14.) untuk Nola

19 11 4
                                    

"eh Lo semua gak pulang? Udah malam." Kata Raden.

"Gua pengen nya sih disini." Ucap jayden.

"Kalian gak perlu nungguin gua disini, pulang aja." Perintah govaz. Merasa takut membebani teman - teman nya itu.

"Iya deh vaz, kita pulang dulu." Kata Sagara.

Sedang kan Nola kini terfokus dengan handphone nya.

Bunda
________

||Nola sayang, kamu kapan pulang?
09.45 pm

Berhenti pura - pura peduli sama aku Bun||
Bunda pedulikan saja ayah, aku gak usah||
Read, 09.45 pm

||Apa maksudmu?
||Bunda khawatir sama kamu
||Pulang ya? Ayah nyari in kamu
09.45 pm

Aku gak bakal pulang, ayah sendiri yang usir aku||
Read, 09.45 pm

||Ayah nyesel, Nola
||Tolong pulang sekarang, demi ayah
09.45 pm

Gak ada kata demi ayah, Bun||
Read, 09.46 pm

"Nola, lo kenapa?." Tanya Sagara yang melihat raut wajah Nola tampak kesal.

"Masalah ayah gua." Jelas Nola.

Nola dan ayah nya sempat bertengkar ketika itu, tapi semua yang dilakukan ayah nya berakhir dengan penyesalan.

Flashback....

"Dari mana saja kamu?!, Berani nya kamu tidak pulang!." Tegas ayah dan menampar pipi Nola dengan cukup keras.

"Cukup ayah!, Mau sampai kapan lagi ayah mengekang aku?! Aku ini bukan anak kecil lagi!." Cetus Nola kepada ayah nya itu.

"Berani kamu melawan ayah?!." Tanya ayah nya itu dengan nada tinggi.

"Ya! Aku berani!." Jawab Nola.

"Pergi kamu dari sini!, Jangan anggap ini rumah mu lagi!." Ayah menyeret Nola agar keluar dari rumah, lalu menutup pintu rumah tersebut dengan keras.

"Sayang, jangan seperti itu." Kata bunda Nola. Bunda memohon agar Nola tidak di usir dari rumah, tapi ayah tidak menghiraukan perkataan bunda.

Bunda kini menatap Nola dari balik jendela, ia melihat Nola yang akan pergi. Semenjak hari itu, Nola tidak pernah tidur di rumah nya lagi. Ia akan tidur di rumah Jayden atau pun Sagara.

"Balik aja, ayah lo mungkin mau ngomong sesuatu." Saran dari Sagara untuk Nola. Tapi Nola tetap tidak ingin pulang, ia malah ingin tidur di rumah Sagara untuk malam ini.

Sagara menghela napas nya, terpaksa ia menyetujui. Mungkin kini hati Nola masih terasa sakit karena ayah nya.

Mereka berdua lalu pulang bersama.

Tiba di rumah Sagara, Nola terbaring di sofa.

"Lo yakin gak pulang?." Tanya Sagara.

"Gua yakin." Ucap Nola.

Karena mengantuk, Nola mulai memejam kan mata nya. Ia lebih memilih untuk tidur di sofa. Karena merasa tidak enak jika tidur di kamar, Sagara pun juga tidur di sofa satu lagi untuk menemani Nola.

Jam menunjukkan pukul 11.54.

Nola tiba - tiba terbangun dari tidur nya, ia lalu menuju dapur dan mengambil segelas air putih. Sagara pun ikut terbangun, ia duduk sebentar lalu ikut ke dapur untuk mengambil segelas air putih.

"lo gak tidur lagi?." Tanya Sagara.

"Rencana nya gua mau tidur lagi." Kata Nola.

Mereka mengobrol sebentar, dan kemudian satu pesan masuk di handphone Nola.

Bunda
_______

||Nola, ayah sudah tidak ada...
00.00 am

Nola lantas terkejut, ia masih mencoba untuk tidak langsung percaya. Akan tetapi, diri nya merasa panik.

"Kenapa?." Tanya Sagara.

"Ayah gua.."

"Kenapa ayah lo, Nola?."

"Ayah gua udah pergi..." Rintih Nola.

Sagara yang mendengar nya pun lantas memeluk Nola, dan Nola yang kini merasa hancur ketika sang ayah sudah tiada. Sagara tau seperti apa perasaan Nola saat ini, sebab ia pernah mengalami nya.

"Nola, ikhlas..." Bisik Sagara dan mengusap punggung teman nya itu.

Nola merasa bersalah, ia bergegas pergi ke rumah nya untuk melihat sang ayah. Nola di antar oleh Sagara, karena Nola tidak sanggup untuk mengendarai motor nya.

Tiba di rumah, Nola berlari ke arah bunda nya itu.

"Bunda, maaf in Nola." Ucap Nola yang merasa bersalah.

"Nola, ini bukan kesalahan kamu nak." Kata bunda dan mengelus - elus punggung Nola.

Nola lalu melepas pelukan tersebut dan menghampiri jenazah ayah nya yang sudah di dalam peti.

"Ayah, maaf..." Rintih Nola. Hati nya hancur ketika melihat ayah nya, laki - laki yang tangguh kini sudah pergi untuk selama - selama nya.

Sagara menghubungi teman - teman nya, dan memberikan kabar tersebut. Tentu semua ikut berduka cita, satu persatu datang ke rumah Nola dimana di depan rumah nya sudah ada bendera berwarna putih.

"Nol, lo harus kuat." Jayden yang menepuk pundak teman nya itu. Ia ikut bersedih atas kehilangan sosok ayah nya Nola.

"Den, gua jahat." Kata Nola.

"Gak Nola, lo gak jahat. Ayah lo tiada bukan karena Lo, tapi karena takdir tuhan." Ucap jayden.

"Takdir tuhan gak bisa di ganggu gugat lagi, Nola." Ujar azen.

Di larut malam itu, Nola kehilangan sosok ayah nya. Tangisan nya, adalah bentuk rasa kehilangan dan rasa sedih saat itu.

~

Di pagi hari, Nola masih menetap di samping peti ayah nya. Hari ini ayah nya akan di kubur, dan ia tidak masuk sekolah hari itu.

Sagara dan teman - teman nya tetap sekolah kecuali Jayden, ia yang membantu menguatkan Nola.

Dari sini kita bisa belajar, bahwa suatu kejadian akan datang secara tiba - tiba tanpa di rencanakan. Walau berat, apapun itu harus kita ikuti selagi baik. Jika tidak, akhir nya akan dengan sebuah penyesalan.

Mati dan HidupWhere stories live. Discover now