4. Pertemuan Kedua

24.4K 2.5K 86
                                    

Pagi-pagi sekali Lyria meninggalkan kediaman neneknya. Ia harus menjaga suasana hatinya untuk tetap tenang, dan satu-satunya jalan adalah menghindari pertemuan dengan seluruh anggota keluarga di kediaman neneknya.

Nenek serta bibinya pasti tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah jika mereka tahu bahwa ia menampar Kaitlyn semalam.

Dan apa yang diperkirakan oleh Lyria memang benar. Mallory dan Eugene murka ketika mengetahui bahwa Lyria berani menampar Kaitlyn.

Bagi Mallory, Kaitlyn merupakan permata berharganya. Dia telah memanjakan cucunya ini sejak kecil. Dia pasti akan mengajari Lyria dengan benar ketika dia bertemu dengan Lyria nanti.

"Nenek, Ibu, apakah kalian sudah menemukan laki-laki lain untuk Lyria? Aku tidak ingin pelacur itu menggoda Razen."

"Tidak perlu cemas, Sayang. Ibu dan Nenek telah menemukan pria yang cocok untuk Lyria." Semalam Eugene dan Mallory menghadiri pesta jamuan istri seorang pengusaha, di sana mereka mengetahui bahwa putra satu-satunya dari keluarga Luther sedang mencari wanita untuk menjadi istri putra mereka yang cacat mental.

Mallory dan Eugene tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan, mereka dengan segera mempromosikan Lyria. Dan kemudian mereka mencapai kesepakatan, bahwa keluarga Luther akan memberi banyak uang untuk pernikahan itu.

"Seperti apa pria itu, Bu?" tanya Kaitlyn. Dia tahu bahwa ibu dan neneknya pasti tidak akan memilihkan pria baik untuk Lyria, tapi tetap saja dia ingin tahu.

"Namanya George Luther, usia 30 tahun, cacat mental."

Mendengar balasan dari ibunya, Kaitlyn merasa sangat terhibur. "Ibu dan Nenek memang yang terbaik."

Mallory dan Eugene tersenyum licik. Untuk wanita seperti Lyria, George sudah cukup pantas. Lyria harus berterima kasih pada mereka karena memilihkan jodoh yang baik.

Di perusahaan tempatnya bekerja, Lyria beserta pegawai lainnya diberitahukan bahwa sebentar lagi CEO perusahaan mereka akan datang berkunjung ke ruangan itu. Ini merupakan pertama kalinya kunjungan itu dan para pegawai tampak sedikit gugup, tapi ada juga beberapa yang bersemangat.

"Aku dengar CEO kita benar-benar tampan," rekan kerja Lyria mulai bergosip.

"Itu benar. Aku pernah melihatnya di majalah bisnis. CEO kita bahkan lebih baik dari model laki-laki yang menjadi sampul majalah." Yang lainnya menanggapi.

Suara-suara yang bersemangat terdengar satu demi satu, lalu kemudian menjadi hening ketika kepala perancang busana memerintahkan mereka untuk berhenti bicara.

Satu-satunya yang tidak begitu tertarik pada seberapa tampan CEO perusahaan mereka hanyalah Lyria. Dia telah berurusan dengan pria tampan seperti Razen, dan pria seperti itu benar-benar buruk. Dia tidak memiliki kesetiaan sama sekali. Dan lelaki tampan lainnya yang tidur dengannya, pria itu menggunakan tubuh dan wajahnya untuk mencari uang. Jadi, tampan benar-benar tidak begitu menarik perhatian Lyria.

Pintu lift terbuka, suara langkah kaki terdengar. Lyria dan para pegawai lainnya berbaris dengan rapi. Mata Lyria nyari saja jatuh ketika dia melihat pria dengan setelan hitam yang berjalan di barisan paling depan diikuti dengan para petinggi perusahaan di belakangnya.

Sial! Lyria mengumpat di dalam hatinya. Tidak mungkin pria yang ia kira pria bayaran adalah CEO nya. Sepertinya dia benar-benar telah kehilangan keberuntungannya. Mungkin sebentar lagi dia akan dipecat karena dianggap telah menghina pria yang merupakan CEO nya.

Lyria tidak berani melihat ke arah Axelsev, wanita itu menundukan kepalanya dan hanya melihat ujung sepatu lancipnya. Jika bisa dia ingin segera bersembunyi sekarang.

Terikat PadamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang