Teh dan Skandal

130 13 0
                                    


5 tahun kemudian

Setiap Season, para wanita bangsawan kalangan atas selalu memiliki skandal yang menjadi perbincangan. Beragam skandal para bangsawan dibicarakan termasuk kehidupan Duchess of Wolverton.

Season kali ini sang Duchess dengan penuh percaya diri mendampingi adik sang duke . Semua orang tahu sang duke menikahi wanita itu bukan karena cinta. Meskipun kejadian sudah beberapa tahun yang lalu kabar sang duke meninggalkan Duchess pada saat malam pernikahan membuat seluruh pelayan di kediaman Wolverton gempar dan mulai muncul kabar tidak baik dari para bangsawan tentang sang duchess.

Para wanita bangsawan berpikir bahwa sang duchess tidak cukup menarik untuk dinikmati oleh sang duke. Sebelum menikah, Duchess of Wolverton bukanlah seseorang yang populer di pesta manapun. Dengan tubuh gemuk dan pendek serta wajah yang biasa saja,

Dalam keadaan di telantarkan dan sendirian, sang duchess mengalihkan perhatian dengan mengelola sendiri seluruh properti Wolverton. Memang, saat ini dia memiliki banyak uang dan pelayan yang kompeten tapi tetap saja itu beban yang sangat berat ditanggung seorang wanita.

Hal yang disepakati para Wanita bangsawan yang sering membicarakan sang duchess bahwa sang duchess adalah wanita yang malang. Wanita yang mengisi hari-hari hampa dengan tanggung jawab maskulin, suaminya jauh di benua lain dan bahkan sang duchess tidak memiliki anak yang bisa menghibur. 

Charlotte memusatkan perhatian pada sinar mentari hangat yang membasuh tubuhnya di kereta kuda terbuka. Ia menghirup udara segar Eathocheaton dalam-dalam, berusaha menyingkirkan bau pengap kediaman Lady Jewell dan perbincangan kalangan wanita bangsawan mengenai dirinya.

Charlotte seorang duchess tanpa duke, nyonya tanpa tuan. Kehidupannya selalu menjadi bahan perbincangan karena kondisi pernikahannya yang tidak wajar bagi mereka.

Hidupnya saat ini baik-baik saja dan kini saatnya ia bertanggung jawab atas debut Jane Anne Craven well, ia berharap Jane memiliki suami yang baik tidak seperti kakak laki-lakinya.

"Aku tak mengerti mengapa para wanita bangsawan selalu membicarakan skandal disaat pesta minum teh," 

kata gadis itu untuk kelima kalinya sejak kereta kuda meninggalkan kediaman Lady Jewell.

"Bagaimana bisa membicarakan kehidupan rumah tangga orang lain jauh lebih menyenangkan daripada membicarakan pemandangan alam yang ada di rumah Lady Jewell?"

"Jane.. ada buku yang mengatakan bahwa teh terasa nikmat jika dilengkapi dengan skandal."

"Apakah kebiasaan ini sudah menjadi sebuah tradisi?"

"Sebuah tradisi terjadi karena kebiasaan yang sering dilakukan."

Ekspresi Jane masih bingung tapi sepertinya gadis itu bisa mulai memahami kehidupan Wanita bangsawan. Charlotte mengamati wajah adik iparnya di bangku seberang kereta kuda. Menatap wajah cantik gadis itu dengan perasaan kagum. 

Hidung Jane mancung melengkung tidak pesek dan wajahnya tirus. Rambut Jane berwarna seperti kakak laki-lakinya. Tubuh jane langsing dan tinggi.

Charlotte senang melihat Jane kini mekar menjadi gadis yang cantik tidak seperti dirinya, hal itu membuatnya lebih bertekad untuk melindungi dan menjaga gadis itu dan memastikan Jane akan mendapat suami yang pantas.

"Charlotte.. hanya saja aku muak mendengar mereka selalu membicarakanmu."

"well, apa yang mereka katakan memang benar, tetapi aku baik-baik saja,"

Kendaraan kereta kuda terbuka melambat,

"whoa," 

kusir Charlotte berseru dari bilik kemudi diatas, menarik tali kekang kencang-kencang dan melajukan kereta kuda sepelan siput.

"Ada apa, Hans?" tanya Charlotte seraya menegakkan posisi di kursinya"Kenapa kau memperlambat laju kereta?"

"Di depan kita ada Kepala pelayan Kediaman Wolverton, Your Grace, Sepertinya ada sesuatu yang mendesak."

"Edmund?" 

Charlotte mengaitkan jemari yang terbungkus sarung tangan pada puncak pintu kereta kuda, setengah berdiri dari kursi dan menatap Edmund menunggangi kuda dengan tergesa-gesa. Padahal sebentar lagi ia dan Jane akan sampai di Wolverton Hall.

"Duchess, suami Anda sudah Kembali." 

Charlotte menatap Edmund tanpa berkedip. Ia tahu ia pasti salah mendengar ucapan kepala pelayannya itu.. atau mungkin pria itu baru saja minum-minum, meskipun ia belum pernah melihat pria itu mabuk. "Saya tahu ini kejutan yang luar biasa bagi Anda." Lanjut Edmund sungguh-sungguh.

Seandainya berita itu datang dari sumber yang kurang bisa dipercaya, Charlotte akan langsung mengabaikannya. Namun jelas Edmund adalah pria yang mengabdi pada keluarga Wolverton sudah lama sebelum ia menjadi Duchess.

Raut wajah Charlotte berubah muram berbeda dengan Jane yang sangat gembira kakaknya sudah kembali ke Eathocheaton.

Sang duke sudah pulang, batin Charlotte tanpa sadar. Kecemasan-kecemasan yang ada dipikiran Charlotte mulai muncul.

Bagaimana jika.. sang duke kembali dengan membawa perempuan lain? Bagaimana jika selama ini Eugene sudah memiliki penerus?

Wolverton Hall

Sambil tersaruk masuk ke kamar pribadinya, Charlotte menuju wastafel dan menuang air suam-suam kuku ke gerabah cuil. Ia membilas debu dan keringat dari wajahnya, gerakannya metodis namun pikirannya kalut. Charlotte teringat saat Eugene meninggalkan dirinya.

Meskipun setelah kepergian Eugene, Charlotte mampu menjadi Duchess yang baik dalam menjalankan tugas-tugasnya terutama menjaga properti Wolveton, Hanya saja Charlotte merasa tidak dicintai dan kesepian.

Sebuah keajaiban Eugene kembali, ketakutan Charlotte adalah jika Eugene kembali dan menceraikannya lalu mengembalikan dirinya ke keluarganya. Ia akan menjadi bahan pembicaraan dan keluarganya akan melihatnya sebagai seorang wanita bangsawan yang gagal dalam berumah tangga.

Salah satu cara yang dapat Charlotte lakukan agar mengikat suaminya tetap berada disisinya adalah dengan memberikan penerus.

Dengan tekad yang bulat Charlotte akan memberikan Eugene penerus. Charlotte siap melakukan apa saja demi mempunyai penerus agar ia tidak diceraikan dan tidak dianggap wanita bangsawan yang gagal dalam berumah tangga! 

The Wallflower DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang