17 | Neverending Story

167 27 3
                                    

Tak ada lagi yang bisa dipungkiri. Jihyun tak bisa menganggap semua yang baru saja terjadi adalah mimpi, karena itu benar-benar kenyataan. Dia masih ingat benar kejadian itu. Semuanya terjadi begitu cepat, apakah dia bisa menerima kenyataan bahwa adiknya telah meninggal? menerima fakta bahwa adiknya baru saja pergi menyusul ayahnya?

Yang memimpin upacara pemakaman itu adalah Jeno, sedangkan Jihan hanya duduk di sudut ruang sambil menangis dalam diam.

"Jihyun-ya..."

Jihyun menoleh ketika dia mendengar panggilan untuknya dengan pelan

"Bagaimana dengan Jihan?" cemas Ryujin sembari melirik Jihan.

Jihyun menatap Jihan yang hanya diam di sudut ruangan, wanita Yang itu menggeleng pelan. "Biarkan dia sendiri dulu."

"Jihyun!"

Jihyun dan Ryujin spontan menoleh ke sumber suara, mereka melihat seorang wanita berjalan terburu-buru menghampiri keduanya.

"Ibu?"

Itu Yoori, dia datang dengan raut wajah cemasnya dan berhambur memeluk Jihyun dengan tangisan yang membeludak. Jihyun sempat terkejut lalu dia membalas pelukan Yoori sembari menangis.

"Heeseung yang memberitahu Ibu."

"Kau baik-baik saja kan?" cemas Yoori melepas pelukannya lalu menangkup wajah Jihyun.

"Apa Ibumu tahu?"

Jihyun terhenyak lalu dia menggeleng, "Aku sudah menitipkan salam pada teman Jungwon di sana, semoga dia segera memberitahu Ibu."

"Ibu hanya tahu kalau Jungwon kecelakaan bukan_"

"Semoga Ibumu bisa menerima semua ini." Yoori mengusap-usap pundak Jihyun.

Jihyun tidak tahu bagaimana respon ibunya jika melihat putra kesayangannya sudah tiada. Bagaimana dia akan menceritakan pada Ibunya itu? Jihyun beralih menatap Jihan lalu dia berjalan menghampiri Jihan, "Ayo kita pulang!" ucap Jihyun sendu.

Jihan mendongakkan kepalanya menatap Jihyun, "Aku dan Jungwon_" Jihan menghentikan kalimatnya, tiba-tiba air matanya menetes begitu saja, dia benar-benar tidak bisa menahan sakitnya, dia dan Jungwon baru saja dipertemukan tapi Tuhan mengambil nyawa pria itu.

"Ayo kita pulang!"

"Heeseung ingin berbicara denganmu." Jeno berucap membuat Jihyun mendongakkan kepalanya menatap lelaki itu. 

"Jaga Jihan sebentar." ucap Jihyun lalu dia beranjak dari sana, berjalan keluar dari ruangan itu. Jihyun menatap punggung Heeseung yang menjulang lalu wanita itu berjalan menghampiri Heeseung.

"Aku turut berduka cita." ucap Heeseung yang menyadari kehadiran Jihyun.

"Terima kasih, apa Jeno yang memberitahumu?"

Heeseung mengangguk, "Kau tidak memberitahuku, kenapa?"

Jihyun terdiam lalu menggeleng, "Aku_"

"Ayah!!"

Jihyun membulatkan matanya saat melihat Jiwoo tiba-tiba berlari menghampiri mereka dan Jiyoung yang berjalan di belakangnya dengan kedua mata yang sembab, Heeseung menyunggingkan senyum lalu dia berjongkok dan memeluk Jiwoo.

"Ayah merindukanmu sayang." ucap Heeseung menciumi pipi Jiwoo.

"Ibu bilang ayah sibuk kerja, ayah kapan pulang?"

Heeseung menggeleng, "Ayah tidak bisa pulang."

"Kenapa?"

Jihyun menghela napas panjang lalu dia mengusap pelan rambut Jiwoo, "Jiwoo main sama Jiyoung oppa dulu ya?"

DECEMBER | Lee Heeseung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang