Sekarang Mora yang baru saja tiba di rumah baru nya dengan keluarga yang baru.
"Jadi ini aku bakal mulai kehidupan baru tanpa bang sagar?." Tanya Mora dalam hati nya. Dilihat nya sekeliling rumah tersebut, tampak besar dan mewah.
"Mora, ini kamar kamu sekarang." Ucap wanita itu yang bisa di panggil dengan sebutan 'ibu'.
Mora masuk ke dalam kamar nya dan mulai mengemasi barang - barang milik nya. Kamar tersebut luas, lebih luas dari kamar yang sebelumnya.
Tiba - tiba saja, seorang anak kecil masuk ke dalam kamar Mora. Ia adalah adik tiri Mora, naya nama nya.
"Ada apa?." Tanya Mora. Naya menggeleng kan kepala nya dan mengatakan 'tidak ada apa - apa'. Naya menatap Mora hingga ia tidak berkedip.
"Kakak, cantik." Ujar Naya. Ia merasa terpesona dengan kecantikan Mora. Tentu Mora yang mendengar nya tersenyum, lalu mengusap kepala Naya dengan lembut.
"Ini kali pertama nya aku menjadi seorang kakak, apa aku bisa?." Kata nya dalam hati. Biasa nya, ia hanya menjadi anak bungsu dengan seorang Abang yaitu Sagara.
"Kakak, ayo main bareng." Ajak Naya.
"Tunggu sebentar ya, kakak mau beresin ini dulu." Kaya mora. Naya mengangguk dan pergi keluar kamar, dan Mora yang mulai membereskan barang - barang nya.
~
Di rumah Sagara, teman - teman nya yang berada disana.
"Adek lo mana?." Tanya Agam.
"Udah pergi, sama keluarga baru." Jawab Sagara.
Sontak semua terkejut dengan perkataan yang dilontarkan oleh Sagara.
"Maksud lo?." Tanya Jayden untuk memastikan.
"Mora, adek gua udah di adopsi." Jelas Sagara.
"Kenapa? Lo yang ambil keputusan ini?." Tanya Agam dan menepuk pundak Sagara.
"Iya, gua yang ambil keputusan ini. Gua mau dia ngerasain lagi rasa nya punya keluarga yang lengkap." Kata Sagara.
"Lo yakin dia bakal aman?." Tanya Agam.
"Yakin, gua harus yakin." Sagara yang mencoba meyakinkan, semua harus menjadi baik - baik saja.
"Oh ya gar, di rumah lo kaga ada makanan apa ya? Gua lapar." Ujar nola.
"Iya nih, beuteung kuring lapar." Sahut govaz.
"Gak ada makanan di rumah gua, lo pada beli aja." Kata Sagara.
"Den, Hayu urang meuli cilok. Cilok mah the best, ya gak?." Kata govaz.
"Apapun makanan nya, es cekek minuman nya. Satuju teu?." Tanya Raden kepada govaz.
"Setuju!." Teriak govaz. Karena merasa sangat kelaparan, mereka berdua lalu pergi keluar membeli cilok dan es cekek kebanggaan mereka.
Ketika dalam perjalanan, tiba - tiba saja motor govaz berhenti.
"Vaz, motor lo kenapa? Kok tiba - tiba berhenti? Lagi pundung kah?." Tanya Raden.
"béak minyak, hehe." Cengir govaz tanpa rasa bersalah. Karena kesal, Raden memukul govaz dengan sendal jepit nya itu.
"Ga modal lo." Cetus Raden. Raden lalu meninggalkan govaz yang sedang khawatir dengan motor tua nya itu.
YOU ARE READING
Mati dan Hidup
Casuale"ini hanyalah sebuah prolog yang manis dengan epilog yang pahit" -cerita yang di ambil dari sepucuk kisah nyata start = 13, Agustus, 2022 end = 3, September, 2022