasang apik ditangan dan lehernya, namun Harry memberikan pesona pada kedua benda tersebut, agar orang lain tak curiga, karena kedua benda ini adalah peninggalan berharga dari Salazar yang Tom dewasa berikan kepadanya.
Bunyi pintu kamar mandi terdengar dibuka, itu Tom yang sudah rapi dan setidaknya keluar dari kamar mandi telah memakai baju, jadi Harry tak malu melihatnya.
"Tom sudah selesai ?" Tubuh mungil Harry mendekati Tom yang akan duduk dikasurnya.
Tidak menjawab, namun mata biru Tom memberikan seluruh perhatiannya pada Harry.
"Aku tidak tau apa kau akan suka atau tidak, tapi aku mohon terimalah" Harry membuka kedua telapak tangannya yang sejak tadi memegang kalung indah itu. "Ini untukmu, sebagai tanda terimakasih karena telah menolongku tadi".
KAMU SEDANG MEMBACA
Un-Expected II
RandomSeharunya Harry sudah mati, setelah Tom, Anak, beserta Cucunya mengantarkan dia pada pembaringan terakhir. Tapi semuanya malah..... "Hallo... kau baik-baik saja ?" itu professor McGonagall yang masih terlihat muda. Leluco macam apa ini ??? kenapa di...