01 | Who's?

971 62 6
                                    

"Jiwoo-ah, cepat nak!" teriak seorang wanita dengan kaos putih dan rambut yang dicepol ke atas sembari berjalan cepat menuju meja makan dimana di sana sudah duduk seorang pria berkemeja putih.

Seorang gadis kecil berumur sekitar 5 tahun berlari kecil menuju meja makan, pria itu tersadar kemudian dia menggendong gadis kecil itu dan mendudukkannya di kursi sebelahnya.

"Dimana kakakmu?" tanya wanita itu sembari menuangkan sup ginseng pada mangkok seorang pria yang duduk di hadapannya.

"Kakak di kamar." jawabnya.

"Aish anak itu!" Wanita itu menggerutu.

"Kamu duduk saja, biar aku yang melihat Jiyoung." pria itu menahan lengan sang istri lalu dia berdiri dari kursinya, namun langkahnya terhenti saat melihat sang putra sudah berjalan menuruni anak tangga dengan raut wajah yang lesu.

"Kenapa dengan wajahmu itu? Ini masih pagi, bersemangatlah!!" pria itu merangkul pundak sang putra lalu mengajaknya pergi ke meja makan.

"Kenapa? Kalah main game?" sahut wanita itu.

"Jihyun-ya, sudah!" timpal sang suami.

"Kakak sedih karena_"

"Tidak!" sahut Jiyoung cepat memotong pembicaraan Jiwoo.

"Kalian tidak perlu khawatir." Jiyoung menyunggingkan senyumnya lalu mendudukkan dirinya di kursi meja makan. Bocah 10 tahun itu melirik sang Ayah untuk sejenak lalu mulai melahap makanannya.

Drrt... Drrt...

Pria itu merogoh ponselnya dari saku kemudian dia bergegas menjawab panggilannya saat mengetahui nama sang penelpon.

"Ya?"

"Tuan Lee Heeseung, bisakah anda ke kantor sekarang?"

"Sekarang?"

"Iya, Sistem keuangan kita benar-benar hancur semenjak bendahara berganti."

"Aish, bagaimana bisa?"

"Saya kurang tahu, Tuan."

"Tunggu aku, aku akan kesana!"

Sambungan dimatikan oleh Heeseung, pria itu menatap Jihyun yang sedang sibuk menyuapi Jiwoo lalu beralih menatap Jiyoung yang sejak tadi diam sambil melahap makanannya.

"Jihyun-ah..." panggil Heeseung lirih.

"Ada apa?" Jihyun mengernyit sembari menatap ponsel Heeseung.

"Aku berangkat sekarang, ada kepentingan." ucapan Heeseung sontak membuat Jiyoung mendongak dan menatap Heeseung tajam.

"Ah sekarang ya?"

Heeseung mengangguk kemudian dia bergegas mengambil jas nya dan tas, dia mengecup lama kening Jihyun, "Tolong antar anak-anak, aku tidak bisa mengantar mereka."

Jihyun mengangguk lalu Heeseung melangkah pergi meninggalkan ketiganya, Jiyoung menatap punggung Heeseung lalu memicing. "Ayah tidak benar-benar sibuk."

"Jiyoung, kamu bicara apa? Ayo dimakan, nanti kamu terlambat!" ujar Jihyun lembut.

◇◆

Heeseung berlari kecil di koridor kantor, menuju ruangannya, raut wajahnya terlihat sangat cemas hingga kemudian dia membuka pintu ruangannya dan mendapatkan sosok gadis yang duduk di kursi kerjanya.

"Kau sudah datang?" gadis itu menyunggingkan senyumnya.

Heeseung membalas senyuman itu, dia berhambur mendekati gadis itu dengan tangan yang terulur menangkup kedua pipi gadis itu lalu menempelkan bibirnya di bibir gadis itu hingga kemudian Heeseung melepaskan ciumannya saat sang gadis itu mendorong sedikit tubuhnya.

DECEMBER | Lee Heeseung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang