Bel pulang berbunyi.
Sagara bergegas membereskan barang - barang milik nya lalu berlari menuju UKS.
Tiba di UKS, Sagara langsung menemui adik nya.
"Dek, maaf tadi habis dari kantor gak langsung kesini." Kata Sagara.
"Gapapa kok, yang penting tadi ada bang Agam udah nungguin." jawab Mora.
"Yaudah, sekarang kita pulang ya." Ajak Sagara.
Mora mengangguk. Mereka berdua lalu segera pergi menuju rumah nya beserta teman - teman Sagara.
~
Abel kini sendiri an di halte bis, Ia menunggu bis giliran nya datang. Tidak sengaja pula, azen lewat dan melihat Abel yang sendiri an.
"Eh, Abel?." Tanya azen.
"Bang Azen?." Tanya balik Abel.
"Kenapa disini sendiri an?." Tanya azen lagi.
"Lagi nungguin bis." jawab Abel.
"Gimana kalau pulang nya sama saya aja?, Kebetulan saya mau pergi ke rumah Sagara." Tawar Azen kepada Abel. Ia juga khawatir dan takut Abel kenapa - kenapa.
Mendengar tawaran Azen, Abel setuju. Lagian ia juga ingin pergi menuju rumah Sagara untuk menemui Mora. Lalu Abel naik ke atas motor Azen.
Dengan sengaja, Azen meng gas motor tersebut dan membuat Abel terkejut.
"Pegangan, nanti jatuh." perintah Azen. Mendengar perkataan Azen, Abel malah memeluk Azen dengan erat agar tidak jatuh. Azen justru tertawa melihat tingkah Abel.
"Cepetan kita pergi." teriak Abel.
"Iya, kita pergi." ucap azen
~
Di rumah sagara, semua kini berdiskusi masalah biaya sekolah untuk Sagara dan Mora.
"Apa kita harus kerja paruh waktu?." Tanya Sagara.
"Lo yakin kerja paruh waktu?." Tanya balik Raden.
"Gua gak yakin sih." ucap Sagara.
"Udah deh, kita bisa sumbang masing - masing kan?." Kata nola.
"Bisa aja si, kalian semua keberatan?." Tanya Agam.
Semua menjawab dengan kata 'tidak' dengan serentak. Karena apapun itu, jika demi teman sendiri pasti akan mereka lakukan.
"Gua juga bisa nyumbang, uang nya dari hasil bantuin pak kumis jualan telur gulung." kata govaz.
"Dapat berapa lo sehari?." Tanya jayden.
"Gak kehitung, Masalahna mah duitna keur meuli cilok." jawab govaz.
"Jangan lupa apapun makanan nya, es cekek minuman nya." sahut raden.
Sagara kini hanya menghela nafas melihat tingkah laku mereka. Walaupun aneh, tapi mereka bisa menghibur nya. Tidak lama kemudian, Azen dan Abel datang.
"Ih duaan datang, pacaran ya?." Kata govaz.
"Pacaran lambe Lo" cetus Azen seraya menjitak kepala govaz.
"Oh ya Abel, mau ketemu Mora kan? Boleh langsung samperin aja tuh di kamar nya." ucap Sagara. Abel lalu berjalan menuju kamar Mora.
"Udah malam nih, kita pulang dulu dah." pamit Jayden.
"indung kuring bakal ambek lamun kuring balik telat, buruan pulang ih." kata govaz.
Teman - teman Sagara bergegas untuk pulang, rumah Sagara sekarang terasa sepi lagi.
Sedangkan Abel, ia juga akan pulang ke rumah nya. Rumah Abel dengan rumah Sagara tidak terlalu jauh, jadi Abel bisa pergi sendiri an tanpa di antar.
Sekarang jam sudah mulai menunjukkan pukul 9 malam.
"Adek, udah malam. Tidur gih." perintah Sagara lalu duduk di pinggir ranjang Mora.
"Iya, ini mau tidur kok." Kata Mora.
"Ya udah, tidur yang nyenyak ya. Selamat malam princess Abang." ucap Sagara lalu mencium kening adik nya itu. Ia juga mematikan lampu kamar Mora, agar Mora lebih terlelap dalam tidur nya.
Sagara pun sendiri, masuk ke dalam kamar nya. Ia terbaring di atas kasur dan termenung memikirkan banyak hal. Mulai dari biaya sekolah, uang untuk kehidupan nya sehari - hari dengan Mora, dan sesuatu yang di butuhkan Mora.
Ia juga harus menyiapkan uang simpanan. jika terjadi apa - apa dengan mora, ia bisa memakai uang tersebut. Semua nya hanya terlintas tentang Mora saja. Sebab bagi nya, Mora adalah segala nya.
"Bun, yah, aku takut Mora merasa kesepian dan iri dengan anak - anak yang lain jika itu perihal keluarga." Rintih Sagara.
Rasa cemas selalu menghantuinya. walaupun begitu, ia mencoba tetap kuat dan menutup semua kesulitan.
Dilihat nya sebuah bingkai foto keluarga mereka yang dulu masih utuh itu.
"Disini semua kelihatan bahagia."
Bunda, ayah, mereka pasti akan selalu mengawasi anak - anak mereka dari atas sana. Semua yang mereka lakukan, akan di awasi.
Teringat sesuatu yang di ucap kan oleh ayah.
'kalau suatu saat ayah udah gak ada, jaga adik mu'
Ayah dan bunda, yang tiada di sebabkan oleh kecelakaan mobil. Di hari dimana mereka pergi, akan menjadi kenangan buruk.
Semua kini menjadi kacau. Mulai dari ekonomi dan segala sesuatu yang biasa nya menjadi urusan ayah dan bunda. Tapi sekarang semua menjadi urusan tersendiri bagi Sagara, anak pertama.
YOU ARE READING
Mati dan Hidup
Random"ini hanyalah sebuah prolog yang manis dengan epilog yang pahit" -cerita yang di ambil dari sepucuk kisah nyata start = 13, Agustus, 2022 end = 3, September, 2022