Di rumah, mora terdiam di kamar. Merenung kan kejadian yang di sekolah tepat nya ruang UKS ketika berdua dengan agam.
"Ka agam pasti bercanda." Rintih mora, menganggap yang di katakan oleh agam hanya lah sebuah candaan.
Ketika mora sedang terbaring di kasur nya, tiba - tiba ibu membuka pintu kamar dengan keras dan menarik mora agar berdiri di hadapan nya.
"Mora!, Lihat nilai kamu! Sangat menjengkelkan!." bentak ibu kepada mora seraya memperlihatkan sebuah kertas dimana terdapat nilai mora yang tidak memuaskan.
"Maaf, aku lagi gak fokus." Ucap mora.
"Gak fokus gimana?!."
"Aku lagi cape...."
"Alasan! Lihat naya, walau dia cape tapi dia masih bisa mendapatkan nilai yang memuaskan!. Lalu bagaimana dengan kamu? Kamu tidak bisa! Bodoh!." Ibu terus membentak Mora, hingga akhirnya kesabaran Mora pun hilang.
"Cukup Bu!, Jangan bandingkan aku dengan Naya lagi!. Anak mu itu dua, bukan satu!." Teriak Mora. Sungguh kini emosi nya tidak terkendali.ia pun pergi, pergi dari rumah.
Sekarang Mora pergi menuju taman, tempat biasa ketika ia pergi bermain dengan ayah dan bunda. Ia duduk di ayunan, mengayunkan ayunan itu dengan perlahan. Tidak lama pula, hujan pun datang membuat Mora kebasahan.
Ia merasa kedinginan, bukan meneduhkan diri nya tapi ia tetap duduk di ayunan tersebut. Agam yang kebetulan lewat, melihat Mora yang kehujanan. Agam pun mendatangi Mora dengan payung nya.
"Mora, kenapa disini?." Tanya agam yang sedikit berteriak karena suara hujan.
Mora tidak menjawab, ia memeluk tubuh nya sendiri karena merasa kedinginan. Agam yang khawatir lalu membawa Mora dari tempat tersebut dan pergi untuk meneduh.
Mereka meneduh di sebuah toko kecil. Agam yang melihat Mora dengan wajah pucat nya itu pun, memberikan jaket milik nya agar Mora merasa hangat kembali.
Agam memeluk Mora, berusaha untuk menenangkan Mora. Tampak Mora yang menangis, diri nya yang terlihat lemas.
"Nangis saja sepuas kamu, peluk aku agar tetap hangat." Kata agam kepada Mora dan mengelus pelan kepala Mora.
Tidak di sangka pula, Sagara melihat mereka yang kini sedang berdua di sebuah toko kecil untuk berteduh. Tentu Sagara tidak tinggal diam, di hampiri nya mereka.
"Ada apa?." Tanya Sagara.
Agam hanya diam, ia lalu melepaskan pelukan nya dari Mora. Mora yang tau akan kehadiran Sagara menatap nya.
"Kamu nangis? Kenapa? Ada yang jahat in kamu?." Tanya Sagara panik.
Tentu Sagara panik, sebab adik nya yang menangis dan wajah nya yang terlihat pucat saat ini.
Sagara menarik tangan adik nya itu dan memeluk nya. Akan tetapi, Mora melepaskan pelukan tersebut, ia lalu menghampiri agam.
"Mora, kenapa? Ini Abang kamu." Ucap Sagara.
Akan tetapi Mora tidak menghiraukan nya.
Sagara pun merasa sakit di hati nya ketika melihat sang adik yang menjauh.
"Kenapa menjauh, cantik Abang?." Tanya Sagara sekali lagi.
"Kamu bukan Abang ku, Abang ku gak pernah kasar." Kata Mora.
Mora masih terkejut dengan apa yang dilakukan Abang nya ketika di sekolah. Membuat agam terluka dan Mora yang khawatir akan hal itu. Entah mengapa, tapi Mora sangat khawatir kepada agam.
"Kamu gak tau apa yang sebenarnya atas kejadian tadi." Ucap Sagara. Mora menggeleng kan kepala nya, menandakan ia tidak ingin berbicara kepada Sagara saat ini.
Sagara pun mundur beberapa langkah, lalu ia pergi dengan perasaan yang tidak enak.
"Kenapa kamu kaya gitu?." Tanya agam.
"Abang aku gak pernah kasar selama ini." Kata Mora.
~
Sagara kini berjalan, ia yang pergi menuju rumah dengan berbasah - basah an.
"Maaf.." rintih Sagara. Merasa bersalah akan hal yang sudah dilakukan nya sehingga membuat Mora seperti itu.
Masih mencoba untuk bisa berbaikan dengan Mora.
Princess
__________Maaf, maaf in abang||
Read, 08.30 pmAkan tetapi, pesan nya hanya dibaca dan tidak di jawab sama sekali.
"Siapa?." Tanya Agam yang melihat Mora tampak ragu ketika melihat handphone nya.
"Bukan siapa - siapa." Jawab Mora.
"Sekarang kamu aku anterin pulang ya?." Kata Agam.
Mora menggelengkan kepalanya, ia ingin tidur di rumah Abel untuk sementara. Agam pun mengerti dengan keadaan Mora saat ini, ia mengantar kan Mora ke rumah Abel.
Tiba disana...
"Gapapa, kamu bisa tidur kok di rumah ku." Ucap Abel ketika sudah tau masalah yang di alami oleh Mora.
Abel lalu membawa Mora ke dalam rumah nya dan Agam pun yang pergi.
"Ganti baju kamu, pakai baju aku dulu." Kata Abel. Mora pun mengikuti dengan yang Abel perintah kan.
Ketika sudah mengganti baju nya, Mora teringat akan adik tiri nya yaitu Naya yang kesepian di kamar.
"Gua khawatir sama Naya, adik tiri gua." Ucap mora. Abel pun menghampiri Mora dan menepi pundak nya.
"Adek lo ga bakal kenapa - kenapa, besok lo pergi pulang ke rumah dan temui adek lo." Kata Abel.
"Gua harap Naya gak kenapa - kenapa.
YOU ARE READING
Mati dan Hidup
Random"ini hanyalah sebuah prolog yang manis dengan epilog yang pahit" -cerita yang di ambil dari sepucuk kisah nyata start = 13, Agustus, 2022 end = 3, September, 2022