Pagi hari, Sagara terbangun dari tidur nya. Ia beranjak dari kasur dan memeriksa apakah Mora sudah terbangun.
Di buka nya pintu kamar Mora dengan hati - hati. Ternyata ketika di lihat, Mora sudah terbangun dan kini sedang melihat handphone milik nya.
"Cantik Abang udah bangun, ya?." Tanya Sagara.
"Udah, aku laper." Rengek Mora.
"Aduh gimana ya, kita gak punya makanan untuk di makan pagi ini." Jawab Sagara dan menghela nafas nya.
Mora merasa kecewa, padahal ia sudah merasa sangat lapar sekarang.
Tiba - tiba saja, seseorang menekan bel dan membuat Sagara bergegas memeriksa.
"Eh, Agam? Ngapain lo kesini?." Tanya Sagara. Agam tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam rumah. Tidak dengan tangan kosong, ia membawakan dua porsi bubur ayam.
"Gua bawain ini buat Lo sama Mora, gua yakin pasti pagi ini gak ada makanan yang bisa kalian makan." Ucap Agam.
Sagara tentu merasa tersentuh dengan perhatian yang diberikan oleh Agam untuk nya dan Mora.
"Makasi gam." Ucapan terimakasih Sagara untuk Agam.
Tidak berapa lama, Mora keluar dari kamar nya. Mora yang melihat kehadiran Agam, tentu terkejut.
"Bang Agam ngapain kesini pagi - pagi?." Mora yang kebingungan lalu menghampiri mereka berdua.
"Bang Agam beli in kita bubur, kamu mau makan sekarang?." Kata Sagara.
"Mau, tapi ada susu gak?." Tanya Mora.
Sagara menggeleng. Raut wajah Mora lalu murung, karena biasa nya ia selalu minum susu ketika akan sarapan.
"Biar gua yang beli in kalau gitu, gar." Ucap Agam.
"Lo gak keberatan?." Kata Sagara.
"Gak sama sekali." jawab Agam. Sagara lalu menepuk pundak Agam dan mengucapkan terimakasih kembali.
Karena tidak ingin lama, Agam mengajak Mora untuk ikut dengan nya. Tentu Mora panik, sebab ia masih terbalut baju tidur.
"Sebentar, aku siap - siap dulu." kata Mora.
Setelah menunggu beberapa menit, akhir nya mora sudah siap untuk berangkat.
Mereka berdua pergi dengan motor Agam.
~
Jova yang pagi ini sedang menyiram tanaman nya di depan rumah. Tidak sengaja ia bertemu dengan Jayden.
"Jova temen nya Mora kan?." Tanya Jayden. Jova hanya mengangguk.
"Kaya nya rumah kita deket deh, rumah kamu disini ya? Rumah aku disana dan gak jauh dari rumah kamu." jelas Jayden.
"Oh begitu ya." kata jova.
"Eh, kamu udah sarapan? Kalau belum kita bisa pergi sarapan bareng." Ajak Jayden.
Jova mengangguk, ia menerima tawaran yang Jayden berikan.
"Aku siap - siap dulu ya." Izin jova.
~
Tiba di minimarket, Mora langsung mencari keberadaan susu yang ia sukai itu. Setelah mendapat kan nya, ia berlari arah Agam dan memberikan susu tersebut.
"Aku mau beli susu ini." Kata Mora. Agam yang melihat nya, tersenyum dan mengambil susu tersebut.
"Kita bayar dulu ya." Ucap Agam.
Agam saat kini merasa gemas dengan tingkah laku Mora yang seperti anak kecil. Oh tidak, ia memang seorang anak kecil.
"Dasar bocil." Ujar Agam.
"Apa kata Abang? Bocil?." Cetus Mora.
"Itu fakta." ejek Agam. Raut wajah Mora lalu berubah, yang awal nya gembira menjadi marah. Tentu ia merasa tidak terima, sedangkan ia sudah besar sekarang.
Tapi apa boleh buat, Agam merasa bahwa Mora sangat lucu. Ia terus mengejek Mora hingga tiba di rumah.
"Bang sagar, liat tuh bang Agam. Masa di ngejek aku bocil sih." Mora mengadu kepada Abang nya.
"Kenapa marah? Kan memang bener." Cengir Sagara.
"Terserah." Marah Mora kepada Sagara.
"Udah jangan marah cantik nya Abang, sekarang kita sarapan dulu yuk?." Ajak Sagara dan menarik tangan adik nya itu.
Mora duduk di kursi nya dan mengambil bubur ayam lalu langsung melahap nya.
"Ngomong - ngomong, mumpung hari ini libur. Kalian mau pergi jalan - jalan gak?." Tanya Agam.
"Gua males jalan - jalan, mending nongkrong aja." Ucap Sagara.
"Tapi aku mau pergi jalan - jalan gitu." Ujar Mora. Mendengar nya, Sagara merasa kebingungan. Apa yang harus dilakukan sedangkan ia sedang tidak ingin pergi.
"Adek lo pergi nonton bareng gua aja." Tawar Agam.
"Tapi masalah nya gua gak ada uang" bisik Sagara di telinga Agam.
"Gampang, biar gua yang bayarin." Bisik Agam kepada Sagara.
Raut wajah Sagara lalu ceria, jadi ia tidak perlu memikirkan biaya.
"Sekarang kamu cepetan habis in makan nya, nanti kamu pergi bareng bang Agam aja." Perintah Sagara.
"Beneran bakal nonton?!." Teriak Mora.
"Iya cantik." Ucap Sagara.
Mora lalu merasa kegirangan, dan ia bergegas menghabiskan sarapan nya.
Setelah sarapan nya selesai, ia berlari ke arah kamar dan bersiap - siap.
"Adek lo keliatan senang nya." Ujar Agam.
"Makasi gam, jarang gua liat dia kegirangan kaya gitu." Lagi dan lagi Sagara berterimakasih kepada Agam. Agam yang mendengar nya tersenyum kepada Sagara.
Beberapa menit kemudian, Mora selesai bersiap - siap.
"Ayok berangkat sekarang." Ajak Mora.
Agam lalu berpamitan dengan Sagara begitu juga Mora.
YOU ARE READING
Mati dan Hidup
Random"ini hanyalah sebuah prolog yang manis dengan epilog yang pahit" -cerita yang di ambil dari sepucuk kisah nyata start = 13, Agustus, 2022 end = 3, September, 2022