1. Kematian Raja Atyich

13 1 0
                                    

Kisah ini dimulai di sebuah negeri bernama Tyichiza. Sebuah wilayah yang berada di bawah kekuasaan Raja Atyich IV.

Kerajaan Tyichiza adalah kerajaan yang besar dan unggul. Baik dari segi wilayahnya yang strategis maupun ekonominya yang maju. Tak mengherankan jika kerajaan lain pun menaruh rasa segan padanya.

Namun, saat itu Kerajaan Tyichiza bukanlah satu-satunya kerajaan besar, hebat, dan disegani. Setidaknya masih ada satu lagi kerajaan yang punya pengaruh yang sama besarnya dengan Kerajaan Tyichiza, dan kerajaan itu adalah kerajaan yang dipimpin oleh Raja Samkhatra, sahabat Raja Atyich itu sendiri.

Kekuatan yang sama besarnya dan jalinan persahabatan yang erat menjadi kunci dari kedamaian rakyat mereka. Tidak ada permusuhan apalagi peperangan di antara mereka. Tidak, tidak terjadi sama sekali. Setidaknya sampai suatu tragedi mengejutkan terjadi.

Ketika Raja Atyich dibunuh, rakyat Kerajaan Tyichiza sangat berduka. Mereka telah kehilangan sosok pemimpin yang mereka cintai. Lalu, kabar tentang penyebab kematian raja mereka pun simpang siur di kalangan Rakyat Tyichiza.

Layaknya virus, kabar itu menyebar begitu cepat. Bahkan telah mencapai ke negeri tetangga, yaitu Negeri Samkha. Salah satu prajurit Kerajaan Samkha menyampaikan pada Raja Samkhatra bahwa di Tyichiza para rakyat menuduhnya bertanggung jawab atas kematian Raja Atyich IV.

Raja Samkhatra yang merasa difitnah pun akhirnya mengirim utusan yang membawa pesan untuk Putera Mahkota di Tyichiza. Namun, bukannya mendapatkan sambutan baik di sana, utusan itu malah diperlakukan dengan tidak hormat.

Bahkan, secara terang-terangan kini Sang Putera Mahkota, Pangeran Atyich V menuduh Raja Samkhatra sebagai dalang dari pembunuhan ayahnya, langsung di hadapan utusan dari Raja Samkhatra. Entah dengan bukti apa Sang Pangeran menuduh Raja Samkhatra, yang jelas mulai saat itu hubungan kedua kerajaan menjadi sangat tegang.

Seiring waktu berlalu, Putera Mahkota yang dulu pun kini naik menjadi Raja yang baru. Namun, kondisi hubungan dengan Kerajaan Samkha masih sama seperti yang terakhir kali bahkan mungkin semakin memburuk.

Selain itu, secara sepihak Raja Atyich V telah memutus hubungan politiknya dengan Kerajaan Samkha. Hanya ada beberapa perjanjian perdagangan yang masih dibiarkan ada, itu pun hanya karena sudah terlanjur berjalan.

Di perbatasan kedua negeri pun tak kalah panasnya dengan percaturan politik kedua kerajaan besar itu. Atas perintah masing-masing raja, dilarang bagi para rakyatnya memasuki wilayah kerajaan lain.

Begitulah sepanjang tahun berlalu dan tidak ada tanda-tanda hubungan yang membaik di antara dua kerajaan. Hingga tiba-tiba saja Raja Atyich V mengumumkan peperangan kepada Kerajaan Samkha.

Serangan demi serangan dilancarkan oleh pihak Kerajaan Tychiza, tetapi pihak Kerajaan Samkha tidak memberikan perlawanan yang berarti. Hal itu dikarenakan Raja Samkhatra sendirilah yang tidak menginginkan peperangan.

Raja Samkhatra dan penasihat politiknya, Aksyatra pun terus mencoba membuka pintu diskusi dengan pihak Kerajaan Tychiza. Namun, selalu saja diskusi itu diakhiri dengan ketidak-sepakatan. Alhasil, akhirnya kedua kerajaan itu pun berperang di Lembah Surez.

Peperangan sengit pun terjadi. Banyak prajurit dari kedua kerajaan yang menjadi korban dan meninggal dengan status pahlawan. Sementara itu, masing-masing dari dua kubu terus menambah pasukannya.

Lari Ke HutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang